Saturday, November 27, 2010

Jawaban. Jawaban?


Saya sendiri. Sendiri di tengah ramai. Sendiri di tengah ramai yang tidak damai.

Orang bergunjing. Manusia bertanya. Saya menjawab pertanyaan mereka.

Bukan untuk menegaskan atau meyakinkan suatu ideal yang saya percaya, namun semata-mata karena saya muak pada mereka yang tak ada habisnya bertanya-tanya.

Saya tergugu. Saya terheran. Saya mengambang. Saya di ambang kesadaran.

Saya mau bertanya. Saya ingin jawaban yang mampu masuk logika.

Mereka tidak punya cukup logika untuk ditawarkan. Jadi saya bertanya pada jawaban. Jadi saya mempertanyakan jawaban.

Lalu apa yang jawaban bisa katakan? Apa yang bisa ia tawarkan?

Tidak ada.

Satu kata pun bahkan tak terucap. Jadi lagi-lagi saya harus berusaha sendiri dan mandiri.

Mandiri menangkap kata yang tak terucap dari jawaban. Mandiri mencari makna dalam senyap dan diam.

Bodohnya, saya tidak tahu menahu dari mana saya harus mulai mandiri mencari. Tidak paham ke mana saya harus menangkap makna sepotong diam.

Jadi itu mengapa saya di sini dan bukannya ke sini.

Saya di sini sama sekali bukan karena saya ingin atau tau pasti bahwa saya harus ke sini.

Saya di sini hanya karena saya tak tahu lagi ke mana saya harus mandiri mencari.

Saya di sini semata-mata sebab di sini lah persinggahan terakhir saya dalam mencari dengan mandiri.

Dan ini persinggahan terakhir bukan karena saya tak punya mimpi lebih tinggi lagi.

Saya cuma tak mau sakit hati nanti.

Karena bahkan jawaban pun sebenarnya tak menawarkan sebuah jawaban yang nyata dan dapat dilogika.

Karena jawaban yang saya cari ternyata tidak menawarkan solusi melainkan ilusi.

Karena ternyata setelah sekian lama saya menyatukan diri dan jiwa di dalamnya, jawaban gagal memberikan jawaban yang memuaskan telinga, otak, dan hati saya.

Maka saya sendiri. Sendiri di tengah ramai. Yang sama sekali tak damai.

Kali ini membiarkan manusia dan tuhannya masing-masing bergunjing, bertanya, dan menerka.

Semoga mereka pada suatu masa merasa bahwa jawaban lebih sering bukan benar-benar jawaban. 

Karena jawaban selalu masih memberi peluang bagi mereka untuk menggali lebih dalam dan lebih dalam lagi akan arti dan esensi yang terkandung dari jawaban di sebuah jawaban.


November 26, 2010
10:29 PM
Banyak hal di dunia ini yang akan selalu menjadi misteri tanpa peduli seberapa keras usaha kita dalam mencari kunci.

Friday, November 26, 2010

another hello another good-bye

corny, as it will always fucking be.


Tuesday, November 9, 2010

Our Deepest Thoughts

Aku rasa kamu tau layaknya aku tau bahwa kita tidak lagi satu. Tidak lagi satu seperti yang dulu-dulu. Tidak lagi mengucap kata rindu dengan malu-malu. Tidak lagi bilang ‘I love you’ sambil senyum seperti waktu-waktu itu. Tidak lagi berpeluk dengan hati sendu sehabis marah-marah karena cemburu. Menurutku kamu terlalu kaku karena kamu membatasi ruang gerakku hanya karena aku perempuan yang nantinya akan menjadi seorang ibu. Menurutku kamu terlampau sering tidak berusaha mengambil hatiku. Menurutku kamu lebih sering jadi seseorang dengan sifat-sifat, yang tidak aku mau. Dan aku murka karena itu.


