Monday, November 26, 2012

Ubii's Second Physiotherapy

Kamis minggu lalu, Ubii menjalani FT keduanya. In this session, she seemed more comfortable when her feet got massaged. Di FT pertama, Ubii menangis saat kakinya dipijat. Kali ini dia menikmati.. dan malah plengah-plengeh. It was good to see :)

"Duuh maakk enaknyaaa kalo kaki dipijiit"

Then, the therapist moved to her hands, back, and face. She cried the whole time. Hahaha LOL. Gak tega juga sebenernya liat dia nangis entah kesakitan entah gak nyaman. But, I have to! Demi Ubii *nangis bombay*

We were glad that day because Mbak Nia said that Ubii's progress was quite good. Baru 2x dateng, kemajuannya udah keliatan. I guess it's a real signal to keep in faith then ;)

Here are some pictures that I took during the session:

Si muka gepeng

"AAAAAAKKKKKHHHH"

Lift your head up, young lady!

Cmmon lift it up!

"Aduh sakiiitttttt!"

It's now done! Hurray!
Bahasanya campur aduk banget yak di post yang ini. Hmmm, sorry x)



Wednesday, November 21, 2012

Ubii's First Physiotherapy

Fiuh. Finally Ubii has got her very first physiotherapy (FT). Ubii di FT di Klinik Prof. Dr. Sunartini, S.Pa (K) di daerah Kotagede. It's pretty far from our home. We got there at 8.30 PM sharp. Pertama kali bertemu terapisnya, Mbak Nia, kami punya kesan pertama yang baik. Dia friendly, sabar, telaten, dan sangat komunikatif. We heart you, Mbak Nia! LOL

Langkah pertama kegiatan malam hari itu adalah: Si terapis menilai kelenturan tubuh Ubii. Ubii diangkat, dimiringkan, dan ditengkurapkan. Mbak Nia bilang tingkat kekakuannya 3. Kita yang orang normal, tingkat kekakuannya 0. Well, jadi Ubii lumayan juga yah. Fiuh. Okay, nevermind. Then, Mbak Nia mulai dengan pijat kaki. Kedua kaki Ubii diurut. Awalnya Ubii menangis melengking. Lama-lama, nangisnya mulai konstan, tidak melengking lagi, dan akhirnya dia diam keenakan. Hihi. After done with her feet, Mbak Nia began to massage her hands. Her reaction was the same. Nangis melengking, konstan, dan diam menikmati. Next step: punggungnya. Ubii ditengkurapkan dan dipijat. Di bagian ini, Ubii didn't seem to enjoy. She cried all the time when Mbak Nia massaged her back. Punggungnya sampai merah-merah. Mbak Nia menyuruh saya memegang punggung Ubii. Ia menunjukkan betapa kaku dan kerasnya otot Ubii sebelum dipijat. Setelah dipijat, saya memegang punggungnya lagi. Amazing! Hanya dengan sekali pijatan, sudah bisa terasa bedanya. Punggung Ubii sedikit lebih 'lentur' dan 'lunak'. Done with the back, Mbak Nia moved to her chest. Ubii didn't cry as loudly as when her back got massaged. Setelah bagian dada selesai, leher dan wajah Ubii juga dipijat. Akhirnya, selesai! Mbak Nia menyuruh saya menggerak-gerakkan kaki Ubii untuk merasakan perbedaan sebelum dan setelah di-FT. 


This is how she looks when she gets her muscles stiff
Then, Mbak Nia taught us the proper way to carry her. Mbak Nia bilang, jangan sampai Ubii 'ndangak-ndangak' ketika digendong karena itu bisa memicu ototnya untuk kaku. I was surprised hearing that fact. Why? Karena selama ini Ubii selalu 'ndangak-ndangak'! Setiap kali saya konsultasikan ke dokter spesialis anak (DSA), beliau selalu bilang bahwa itu bukan masalah, yang penting anak nyaman, maka kami tidak perlu membenarkan posisi kepalanya. Dang! I fail to understand this doctor-y and medical thing! Mbak Nia juga bilang bahwa kalau selama ini kaki dan tangan Ubii kencang itu karena otot-ototnya yang kaku. 

