Wednesday, August 1, 2018

Tips Agar Balita Kooperatif Saat Diajak-Ajak

Dari kemarin banyak yang DM nanyain tips and tricks nya apa kok Aiden bisa kooperatif saat saya ajak-ajakin ikut kegiatan saya selama di Jakarta. Karena DM nya udah pada tenggelem, saya jembreng di sini aja yah.


Saya sendiri sebenernya cukup amazed liat Aiden yang sekooperatif itu padahal diajakin ke mana-mana banget. Mulai dari Jogja Jakarta PP, di bandara dan during flight. Ke kantor Facebook, ke klinik, dan ke dua Gramedia. Mana kalo di Jakarta kan perjalannya suka lama ya, beda sama di Jogja yang ke mana-mana deket aja.

Aiden cranky sampai nangis berurai air mata cuman sekali doang di bandara pas di Jogja karena antri check in nya untuk masukin bagasi lama banget sumpah, hampir 30 menit sendiri astaga. Udah cuman itu doang, sisanya manis.


Sekarang Aiden umurnya 2 tahun 10 bulan ya btw. Sebenernya simple aja hacks nya. 


1) Sounding

Saya selalu sounding ke Aiden apa aja yang mau dilakukan keesokan harinya at least di H-1 dan diulang-ulang terus saat masih di jalan otw, dan diulang lagi sebelum mau pindah tempat. Sounding nya selengkap mungkin, sedetil mungkin, dan dengan bahasa sesederhana mungkin supaya Aiden bisa paham.

Misalnya untuk agenda hari Rabu kemarin. Hari itu yang sudah pasti hanya ke bandara dan naik pesawat.

Baca: Pengalaman Membawa Bayi 17 Bulan Naik Pesawat

Soundingnya begini di H-1:

"Besok Aiden mau ke Jakarta sama Mami"
"Besok kita naik pesawat"
"Jadi besok ke bandara dulu ya, ke 'rumah' pesawat dulu"
"Besok di bandara ada tempat main (playground) jadi Aiden bisa main"
"Kalau mau ikut Mami naik pesawat berarti Aiden harus apa?"
"Harus nurut, harus dengar Mami, harus mau makan"
"Besok kalau mau pipis, bilang Mami ya"
"Besok naik pesawat, Aiden takut nggak?"
"Besok kita hitung ya pas pesawatnya mau terbang"
"Besok Aiden mau bawa buku apa?"
"Besok Aiden di pesawat duduk di kursi sendiri ya"
"Besok di pesawat Aiden pakai sabuk ya"
"Supaya apa pakai sabuk?"
"Supaya aman kan? Dan harus duduk ya"
"Sampai Jakarta kita ketemu Papi ya"

Untuk proses check in yang super lama itu, saya emang nggak prepared karena nggak nyangka bakal selama itu. Nggak pernah saya ngalamin check in di bandara Adi Sutjipto yang selama itu. Bukan karena antrian nya mengular banget sih. Emang kayaknya ada satu penumpang yang entah ada masalah apa saat check in. Soalnya si satu orang ini lama banget nget nget, abis dia kelar, next passengers nya pada cepet kok.


Nah di situ karena udah super bosen, Aiden nya nangis. Awalnya cuman muka kesel doang sambil narik-narik saya biar segera cus sambil berkali-kali bilang,

"Mami sudah bayar"

Dia kira saya mau bayar tiket pesawat, lol. Karena udah terlanjur bete duluan, saya jelasin bahwa saya mau masukin koper ke pesawat ya udah nggak masuk. Dia narik terus tapi saya nggak ngikutin ajakannya ya jadi nangis. Sampai diliatin orang-orang, lol. 

Di saat kaya gitu, jangan dibentak dan jangan dimarah-marahin. Bosen karena lama nunggu itu nature banget. Wong orang-orang dewasa yang pada ngantre juga pada "ck ck ck" karena lama kok, apalagi anak-anak yang sudah disounding bahwa dia akan bisa bermain di play ground.
Jadi saya jongkok dan peluk Aiden. Mau mengeluarkan buku dan mainan detik itu rasanya nggak pas karena lagi antre kan, dan Aiden juga mau duduk di mana. Kalo duduk di lantai sambil jembreng mainan dan buku pasti akan ganggu orang lewat. Jadi tawarin untuk digendong aja. Siapa tahu lebih tenang, and it worked, walo jadi pegel amat sih lol.