Aku rasa kamu tidak bahagia layaknya aku yang juga tidak bahagia. Tidak bahagia karena marah dan debat yang selalu ada. Tidak bahagia karena emosi yang senantiasa kita pakai dalam berbicara. Tidak bahagia karena tabungan logika kita terlalu sedikit jumlahnya saat cemburu tiba. Tidak bahagia karena apa yang manusia sebut dengan kesabaran sangat jarang berpihak pada kita. Menurutku kamu perempuan yang terlalu berlebihan dalam urusan cinta. Menurutku kamu sering murka padahal sebenarnya kita baik-baik saja. Menurutku kamu terlalu cerdik untuk mengada-adakan masalah yang sebenarnya tidak ada. Menurutku kamu lebih sering jadi seseorang dengan sifat-sifat, yang tidak aku suka. Dan aku kecewa karena tidak bahagia.


"Aku benci kamu yang selalu menuntut sesuatu yang sebenarnya aku tidak mau".

"Aku benci kamu yang senantiasa mengatur semua yang sebenarnya aku tidak suka".


Aku pikir kamu marah pada dirimu seperti halnya aku yang marah pada diriku karena kita jarang mencapai kata setuju. Karena kita selalu mempersoalkan banyak hal yang sebenarnya tidak perlu. Karena kita lebih kerap mengkritik ini itu daripada memuji ini itu. Karena kita selalu punya alasan untuk saling benci bahkan dalam waktu hanya satu minggu.


Aku pikir kamu kecewa pada dirimu seperti halnya aku yang kecewa pada diriku karena kita jarang punya alasan untuk sama-sama berbahagia. Karena pada awalnya kita begitu naif untuk percaya bahwa waktu mampu merubah semua. Karena sebenarnya kita masih juga berusaha percaya bahwa waktu akan melakukan tugasnya. Karena pada akhirnya kita mendapati bahwa waktu pun ternyata tidak membela kita.


"Aku benci aku yang masih percaya pada kekuatan waktu".

"Aku benci aku yang masih percaya bahwa waktu bisa mengubah semua".


Ini semua mulai tak ada ujung pangkalnya dan buntu, aku tak tau aku harus ke mana dan harus kuapakan waktu.

Ini semua semakin buntu dan tak ada ujung pangkalnya, aku tak paham haruskah aku percaya waktu untuk bersamanya kali kedua.



October 15, 2010
23.39
There’s a light for a while,
but it faded out, A-g-a-i-n.

November 4, 2010
it completely faded out.
well, it's supposed to fade, anyway.

Sunday, November 7, 2010

Selingkuh Itu (TIDAK) Indah !