These are some pictures of Ubii that I took while she was doing the FT ;)

Mbak Nia menilai kelenturan Ubii
First step: feet

Menangis dengan hebohnya

Almost final step: neck

 We finished the FT thing at 9.30. My husband wanted to tip Mbak Nia because she was so good. But she refused it. Mbak Niaaaa! Kereeennn banget sihh kamoeeeeeeee! Hahahaha. Selain FT, Mbak Nia juga mengajarkan bagaimana untuk menstimulasi dan melakukan pijat sederhana di rumah. How kind! She also told me that she had a patient who has the same case as Ubii's. Pasien tersebut jauh-jauh datang dari Pekan Baru. Dia sudah bisa mengkurap sendiri 'hanya' dengan di FT selama 2-3 minggu. How amazing. Tapi memang dia datangnya setiap hari. I do hope my daughter will get the same good result ;)

Ubii directly fell asleep at 10 PM. And, guess what! Dia tidur nyenyak sekali sampai jam 5 pagi! Semoga itu karena badannya yang jauh lebih enak daripada biasanya. Now is 9.33 AM and she is sleeping after she got her breakfast ._______.

As for now, I get more optimistic and passionate with the FT thing. Let's fight, Ubii! Mommy loves you to the max! :)

Ubii's sleeping now. Sekarang nafasnya sudah lebih teratur. Btw, bajunya ketumpahan obat dan sarapannya. LOL


A Proud Mommy,
9.36 AM, waiting her waking up :)

Saturday, November 17, 2012

Tentang Anakku, Aubrey


Beberapa orang tanya kenapa tweets atau status BBM belakangan ini galau. Biasanya mereka chat via BBM ato Facebook dan tanya apa semua baik-baik saja. Jawabannya ya dan tidak.

Hadiah terbesar untuk seorang ibu adalah kesehatan anaknya. That’s what I’ve learned so far. I’m fantastically happy and grateful for my daughter’s presence. Tapi, ada beberapa hal tentang Ubii yang perlu mendapat perhatian khusus. Anyway, sekarang Ubii berusia 5 bulan 27 hari.
  1. Di usianya yang hampir 6 bulan, Ubii belum merespon suara.
  2. Untuk usianya, Ubii tergolong tidak aktif. Dia lebih banyak diam daripada aktif bergerak.
  3. Sampai sekarang, Ubii belum bisa tengkurap sendiri (kalau ada foto-foto Ubii di album Aubrey Naiym Kayacinta sedang tengkurap, that was me who made her in that position, not her).
  4. Kepala Ubii belum tegak dan kuat (kalau di posisi tengkurap, she can lift her head for around 2-3 minutes).
Oya, by the way, itu adalah PR seorang ibu. Harus jeli mengamati pertumbuhan dan perkembangan anaknya dan harus rajin membaca so that when your kids happen to meet any obstacles in their development, you will be the first to know. Okay, lanjut. Jadi, setelah mendapati itu, saya mulai mengamati lebih serius. I started to tweet various doctors via Twitter asking if Ubii's okay, I began to observe other babies and their developments to compare, and I googled on if Ubii's condition is common for kids at her age. Kadang jawaban-jawaban yang saya terima berbeda-beda dan membuat lebih bingung. Kebanyakan orang yang sudah berumur menjawab, "Ah, santai aja, anak-anakku semuanya gak ada yang bisa mengkurap nyatanya baik-baik saja," "Kamu jangan terlalu parno, distimulasi aja terus". -and so on, and so forth- But, deep inside, I knew that something was wrong. Akhirnya, suatu hari saya dan suami mengikuti seminar tumbuh kembang anak. Awalnya kami underestimated seminar tersebut karena rupanya seminar itu adalah ajang promosi susu formula (okay, misfokus). Ternyata ada satu hal bermanfaat yang kami dapat di sana, kami diajari cara mengobervasi perkembangan dan pertumbuhan anak dengan KPSP. 