Kelar check in, lancar banget. Pesawatnya delay pun Aiden nggak rewel karena ada tempat main. Begitu capek, saya ajak masuk lounge dan kami makan. Pipis juga di toilet sebelum boarding. Sebenernya saat itu Aiden saya pakein diaper daripada ngompol. Tapi sekarang karena dia udah terbiasa pipis di toilet, dia akan tetep nahan pipis sampai ketemu toilet walaupun pakai diaper.


Baca: That Kinda Challenge Called Toilet Training

Abis boarding ke pesawat, karena sudah disounding pakai sabuk, Aiden pakai sabuk sendiri. Ya belom bisa sih, Aiden cuman nyatuin belt aja dan saya yang nge-klik-in. Take off nya kan juga nggak langsung. Harus nunggu semua penumpang masuk dulu, pintu pesawat ditutup dulu, pramugari jelasin safety rules dulu, dan antre landasan. Di situ buka buku dulu. Sengaja dari rumah saya arahin Aiden pilih buku yang ada gambar pesawatnya.

(Seolah Aiden yang milih, padahal saya pengaruhi pilihannya, lol).

Pas banget emang ada gambar beberapa pesawat di bandara di dalam bukunya. Ada pesawat yang sedang terbang dan ada yang sedang 'parkir.' Itu saya jadiin sounding tool lagi ke Aiden supaya dia sabar. 

"Ini pesawatnya sedang isi bensin" (sambil tunjuk gambar pesawat 'parkir')
"Harus isi bensin dulu supaya bisa terbang"
"Nanti terbang kayak gini kalau pesawatnya sudah siap" (sambil tunjuk gambar pesawat terbang)

Dan ya Aiden nggak cranky sama sekali. Cuman berkali-kali banget bilang "Pesawatnya isi bensin ya Mami, pesawatnya belum terbang sih" sampai rada capek juga nimpalin bahahaha. Tapi sebisa mungkin ditimpalin dengan excited yaaa.

Begitu pesawatnya udah tanda-tanda jalan, Aiden inget kok semalemnya saya ajakin untuk berhitung. Jadi dia ngitung satu dua tiga sampai pesawatnya terbang beneran dan berkali-kali juga bilang, "Aiden nggak takut" yang saya timpalin dengan pujian dan acungan jempol.

Baca: Toy Review #6 ― Mengenal Angka dengan ELC Snap The Numbers

Abis itu anaknya bobo sampai pesawatnya landing.


Contoh sounding lagi untuk agenda hari Kamis. Agenda pasti di hari Kamis adalah ke kantor Facebook dan ke klinik dokter. Soundingnya di H-1:

"Besok Aiden temani Mami kerja ya" 

(Masih pakai diksi kerja yang gampang lol)

"Besok Aiden ketemu teman-teman Mami ya"
"Besok kita naik taxi ya pas Mami kerja"
"Besok kalau Mami masih kerja, Aiden tunggu ya"
"Kalau besok Mami belum selesai, Aiden sabar ya"
"Besok Aiden mau bawa mainan apa?"
"Besok mau ikut Mami kan?"
"Kalau ikut, besok harus makan dulu ya di rumah"
"Kalau Mami makan, Aiden ikut makan ya besok"
"Besok kalau Aiden mau pipis, bilang ya"
"Besok Mami kerjanya duduk di kursi"
"Aiden juga duduk di kursi ya"
"Kalau besok bosan, boleh main tapi tidak berisik dan tidak lari-lari ya"
"Besok Aiden tidak nangis ya"
"Kalau Aiden nangis, nanti Mami sedih dan capek"
"Besok Aiden tunggu Mami sambil baca buku ya"
"Kalau sudah bosan, besok nonton hape ya" (YouTube maksudnya)
"Kalau besok Aiden capek, boleh tidur di mobil ya"
"Setelah Mami kerja, kita mau ke dokter"

(Di situ Aiden nanya, "Aiden mau disuntik ya?" --> maksudnya imunisasi)

"Besok Aiden cuman ditimbang kok"
"Besok Aiden di dokter mau diliat berat dan tinggi nya pakai timbangan ya"
"Besok mau pakai baju dokter juga biar sama seperti dokter?"
"Besok kalau naik mobil harus duduk ya"

More or less kaya gitu. Dan hari Kamis juga lancar jaya. Nggak ada nangis cranky sama sekali. Di ruangan meeting kantor Facebook, ada sih Aiden rada mondar-mandir di belakang kursi, tapi masih tolerable banget dan dia sama sekali nggak ngajakin saya untuk keluar karena dia tahu bahwa saya belum selesai kerja.