Well, ini topik yang sama sekali gak berbobot untuk dibahas. I know that. I just feel like I can't stand it anymore so that I have to write this thing down. One word to describe my feeling right now is HERAN! Heran yang beneran heran. Heran karena cowo jaman sekarang kok bedebah semuanya. Oops. Sorry. I know it's a rude word to describe boys. Tapi, saya gak bisa menemukan kata lainnya.
Yang saya maksudkan bedebah di sini adalah cowo yang masih aja bisa bertingkah macam-macam padahal mereka sudah punya seseorang. Macam-macam yang bisa bermacam-macam juga, dari yang skala ke-bedebah-an-nya rendah sampe super tinggi. Dari yang cuma kenalan, makan bareng, hang out bareng, chat semalam suntuk dengan obrolan biasa, chat semalam suntuk dengan obrolan yang sudah mulai tidak biasa, lalu chat semalam suntuk dengan obrolan yang akhirnya luar biasa, akhirnya berakhir di ranjang. You guys know what I mean by 'berakhir di ranjang' right? I don't need to describe what they do on the bed. It's a shame.
Mungkin saya yang kuno, old-fashioned, or maybe ancient. Tapi, apa hal itu wajar sih dilakukan sama cowo yang sudah punya seseorang? Mereka (cowo) selalu punya berjuta alasan buat membenarkan apa yang mereka lakukan. Alasan-alasan yang kerap saya dengar adalah:
  1. Cewe mereka selingkuh duluan, jadi mereka wajib membalas itu (Oh please. Stupid reason. I mean, hanya karena kita disakiti seseorang, enggak berarti kita harus sakitin dia balik kan? Then, what's the difference between us and them?)
  2. Mereka ingin membuktikan ke-macho-an mereka (Well, everybody has his own standard of being macho, tapi saya bertanya-tanya, dari segi mana mereka menilai perselingkuhan itu macho? I personally think bahwa cowo yang macho itu adalah mereka yang bisa memberikan kenyamanan, kesetiaan, dan humor untuk pasangannya. Unfortunately, kayaknya udah engga ada ya cowo seperti itu. So sad)
  3. Ada cewe lain yang lebih 'wow' daripada pasangannya. Lebih 'wow' wajahnya, body nya, duitnya, style nya, apa-apa nya dibanding cewenya (That's a very foolish reason too guys!!! Ya iyalah ada cewe yang selalu lebih 'wow'. Di atas langit kan emang selalu masih ada langit kan? Terus apa iya mau selingkuh sama cewe yang lebih 'wow' terus sampai akhir dunia? PATHETIC)
  4. Ditantangin temennya untuk test 'whether you have guts to cheat' (Ini lagi lebih pathetic. Apa enggak ada tantangan yang lebih bermutu dan bermoral daripada test semacam itu? Lebih bodohnya lagi, si cowo mau-mau aja ditantangin temennya kayak gitu. Buat apa coba sekolah tinggi-tinggi kalo dia bisa dengan gampangnya dibodohin for doing stupid thing like that?)
  5. Mereka merasa selingkuh itu sah-sah saja karena toh mereka belum menikah. Selama masih cuma 'pacaran', jadi ya masih bebas mau main-main di luaran. Dari main mata, hati, sampai main kelamin! Yuck! (Ini juga alasan yang super duper bodoh. I mean, yes, mereka belum menikahi pasangannya. Tapi, yang namanya pacaran, bukankah itu berarti mereka terlibat dalam suatu hubungan emosional yang melibatkan rasa dan komitmen? Then, what's with the commitment? Semudah itukah buat dirusak, dihancurkan, dibuang? PS: Saya tau ini lebay.
Kelima alasan di atas sudah sangat lebih dari cukup untuk membuat saya heran, takjub, dan geleng-geleng. But, wait! Ada satu hal lagi yang masih bisa membuat saya heran bukan buatan. Dan hal itu adalah : mereka (cowo) bisa-bisanya merasa (dan bersikeras) kalau apa yang mereka lakukan itu bukan perselingkuhan! Okay, now, I'm speechless. Lantas, apa namanya itu? Perkenalan? Pendekatan? Memperbanyak teman? Aaah. BASI!
Selain heran, saya juga sedih tentunya. Obviously karena saya perempuan. Saya masih berharap bahwa masih ada cowo baik-baik di luar sana yang bisa menghargai apa itu hubungan dan komitmen. Saya masih berharap bahwa pasangan saya nantinya tau batasan-batasan antara yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan ketika dia sudah bersama saya. Itu wajar, bukan? I mean, siapa sih yang sudi diduakan? Siapa sih yang sudi jika pasangannya (whether male or female) ada main dengan orang lain?
Saya jadi teringat omongan sinis seorang teman saya waktu itu. She said "Cowo itu cuman ada 2. Bajingan dan bajingan banget". Aduh. Seriously, are you boys really that bad?
Apapun alasannya, tetap buat saya, selingkuh itu PATHETIC.

Monday, September 27, 2010

Keluh


Anjing menggonggong. Kucing mengeong. Kambing mengembik. Kamu? Kamu mengeluh. Mengeluh. Bukan melenguh. Bukan melenguh seperti sapi. Bukan melenguh saat hasrat menuju nafsu birahi. Bukan melenguh yang itu. Bukan melenguh, tapi mengeluh.