KPSP stands for Kuesioner Pra Skrining Perkembangan. KPSP berisi pertanyaan-pertanyaan sebagai acuan untuk mengamati perkembangan bayi dan anak. Untuk bayi, kuesioner tersebut dijawab oleh orang tua berdasarkan pengamatan sehari-hari. Jika jawaban YA berjumlah 9-10, maka perkembangan anak Sesuai (S), jika jawaban YA berjumlah 7-8, maka perkembangan anak Meragukan (M), dan jika jawaban YA berjumlah 6 atau kurang, maka kemungkinan ada Penyimpangan (P). Next, I began to ask myself those question. The result...jawaban YA berjumlah 6 saja. Berarti memang ada kemungkinan penyimpangan. Jadi semua kekhawatiran tentang Ubii ada pijakannya, bukan karena saya yang terlalu parno ataupun demanding. By the way, ini link kuesionernya : http://tumbuhkembang.net/2008/09/13/kuesioner-praskrining-untuk-bayi-6-bulan/

After getting the result and being sure that there's something wrong indeed, I and my husband took Ubii to her doctor. Waktu ke dokter, saya membawa 'bekal' hasil KPSP tersebut. Dokter bertanya "Gimana TORCH-mu dulu?"... Apa itu TORCH? You can find it here http://childrengrowup.wordpress.com/2012/05/05/penanganan-terkini-infeksi-torch-saat-kehamilan/

TORCH, huruf R nya adalah singkatan dari Rubella, atau nama Indonesia-nya Campak Jerman. Malam setelah kami pulang dari dokter anak, tiba-tiba saya ingat bahwa sewaktu bekerja di pertambangan batu bara di Kalimantan Timur, saya pernah terkena campak. Yeah, the local doctor simply said 'campak'. He didn't use the term 'rubella'. Dulu orang-orang lokal berkata bahwa saya sakit mungkin karena masih beradaptasi dengan tempat dan udara baru, jadi saya tidak usah terlalu khawatir. And, I was not worried then.. Malam itu, saya browsed ciri-ciri, gejala, dan gambar Rubella. Ternyata sangat cocok dengan apa yang dulu saya alami. I was scared. Apalagi di artikel-artikel kesehatan online disebutkan bahwa ibu hamil yang terinfeksi virus Rubella pada trimester pertama kehamilan resikonya bisa berat untuk bayinya nanti. To be sure, saya minta surat pengantar untuk tes darah untuk Ubii.

The result was... she's positive. Kadar ImG dan ImM dalam tubuh Ubii Reactive yang berarti memang ada virus Rubella dalam tubuh Ubii, bahkan jumlahnya cukup banyak. Tentu sebagai seorang ibu, saya merasa sedih dan guilty. Sebelum kami membawa Ubii untuk tes darah, kami membawa Ubii untuk USG kepala atas anjuran dan rujukan dokter anak Ubii. It was the second kind of USG besides USG jantung, jadi kami sudah lebih santai dan tidak terlalu ngeri sengeri ketika Ubii pertama kali USG jantung. Hasil USG kepala wasn't quite good. The result showed that there's a part of Ubii's brain which is murky, whereas a normal child's brain will be clear and transparent. Dalam satu hari, Ubii menjalani USG kepala dan tes darah and all the results weren't so good. I was very very devastated that day. I cried in front of the doctor and in the cab during our way home. I was, or we were, in denial. 