Baca: Main Ke Kantor Facebook Indonesia

Di klinik dr. Aman Pulungan, Aiden dapet hiburan banget karena ada bricks begini. Jadi mayan saya bisa rada duduk sambil napas dulu. Ngapain aja di klinik beliau, saya ceritain di postingan lain aja ya.


Sounding itu kunci banget sih menurut saya. Anak-anak itu udah bisa memahami kok asal kita bener-bener meluangkan waktu untuk membuat mereka mengerti. Selengkap mungkin, sedetil mungkin, dan dengan diksi sesederhana mungkin sesuai level pemahaman mereka ya pokoknya.

Dan itu saya ulangin terus. Jadi begitu selesai agenda di kantor Facebook, saya ulang lagi sounding untuk agenda ke klinik dokter. Repeat to remind.

Nah satu hal lagi. Untuk diksi, ada orangtua yang sangat menghindari kata semacam 'harus,' 'jangan,' dan 'tidak boleh' ya. Jadi untuk diksi dalam sounding silakan sesuaikan sama style masing-masing aja. Kalau saya memang sehari-harinya memakai kata itu dan buat saya itu nggak apa-apa. Dulu udah pernah saya tulis juga tentang ini.

Baca: Menggunakan Kata 'Jangan' Dan 'Tidak Boleh' Pada Anak, Yay Or Nay?

Baca: Berkata Tidak Pada Anak


2) Let them choose

Untuk baju, celana, dan mainan, saya udah ajak Aiden untuk pilih dia mau bawa yang mana sejak dari Jogja. Kaos apalagi, karena Aiden itu super duper picky untuk urusan kaos.


Baca: Drama Pilih Baju Masih Berlanjut

Aiden milihnya nggak dari satu lemari banget sih. Saya kan udah tahu beberapa potong kaos yang biasanya dia paling suka. Kaos-kaos tema polisi jelas masuk list. Jadi yaudah jembreng itu aja. Let's say ada 7, minta Aiden pilih 5. Sambil packing, saya sounding lagi semacam,

"Wah besok pas ketemu pak dokter, Aiden mau pakai kaos dokter juga yaaaa?" → kaos di foto Aiden main bricks
"Besok kita main liat mobil polisi sama Kak Salo, Aiden mau pakai kaos polisi juga yaaa?"

Berlaku juga untuk mainan dan buku.

Buat Aiden, saat dia pakai kaos yang dia suka banget itu bisa ngaruh sih ke moodnya. Karena abis mandi lalu pakai kaos kecintaannya, dia udah girang dulu. Pagi-pagi happy, maka selanjutnya akan lebih mudah untuk happy. Jadi moodnya diusahakan bagus dari pagi banget.


3) Bag essentials

Walau sudah sounding, tetep ya butuh bawa barang-barang perlengkapan. Ini isi tas saya kemarin:

Baca: Review Lassig Diaper Bag

💞 Diaper
💞 Tissue basah
💞 Tissue kering
💞 Botol susu
💞 Wadah susu
💞 Snack 2 macam
💞 Kaos ganti
💞 2 mobil-mobilan pilihan Aiden
💞 Buku Aiden


Baca: Tips Agar Anak Suka Membaca

Sisanya barang-barang saya: power bank, kamera, dompet, handphone.

Kalau bawa anaknya seharian atau kayanya bakal lama, pakai tas yang enak. Model nomor dua, kenyamanan nomor satu. Saya pakainya tas punggung kalo bawa Aiden lama gini, jadi nggak terlalu capek bawa-bawanya dan dua tangan saya bebas kalau sewaktu-waktu Aiden minta gendong.

Baca: Yang Nggak Boleh Ketinggalan Saat Liburan Ke Luar Kota


4) Appreciate

Tidak hanya sounding aja loh yang penting. Appreciate juga sama pentingnya. Jadi Aiden tahu how much his mom is happy when he's cooperative. Dan bisa jadi motivasi dia juga untuk next day nya kooperatif lagi.

Appreciate ini biasanya ada yang versi singkat right after Aiden proves himself cooperative dan versi panjang saat malam hari mau bobo. Versi singkat itu kalau saya dengan acungan jempol dan bilang, "Good job" dengan sekilas.