Kamu mengeluh. Tentang apa? Tentang semua. Semua yang kamu dengar, kamu lihat, dan kamu rasa. Di telingamu, semua bunyi tak syahdu. Di hidungmu, semua bau tak semerbak. Di matamu, semua benda terlihat tak menawan. Dan di kulitmu, semua yang tersentuh tak memuaskan. Karena itu kamu mengeluh dan bukannya melenguh.

Kamu mengeluh. Setiap hari. Sampai-sampai, aktifitas mendasarmu bukannya bernapas tapi mengeluh. Pagi, siang, malam, kamu mengeluh. Begitukah kamu menandai eksistensimu? Dengan mengeluh? Pilihan yang… absurd.

Kamu mengeluh. Terhadap siapa? Terhadap siapa saja. Kamu bisa mengeluhkan temanmu yang kamu anggap menjengkelkan. Kamu bisa mengeluhkan ibumu yang terlambat menyiapkan makan siang. Bahkan, kamu bisa mengeluhkan Tuhan yang kamu anggap mencurahkan terlalu banyak panas di hari siang. Kalau Tuhan Yang Maha Segalanya pun bisa menjadi objek keluhanmu, tentu saja aku yang Cuma manusia biasa pun tak akan luput menjadi objek yang kamu keluhkan. Benar bukan? Masuk akal bukan?

Kamu mengeluh karena aku serba terlalu. Terlalu perhatian saat kamu ingin sendirian. Terlalu dingin saat kamu butuh kehangatan. Terlalu pendiam saat kamu menuntut aku mengucap banyak kata. Terlalu bising saat kamu meminta hening dan pembicaraan dalam diam. Terlalu ini dan terlalu itu. Terlalu yang menurutku sama sekali belum terlalu.

Kamu mengeluh tentang keberadaanku. Lagi-lagi tentang itu. Lalu, mengapa kamu memaksaku untuk tetap berdiri di sampingmu? Mengapa tak kamu lepaskan saja aku yang buat kamu sudah sungguh terlalu? Tak tahukah kamu bahwa aku sudah mulai muak dengan keluhan-keluhan konyolmu itu?

Kamu mengeluh. Kapan saja, terhadap apa dan siapa saja. Kapan kamu akan sediakan waktu buatku untuk mengeluh? Toh, kupingmu tak akan terlalu panas mendengar keluhanku. Keluhanku tidak akan mengacu tentang banyak objek seperti keluhan-keluhan yang biasanya keluar dari mulutmu. Keluhanku hanya akan mengacu pada satu hal. Satu hal yang sangat dekat dengan kamu dan kamu pasti familiar dengan hal itu.

Ya! Keluhanku adalah tentang KAMU yang sudah mengeluh terus-menerus dan sudah terlalu. Dan kali ini aku akan mengeluh, bukannya melenguh seperti yang sudah-sudah.

January 6, 2010
-TIRED-

Sunday, September 19, 2010

weirdos.

this is d first time im on any situation like this. do u know how it feels?? it feels like a big mistake. HUGE. tryin to pretend that nothin happened. tryin to hide any kinds of feelin that shows up. even tryin to figure out what kind of feelin exactly it is. trust me it doesnt feel good. it is not bout regrettin what i did. it isnt bout regrettin what happened. its just weird. i just havent been able to put up wif this weird thing. but at least i've got a leasson for it. lust is foolish, especially lust for d wrong person. hahaha. xoxo. well now ure here. i feel like its gettin weirder n i've been more idiotic. but its just too late to stop that feelin, isnt it?? so no choices left. im gonna deal wif it n youu.trust  me im gonna handle it. just gimme some time. but afterall, I'VE TASTED YOUU, buddy !!!! hahahaha