Kekhawatiran tentang Ubii belum semua terjawab. Her not responding sounds and voices was still questioned. Akhirnya, setelah beberapa hari, saya membawa Ubii untuk bertemu dokter anaknya lagi dan saya meminta beliau untuk memberikan surat pengantar untuk tes BERA. Tes BERA ini adalah untuk mencari tahu apa Ubii bereaksi terhadap suara. Syarat tes BERA ini, si bayi harus tidur. Jadi, hari itu, kami bawa Ubii jalan-jalan makan di kantin RS dulu supaya dia tidur. Di tengah-tengah tes, Ubii terbangun dan menangis. Jadi, saya gendong Ubii dan tes dilanjutkan dengan Ubii yang saya gendong.

Well. Sadly, the result wasn't quite good..again. Telinga kanan dan kiri Ubii ternyata belum mampu mendengar tiga frekuensi -dari yang paling rendah sampai paling tinggi-. I cried again then. Sedih sekali. Ternyata benar apa yang ada di artikel kesehatan tentang Rubella. "Infeksi virus Rubella pada ibu hamil pada trimester awal kehamilan bisa membawa resiko cukup berat" Sejauh ini yang sudah dialami dan ditemukan Ubii -related to that Rubella virus- adalah: kelainan jantung bawaan (PDA & ASD), ruam kulit, berat badan lahir rendah, lemas, rewel, gangguan pendengaran, dan keterlambatan motorik.

Dokter anak dan dokter syaraf umum membangkitkan semangat kami. Mereka bilang bahwa sebelum usia 2 tahun terapi obat dan fisioterapi masih dapat dimaksimalkan sehingga kemungkinan Ubii untuk sembuh masih sangat besar. Mereka juga berkata bahwa kami patut bersyukur karena kami bisa menyadari keadaan Ubii cukup dini sehingga penanganannya pun bisa dilakukan sesegera mungkin juga. Again, we were in denial.

Sekarang, kami mau optimis dalam megobati Ubii. Kami mau berpikir positif dan tetap semangat, karena Ubii pasti butuh kami untuk tetap semangat dan ceria dalam merawat dan mengobati dia. Well, anything can happen, I know. But, we choose to believe that God will NOT give us any problems bigger than our capability, He will supply, He will provide, and He will heal. Saat ini dunia kedokteran juga sudah maju, jadi kami bisa berharap yang maksimal dari dokter, terapi, dan obat. Tapi, tentunya kami juga terbuka akan segala kemungkinan dan hasil akhir. But, whatever happens, Ubii will always be a daughter that I'm always proud of. Always. Everyday.

We now believe that everything happens for a reason indeed. Maybe now we haven't seen what that reason or plan. But I believe that we will for His plans are always wonderful at the end. So far, Ubii has taught us how to be parents, hopefully the good ones. Ubii has made us stop smokking,stop our bad habits, love our parents more, and pray more. Thus, I'm convinced that Ubii is trully a miracle for me and my husband. And, nothing will change the three of us. Oh, maybe it will change me a bit. I'll probably become a more and more protective mother for her.

I wrote this because:
  1. Bakalan capek kalau besok saya harus jelaskan detil keadaan Ubii pada satu-persatu orang yang menanyakan. LOL :)
  2. Saya ingin kalian semua -yang baru menikah, merencanakan pernikahan, mempunyai teman yang baru menikah / ingin hamil / akan menikah- lebih berhati-hati terhadap TORCH ini. Banyak orang -baik educated maupun uneducated- yang masih belum well-aware tentang TORCH ini -apa itu, apa bahayanya, dan bagaimana mencegahnya- TORCH sangat bisa dicegah dengan vaksin. kalau ada yang bilang vaksin itu haram, itu cuma isu yang disebarkan oleh golongan anti-vaksin. Semua ulama ternama dunia malah menganjurkan vaksinasi.
  3. I recommend you people yang sudah memiliki anak untuk rajin membaca sehingga jika ada tanda-tanda yang sepertinya menyimpang dari anak masin-masig bisa segera diketahui dan tidak terlambat.
  4. I do think that you guys who have smart and HEALTHY kids HARUS HARUS HARUS bersyukur, karena memang itu yang paling berharga dan membahagiakan.
  5. I really hope that you can also wish a good luck and health for Ubii, my daughter, my jewel. :)

Thanks all for reading! :) 

Love.