Versi panjangnya malem. Mirip kayak kalau sounding, sama-sama saya list juga sedetil mungkin yang saya ingat. Ini sekalian ngobrol sama Aiden untuk ngerekap hari ini sudah ngapain aja.

"Aiden seneng nggak hari ini?"
"Tadi Aiden nemenin Mami kerjanya tidak rewel ya, horeee"
"Tadi Aiden pintar ya mau pipis di toilet"
"Mami seneng deh tadi Aiden buang sampah sendiri waktu Mami kerja"
"Aiden tadi main apa?"
"Aiden tadi ke mana aja sama Mami?"
"Terima kasih ya Aiden, tadi sudah menemani Mami"
"Hari ini Aiden good job loh"
"Besok good job lagi yaaa"

Kayak gitu-gitu. Aiden jadi mulai ngerti hal-hal seperti apa aja yang bikin saya appreciate. Jadi dia juga akan 'pamer' ke Adit terus Adit ikutan appreciate juga.



Udah sih. Yang lakuin itu doang kok. Nggak ribet kan. Sounding dan appreciate ini juga sebenernya daily banget. Nggak hanya untuk saat mau diajak-ajak tapi ya bener-bener tiap hari. Ngobrol, ngasih tahu besok hari apa dan ngapain, nanya gimana perasaannya hari ini seneng atau ada yang bikin bete, ngasih tahu apa yang boleh dan tidak boleh, dan ngasih pujian kan makanan sehari-hari aja sebenernya.

Semoga bermanfaat! Kangen juga ternyata nulis tema parenting heheh. Next nulis parenting tentang apa lagi enaknya yah? Ada ide, gengs?





Luv,





9 comments:

  1. Anak-anak seumuran Aiden memang lucu:)

    ReplyDelete
  2. Perjalannya seru ya mbak, walaupun ada kendala saat dibandara ....

    ReplyDelete
  3. Setuju tuh,mood memang harus diusahakan bagus dari pagi banget.

    ReplyDelete
  4. Kelakuan anak-anak memang lucu dan gemesin :D

    ReplyDelete
  5. Perjalanannya jauh-jauh ya, tapi Aidennya semangat terus. Enak banget punya anak yang gak rewel:)

    ReplyDelete
  6. gemes banget liat aiden bobo.. mami ubi gak bawa bantal leher yah ?

    ReplyDelete
  7. Thn depan aku bakal traveling berdua fylly only ke jepang huahahahaha.. Ga tau deh bakal seperti apa ntr jafinya ges :p. Tp semoga lancar, krn fylly biasa anteng kalo ada raka doang. Cm enaknya fylly, dia udh bisa diajak kerjasama dan udh ga rewelan.

    Nah kalo adeknya, aku msh blm berani kalo g ada raka :p. Semoga aku bisa sukses juga bawa anak traveling tanpa pasangan :p. Sebenernya ga berdua2 bgt sih. Krn ada sepupuku dan temen yg ikutan. Tp ttp aja, tanpa pawangnya, apapun bisa terjadi wkwkwkwk

    ReplyDelete
  8. Aiden anak baikkk, pinter banget nemenin mami business trip <3

    Afirmasi positif aka sounding (sampe kayak kaset rusak lol) memang penting banget ya. Sampe mulut pegel, tapi ternyata anak bisa memahami maksud kita. Kadang jadi orangtua rasa kuatir datang duluan. Setelah dijalani ternyata nggak sehoror yang dibayangkan, hihi. Soalnya baru bulan kemarin aku berangkat ke Bali berduaan juga bareng anak. Dua hari sebelum berangkat aku juga sounding terusss. Sampe di bandara, di dalem pesawat ngomong terus, ehhh puji Tuhan anaknya baikkk selama penerbangan.

    Makasih banyakkk untuk artikel ini ya (:

    ReplyDelete
  9. ARTIKEL JEPMPOOLAN MBAK GESS....
    apalagi yg di bagian contoh kalimat hihihi...

    Inilah yg dibutuhin para ortu..
    Banyakin yg kaya gini ya.
    Smgt!
    Thanks for writing :')

    ReplyDelete

Thank you for giving your comments. Means A LOT to me. If you ask me a question in this comment section, but need answer ASAP, please poke me on my Instagram @grace.melia ^^