Sunday, September 12, 2010

Heavenly in Need of Heaven


read me
read me
read my eyes
read my lips

hear me
hear me
hear my unspeakable voice
hear d sound of my feet

in silence
in silence
do it in silence!
need no sound
need no talking
need no whispering
just shut everything up,
completely.

in the darkness
in the darkness
do it in the darkness
coz in silence n darkness,
we'll find the ultimate greatness


fix me
fix me
delicately, gently, wholeheartedly

do me
do me
passionately, insanely, lustfully
do me at once
the first can be the last
so show me:
perfection,
maturation,
(& of course) conversation.

bring me heaven
I'll give you Eden in return
but if the gift is cell,
then I'll drag you to hell

dont mess up
dont fuck up
because tonight I wanna be really up

read me
hear me
feel me
fix me
do me
in silence,
in the darkness.
now.

for youu, a thousand times over

If there's sumone askin me what's or who's d love of my life rite now, I guess I can answer that question straight away in two or three secs.

D love of my life are them !!

The Kite Runner : Amir & Hassan, d central characters


Amir, d selfish, coward, less manly one.


Hassan, d brave, loyal, n honest one.


Baba, Amir's daddy, d one that underlines what masculinity for Afghans is


There r 2 quotes always stayin on my mind. D most fave ones. Here they are:


Amir as an adult & Sohrab 'd past claws its way out'


Hassan 'for you, a thousand times over....'


Friendship, father & son relationship, bravery, loyalty, past, self concept, & masculinity, they're completely perfectly packaged in The Kite Runner. How can any other movies b greater than this ? (*sounds hyperbolic? I DONT CARE)
No need to hesitate that they're just d most excellent movie ever! If it ain't, I wudn't make it as d subject 4 my thesis rite? =)




Friday, September 10, 2010



have I been created splendidly ?
*wonderin*




l.o.l (life on lolly)

what if d world is always sweet from d 1st till' d end exactly like a lollipop ??



everythin's gonna run smoothly.
SWEET !
but, what's d point of livin then ??

Saturday, August 14, 2010

Satu Hari Sebelum Hari (yang seharusnya) Bahagia

Besok adalah hari yang semestinya menjadi hari kita. Hari di mana kita merayakan bahagia kita. Tapi, satu hari sebelum hari yang semestinya menjadi hari di mana kita merayakan bahagia kita, aku lagi-lagi tersadar bahwa satu hari lagi kita tak akan punya bahagia. Kata pisah yang tak terucap dua bulan di belakang lah yang membuat kita batal punya bahagia. Aku sadar betulan tentang itu, cinta. Tapi dan tapi, aku masih saja dengan bodoh meratapi pahitnya. Ini sakit, ini pahit, dan sayangnya ini nyata. Bahkan, pahitnya tampak dan terasa beribu kali jauh lebih nyata dari cerita-cerita sebelumnya. Orang bilang aku idiot karena aku masih saja menunggu kamu yang selalu datang untuk luka. Mereka bilang aku kasihan sebab aku selalu mengharap kamu yang punya mulut terbiasa untuk mengucap dusta. Tapi, tapi, dan tapi, cinta itu memang buta. Buta yang seluruhnya, karena otak, hati, rasa, jiwa, dan segala milikku ikut-ikutan buta.

Besok adalah hari yang semestinya menjadi hari kita. Hari di mana kita mengucap bahwa kita bahagia. Namun, hari ini, tepat satu hari sebelum hari bahagia kita, aku sendirian saja. Sendiri dalam tawa yang aku paksa-paksa. Sendiri dalam sepi yang tersembunyi dalam riang gembira bersama mereka. Aku selalu larut dalam tawa dan dunia serta isinya. Namun dan namun, ternyata sepuluh ribu tawa pun tak cukup bikin aku bahagia karena bahagiaku adalah di kamu saja. Seharusnya ini terdengar indah bukan, cinta? Namun, namun, dan namun, ini sama sekali tak terdengar indahnya karena kamu yang selalu hanya memandang ini semua sebelah mata. Namun dan namun lagi, kamu yang selalu memandang sebelah mata tetap tak akan buat aku berhenti cinta.