Ubii while taking the BERA test

Tuesday, September 25, 2012

OUR DEEPEST THOUGHTS


Aku rasa kamu tau layaknya aku tau bahwa kita tidak lagi satu. Tidak lagi satu seperti yang dulu-dulu. Tidak lagi mengucap kata rindu dengan malu-malu. Tidak lagi bilang ‘I love you’ sambil senyum seperti waktu-waktu itu. Tidak lagi berpeluk dengan hati sendu sehabis marah-marah karena cemburu. Menurutku kamu terlalu kaku karena kamu membatasi ruang gerakku hanya karena aku perempuan yang nantinya akan menjadi seorang ibu. Menurutku kamu terlampau sering tidak berusaha mengambil hatiku. Menurutku kamu lebih sering jadi seseorang dengan sifat-sifat, yang tidak aku mau. Dan aku murka karena itu.

Aku rasa kamu tidak bahagia layaknya aku yang juga tidak bahagia. Tidak bahagia karena marah dan debat yang selalu ada. Tidak bahagia karena emosi yang senantiasa kita pakai dalam berbicara. Tidak bahagia karena tabungan logika kita terlalu sedikit jumlahnya saat cemburu tiba. Tidak bahagia karena apa yang manusia sebut dengan kesabaran sangat jarang berpihak pada kita. Menurutku kamu perempuan yang terlalu berlebihan dalam urusan cinta. Menurutku kamu sering murka padahal sebenarnya kita baik-baik saja. Menurutku kamu terlalu cerdik untuk mengada-adakan masalah yang sebenarnya tidak ada. Menurutku kamu lebih sering jadi seseorang dengan sifat-sifat, yang tidak aku suka. Dan aku kecewa karena tidak bahagia.

"Aku benci kamu yang selalu menuntut sesuatu yang sebenarnya aku tidak mau".

"Aku benci kamu yang senantiasa mengatur semua yang sebenarnya aku tidak suka".

Aku pikir kamu marah pada dirimu seperti halnya aku yang marah pada diriku karena kita jarang mencapai kata setuju. Karena kita selalu mempersoalkan banyak hal yang sebenarnya tidak perlu. Karena kita lebih kerap mengkritik ini itu daripada memuji ini itu. Karena kita selalu punya alasan untuk saling benci bahkan dalam waktu hanya satu minggu.

Aku pikir kamu kecewa pada dirimu seperti halnya aku yang kecewa pada diriku karena kita jarang punya alasan untuk sama-sama berbahagia. Karena pada awalnya kita begitu naif untuk percaya bahwa waktu mampu merubah semua. Karena sebenarnya kita masih juga berusaha percaya bahwa waktu akan melakukan tugasnya. Karena pada akhirnya kita mendapati bahwa waktu pun ternyata tidak membela kita.

"Aku benci aku yang masih percaya pada kekuatan waktu".

"Aku benci aku yang masih percaya bahwa waktu bisa mengubah semua".

Ini semua mulai tak ada ujung pangkalnya dan buntu, aku tak tau aku harus ke mana dan harus kuapakan waktu.

Ini semua semakin buntu dan tak ada ujung pangkalnya, aku tak paham haruskah aku percaya waktu untuk bersamanya kali kedua.