Besok adalah hari yang semestinya menjadi hari kita. Hari di mana kita saling berbisik kata cinta dan bahagia. Besok tak akan mungkin menjadi hari kita. Besok kita tak akan mungkin punya bahagia bersama. Besok kita tak akan diijinkan Tuhan untuk bilang kita bahagia. Besok kamu tak akan mungkin bilang kamu bahagia. Besok kamu tak akan pernah bilang cinta. Besok tak akan jadi milik kamu dan kita. Besok hanya akan tetap jadi milikku, cinta. Besok aku tak kan juga mungkin bilang aku merdeka dan berbahagia sudah tentu karena kamu tak lagi ada. 
Besok aku hanya akan punya rasa dan bilang kata bahwa aku masi cinta, dengan apa adanya, dengan naifnya, dengan bodohnya, dengan semua dan segala yang aku punya.




:)
August 14, 2010
one day before August 15 two years ago when I said "I do"
one day before August 15 now, I still say "I do"

Friday, August 13, 2010

Growing Older Together


The word 'friend' lexically means "somebody who trusts and is fond of another". I take that as a simple definition of the word 'friend'. Nonetheless, when I think deeper about what 'friend' means, I've got more understanding about it (at least in my own opinion).

Buat saya pribadi, seorang sahabat adalah seseorang yang bisa menerima saya apa adanya saya. Saya tak akan perlu punya wajah atau karakter ganda di depan mereka. Saya tak perlu kawatir tentang bagaimana mereka melihat dan menilai saya karena saya yakin dan percaya mereka bisa melihat apa yang orang lain tak mampu tangkap dari saya.

Buat saya pribadi, sahabat adalah mereka yang berusaha ada saat saya butuh waktu dan telinga untuk secuil cerita duka ataupun bahagia. Mereka tak perlu janji ketinggian bahwa mereka akan selalu ada. Entah bagaimana, mereka selalu mampu meyakinkan saya bahwa mereka ada dan nyata. Dan itu cuma-cuma.

Buat saya pribadi, sesosok sahabat adalah mereka yang juga bersedia berkata "Aku percaya" pada saya sehingga mereka pun juga tak perlu berpura-pura menjadi orang yang sama sekali bukan mereka di depan saya dan tak perlu malu bercerita tentang duka lara dan riang gembiranya pada saya.

Buat saya pribadi, figur seorang sahabat sama sekali tak perlu mendekati kata sempurna. Mereka tak diwajibkan untuk selalu mengucap kata 'Setuju' akan perkataan dan tingkah laku saya, karena tentu kami akan punya barang satu atau dua hal yang beda. Tapi, saya percaya mereka berdiri cukup untuk memberi pandangan bukannya untuk sebuah penghakiman.

Buat saya pribadi, sahabat-sahabat saya adalah mereka yang sudi menghabiskan waktu untuk tertawa dan berduka bersama, mereka yang dengan cuma-cuma mau repot-repot memunculkan tawa di wajah saya ketika saya putus asa, mereka yang tanpa berusaha pun selalu bisa membuat saya cinta mati pada mereka, dan mereka yang membuat saya paham akan arti mengerti dan dimengerti.



Buat saya pribadi, sahabat adalah mereka:


ma
pupu
gndut
kieky
nick
mas surya
lenny
ucup



Buat saya pribadi, mereka tak cuma akan singgah, berhenti, dan lantas pergi, tapi mereka akan tinggal dan selalu menjadi teman hidup saya.