October 15, 2010

Friday, September 7, 2012

A Mother, A Thinker, A Planner: ME

Today is Friday. Common people usually say "Thanks God It's Friday!" But I started today with negative feelings, or thoughts. Whatever. Jadi, semalam Ubii rewel. Jam tiga atau jam lima yah tepatnya, lupa! Padahal sudah dua atau tiga hari sebelumnya Ubii jadi a very nice baby girl. Tidur awal (so I can rest earlier), gak kebangun untuk minta digendong, kebangun cuma untuk nenen, bangun pagi jadi aku sempet jemur dia, mandiin dia on time, dan ngantor pun jadi ga harus buru-buru. Semalam, haduh! Balik lagi rewel kaya dulu. I was upset and disappointed. Jadi pas dia rewel, aku goncang-goncang badannya sambil rada sebel, berusaha nenangin dia sekenanya. Entah aku yang goncangin badannya terlalu keras apa karena dia ngantuk or whatever, dia jadi batuk-batuk kaya tersedak gitu. And, it broke my heart. But, I really couldn't help myself to be calm and patient last nite. Shame. 

Karena dia rewel dan stay awoke until 5, bangunnya jadi lebih siang dari biasanya. Ubii just woke up at 9. Itu pun karena aku bangunin, aku gelitikin dan cium-ciumin. Jadi siap-siap ngantor pun buru-buru dan as usual, I was late. On the way to the office, many thoughts popped out on my mind. Things like "kok Ubii rewel lagi setelah beberapa hari nice", "duh telat lagi", "harusnya aku bangun lebih pagi jadi gak telat", "apa bayi tu emang gini ya?" Sampai di kantor, masih aja kepikiran sama hal-hal itu. My heart was beating extra fast. I took my notebook and wrote what happened this morning. I also create my new schedule. Yeah, another schedule because the previous schedules failed successfully. What a paradox, right? They fail but successfully. Okay, so back to my writing a new schedule. I made it like:
  • wake up at 6 (A MUST)
  • pump, take a bath, sweep and mop the floor at around 6-7.30
  • take Ubii to sunbathe at 7.30-8
  • take Ubii to take a bath at 8-8.30
  • get dress and be ready to work at 8.30
It HAS TO work! Harus! I didn't make another schedule to fail, yeah, again. Now, I changed the subject to me, not to Ubii. If Ubii can't be on time (of course!), then I have to be. 
After making another new schedule, some insights came to me. Tiba-tiba tersadarkan dan bertanya-tanya, "ya ampun ibu macam apa aku ini yang mengharuskan Ubii on time and gak rewel?" For goodnes sake, she's still 3mos old! Bodohnya aku jadi seorang ibu yang mengeset waktu anaknya untuk kapan dia boleh dan dimaklumi ketike rewel. Bayi ya wajar lah kalo rewel! So, now I force myself to think that kalo Ubii ga rewel ya disyukuri, tapi kalo dia rewel ya harus dimaklumi because it's a VERY normal thing for babies. Sebenernya kalo mau dirunut lagi, banyak kasus di mana aku nya yang kurang on time tapi aku pakai alasan "karena Ubii masih pengen ngempeng". Then why the hell am I hiring a servant? Titipin aja bentar buat di-ASIP-in, toh aku punya sekulkas penuh ASIP trus aku bisa mandi bentar dan walla, we're back in track! :) :) 

I did get another deeper insight, which is, oh ternyata aku sudah mulai jadi seorang ibu yang berkspektasi ketinggian, pada anakku, pada pembantu rumah tanggaku, pada rutinitas anakku dan rutinitasku sendiri, pada kesiapsiagaan suami, dan mungkin masih banyak lagi. I feel bad for that. To be honest, I'm still questioning on kenapa tidak ada hal yang sempurna? Can I create my own perfection? Or, may I?
Being a mother is difficult, I must say. Way moreee difficult than any other super difficult things in the world, in my world. 

If nothing's perfect and nobody's perfect, does it mean that there will never be perfect mom and motherhood? Am I not allowed to be one with a perfect mommyhood? I've been through a lot, there's no reason why I can't be a good mom and planner of our lives. It'll not be like a duck soup, I'm so gonna be persnickety and fussy, but hey! 