hari ke tiga belas bulan delapan tahun dua ribu sepuluh 
04.46




Thursday, August 12, 2010

Yang Biasa Saja untuk Bahagia

Mulai malam ini aku akan berhenti mempunyai gambaran tentang sesuatu yang nyaris mencapai kesempurnaan.
Aku mau berhenti berupaya bila ada firasat semua akan berakhir percuma dan sia-sia.
Aku mau menghentikan semua khayal yang muluk dan berlebihan tentang sepotong rasa.
Mulai kini aku mau yang biasa saja.
Aku akan berhenti menuntut dan meminta.
Tentunya, aku juga akan berhenti memberi semua yang aku punya jika ada yang meminta.
Aku tak akan lagi bermimpi tentang sifat dan rupa.
Aku mau yang biasa.
Aku mau menerima asal dia hadir jika aku sangat butuh dia untuk ada;
ada untuk sekedar memasang telinga, ada untuk siap buat satu atau dua potong cerita, ada untuk tertawa bersama, ada untuk mendengar tangis sarat luka, ada buat mengobati perih yang menganga, ada untuk tidak mengekang namun sekedar memberitahu tentang apa yang sewajarnya, ada untuk menemani dalam kemampuan dan ketidakmampuan seorang manusia.
Aku mau itu saja.
Apa itu ketinggian?
Apa itu keterlaluan?
Tidak, bukan?
Jadi, sekali lagi aku mau mencoba untuk berharap yang biasa saja.
Yang penting aku bahagia.


Sunday, May 30, 2010

.realize.

If only I could turn back the time, I'd say NO that time. Really. I would. I'm tired, exhausted, n depressed but u never know. Everyone seems indifferent, or they dunno either? I want to ignore all these shits n pretend as if everything is okay, but u know it's absolutely not a piece of cake. For almost 2 fucking years I've tried n got nothing but all d lies. People say even a donkey won't fall down into d same hole for twice, but this hole? I've fallen down into this many times. Thousand of times. Does it make me worse n dumber than that silly donkey? How pathetic then. I'm ashamed. I'm supposed to be stronger than this, I'm supposed to be able to fix it, but I cant. Always. I never can. U say I'm way too much. Too much?!!!! Too much what?! How could u say that. How dare u! How could u even think about that!! asshole. I should have known u're an asshole n then I shouldn't have said yes. I regret it. Really! I regret all that we have. For all this time, I always blame myself. I treat myself badly as I cant do nothing when we quarrel. I tell myself to b more like this n that to be d girl u expect me to be. But, now I see, u never do d same. U never try to b d better person I want u to be. What u can only do is blaming me as if everything is my fault. Slowly, u make me hate myself. And, foolishly I realize that too too too late. Why now? Why I realize that after all these bad events, habits, routines, etc? I know it's corny. But what can I say anymore if d problem still deals with u? with all things related to u? I tried to hate u, really, but I cant. Even after knowing that u've been cheating on me, even after u've punched n kicked me. After all ur behavior, I cant hate u still. I used to be proud of this, I thought this is what affection means. But I was wrong. This is not affection. Affection isn't like this. AFfection takes d action giving and taking, understanding and to be understood. This is not what it's supposed to be. This is called stupidity. What else can it possibly be? It's stupid because I let myself fall down into d same hole over n over again. It's stupid as I cant hate n forget. It's stupid since I cant make a move. It's stupid since I still let ur shits n lies hurting me so bad. The last time we conversed, we said that this will be the last attempt. Now, is it? Is it d last? really really d last?  Then it means that we, or to be more particular I, have to let go it now? If so, please just disappear n go or even die. Please tell me that it's only a dream, a bad one n some day when I wake up, really really wake up, I can see d world happily as if u never exist in my life. I'm sick of this. These 2 years I've wasted are enough. I shouldnt waste any more time, even years to realize that U ARE NOT THE ONE FOR ME BASTARD!

Sunday, May 9, 2010

complaining solves nothing, but it feels good.

Well, whatta say? I just cant sleep at all n it's already 4 o''clock in d morning ! 
Suddenly I realized that I have to fix many things in me. Underline that. Many things.
Sometimes people complain bout their life. They grumble bout why they dont have much money, why they cant buy this or that stuff, why their friends r asshole, why their lovers cant understand them, why their sex life isn't so satisfyin, why their marriage seems borin, why their assignments r so burdensome, why their parents demand a lot of things that seem impossible, and many other why why why.
And I started wonderin on why people really love to complain. They can complain bout anythin. Really. And they have such a huge storage box for providin excuses on why they have to complain bout one or the other thing. Aint their excuses n complaints makin their life simpler, easier, or more controllable? Do they feel less distressed if they complain n grumble? I dun think so. One thing I know for sure is all things seem heavier, more difficult, more stressin, more exhaustin if they just complain without any real action to solve or find the way out for their probs. Everything wont be solved if they cant accept those the way they are rite? Every prob wont go away even after we scream n yell "Fuck OFF" for a thousand times. So why the hell do we still like to complain? even bout small stuff only.
I myself also like to complain. Often. Although I've realized that complainin wont solve anything, I jut keep on doin it. And now I'm askin 'why'? Complaining is addictive perhaps. That's what I feel. I wont go anywhere and do nothing good with complaining but hey, I cant stop doing that. Or, perhaps, I just wanna blame anything for my misfortunes? Maybe. If so, hahaha, how shallow I am ! shame !

Friday, April 23, 2010

the other side of me

jika kata tak mampu lagi mendefinisikan rasa dan peristiwa
maka aku aku akan diam sepuluh ribu bahasa,
dan dalam diam akan terpatri kenangan tentang semua.

bilamana semua mulai memburam dan maya
maka aku akan memejamkan mata dan mempertajam indra,
supaya aku tetap bisa memilah yang nyata dari yang maya

ketika kewajiban untuk memilih tiba
maka seperti biasanya, aku akan mati rasa,
karena aku dikacaukan oleh berbagai pilihan yang ada

dan lebih dari semua dan segala,
aku hanya ingin bahagia


Sunday, April 11, 2010

the light conversation we had

a pack of cigarettes,
a glass of iced cappucinno,
one cheese & beef sandwich,
a bottle of mineral water,
and a set of table in the corner,
at Cheers.
at 7 pm till drop.


we sat.
we glanced at each other.
we laughed.
we had jokes.
we shared stories.
we planned something.
we conversed.


simply, happily, enjoyably, lightly, joyfully, & peacefully.

I do NOT require a sky full of bright twinkling stars,
flowers,
expensive beverages & meals,
luxurious spots,
any romantic musics,
or another fucking bullshit things.


that conversation......
was all that I needed,
was all that I wanted for so long,
was all that I dreamed about,
was really more than enough,
was huge,
meant a lot....



it wasn't too much to ask, ain't it ?  :)


 

great men wif such elusive thoughts




Pernah gga ngerasa kalo dunia begitu besar & kita begitu kecil?
Banyak bgt hal-hal yg kita gga tau.
I've felt that (again) a few hours ago gara-gara blajar buat mata kul Sejarah Pemikiran Modern.
It's d worst feeling ever, at least for me.

Itu mata kul ttg positivism, dogmatism, idealism, bla bla bla yg sama skali gga bikin tertarik buat baca apalgi mahamin !
That's why I chose to stop reading that stuff.
Tapi oh tapi, paling gga jadi mikir juga kalo ternyata banyak banget hal yg aku gga tau, sadly.
Jadi mikir juga kalo orang-orang sebangsa Auguste Comte, Hegel, Karl Marx, etc luar biasa brilian.
Jadi minder karna orang-orang jaman dulu bisa create pemikiran yg luar biasa sangar which i dont understand at all.
Jadi malu karna baru ngeh kalo aku gga pernah mikir hal-hal yg bermutu.

But, still, mereka-mereka sukses bikin pusing & pesimis bisa kerjain test besok.
Jadi, walo mereka hebat, they still suck. hahaha.

Here are those guys with their elusive thought !!

starting point


sometimes,
things are better to be written rather than spoken.