Hot mommy will rock on the show! :):)

Thursday, August 30, 2012

Principesa Aubrey

That day we, I and my husband, took some shots of our lovely daughter. Normally, I shoot some poses by using Blackberry and Ubii shows no smile or move. But that day, by using a camera, she smiled and moved a lot. Hmm. Weird. Guess she knows that we expected some cute poses. Here they are :)


BWEEKK!

Tatap mata sayaahh!

My jewel

Say cheese Ubii! Say cheese!

Ngowoh, as always

My fave!

Whitey Ubii

Haaaii! 

:) :) :)

Mr. Tiger don't eat me :"((

Aubrey Naiym Kayacinta

So here she goes, my beloved baby girl, Ubii.

Ubii ngulet-ngulet 

Her looking at me :")

Chibi-Chibi-Ubii

Born on Mey 19, my one and only, Aubrey.

Ubii and Mommy

In the hospital


Friday, April 27, 2012

Buat Kamu, Anakku.

Hari ini usiamu tiga puluh empat minggu dan satu hari lebihnya. Kamu selalu memberikan kram dan pegal-pegal di kaki dan tangan tiap aku terbangun dini hari pukul tiga. Beberapa waktu lalu, kram dan pegal-pegalnya hanya di bagian kiri saja. Kini bagian kanan tak mau ketinggalan ikut merasa. Itu tentang kaki dan kawannya, si tangan.

Si kandung kemih atau apalah namanya tentu ingin ikut-ikutan juga. Sekarang kantung kemih ini cepat sekali penuhnya. Tiap berapa menit rasanya minta dibuang di jamban supaya lega. Kadang itu aku lakukan (kalau tidak malas dan kalau jambannya terjamin kebersihannya). Sudah mau dibuang, air seni masih ada-ada saja. Dia susah dibuang dengan posisi yang biasa wanita lakukan. Dia baru lancar keluar baru ketika aku berposisi kayaknya lelaki yang buar air seni. Awalnya, itu terasa konyol dan memalukan.

Maaf jika aku masih mengeluh kadang-kadang. Maaf jika aku menangisi tangan dan kaki yang sakit dan kram. Maaf jika aku mengomel kecil-kecilan saat terbangun pukul tiga dini hari untuk berseni dengan berdiri. Maaf jika aku kurang memberi kamu oksigen hanya karena aku memilih untuk tidur-tiduran dan nonton tivi ketimbang menarik napas panjang sambil jalan pagi.

Aku hanya manusia biasa yang masih bisa merasa letih di hari-hari yang meletihkan. Hari di mana matahari begitu menyebalkan, pekerjaan terasa melelahkan, piring dan gelas menumpuk di pojokan, atau hal kecil maupun besar yang tidak sejalan dengan yang sudah direncanakan. Tapi, anakku, walau ibumu ini merasa tidak karuan di suatu waktu, jangan pernah merasa kamu tidak diinginkan. Aku ingin kamu lebih dari apa pun. Aku mau kamu lebih dari aku ingin siapa pun. Aku menyayangimu dengan kemampuan dan ketidak mampuanku dan aku harap kamu akan lakukan itu juga padaku.

Dunia itu besar, anakku. Dan kejam. Banyak orang yang lebih senang melihat kita jatuh dan tersungkur. Tapi, kamu lihat kan? Kita selalu bangun. Lagi dan lagi. Banyak orang yang mati-matian berharap supaya kita menyerah. Namun, kamu sadar kan? Kita masih bertahan. Banyak orang yang tidak ingin kita bahagia. Tapi dan namun, kamu lihat kan? Kita selalu jeli mencari noktah bahagia yang terselip di setiap hal kecil yang kita punya. Dunia itu besar, anakku. Dan kejam. Tapi kita akan buktikan bahwa tidak akan satu pun keadaan yang membuat kita kalah dan menyerah.

Tak lama lagi kamu akan menghibur dan menggangguku dengan tangis, ulah, dan air seni (dan air besarmu juga). Kamu tau? Aku senang tapi juga setengah mati ketakutan anakku! Aku takut salah menggendongmu. Aku kuatir air susu ku tidak bisa mencukupi kebutuhanmu. Aku takut kamu tergelincir sewaktu aku memandikanmu. Aku takut akan banyak ketakutan yang menakutiku. Aku mau jadi ibu yang baik buat kamu sayang. Ibu yang selalu hadir, percaya, tapi tidak menghakimi. Ibu yang selalu mencintai namun tidak ketinggian berkekspetasi. Ibu yang tidak mungkin bisa sempurna, tapi bisa selalu mencoba untuk dekat dengan sempurna.

Banyak yang sudah terjadi di tiga puluh empat minggu satu hari ini. Banyak hal yang ibumu sudah pelajari. Tapi, banyak juga hal yang masih perlu dipelajari ibumu ini. Satu hal yang pasti, terima kasih karena kamu sudah memilih aku untuk mengandungmu dan menjadikanmu seorang pribadi. Bukan hanya kamu yang akan belajar dari aku, tapi aku juga akan belajar banyak darimu. Terima kasih, anakku, kamu tumbuh di rahimku dan bukan di rahim wanita lain. Terima kasih untuk tiap tawa dan tangis yang kita lalui bersama.

Cepat datang, anakku sayang, Aubrey-Naiym Kayacinta Suryaputra, mama menunggu kamu di sini.


minggu tiga empat hari pertama,
sejak dia ada.
4:20

Thursday, January 19, 2012

Hati Punya Cerita

Seperti yang lalu-lalu, aku lebih banyak berdialog dalam bisu.
Seperti yang lalu pula, tak seorang pun peka.


Ingatkah kita pada masa itu?
Ingatkan, karena aku melupa,
Ingatkan, ketika nanti aku menua,
Ingatkan, supaya aku tidak berupaya untuk lupa.


Before you and all this fix me, read me. Can you?


Sadarkah bahwa sesaat setelah aku tergelak aku terdiam entah untuk apa?
Sadarkah bahwa dalam hening yang nyata itu aku tak teraba?
Sadarkah bahwa saput abu di sorot mata itu entah mengapa selalu ada?
Tahukah bahwa belum seorang pun bisa memasukinya?
Aku mau satu orang masuk ke situ.
Siapa pun itu,
asal ia mampu.

The stars, you see?
They're not you and me.
You're not the sun,
nor the moon.
You are that guy,
who wants to be one for someone.


I'm living in a world, which is harmful.,
which is hazardous, cold, and skeptical. 
Or, maybe, just maybe I may say I'm living in a world which is real.
People don't need to have a bunch of cute and fancy words to get in.
I won't be in.
People aren't allowed to say things to flattering.
Because that's so and so disgusting.
You wanna get in? Or, you need to get in?
What-ever-so-ever.
Show me something REAL.


Dulu, ia berkata aku menyulitkan semua hal yang sebenarnya mudah saja.
Aku selalu bilang, "Ah! Yang benar saja".
Kini, rasa-rasanya aku ingin sodorkan satu tanya, "Hei, kamu, ke mana saja?"
"Aku rindu. Dalam hati saja".


Reality bites and truth hurts. Pardon me for keeping this with me. Why do I feel empty and lonely when am with somebody, but have the joy and gaiety when am with nobody?


Sayang, sayangnya aku bukan tipikal orang dengan toleransi pada masa lalu.
Bad news for you?

Jangan beritau aku apa cinta itu.
Aku tak akan mau tau :)

Apa harus aku saja yang berusaha sekuat tenaga?
Apa aku berusaha sekuat tenaga?


I made a promise today not to fall in love.
A difficult one, I know.
But, I really am eager to give it a try.


January 18.
752.