Thursday, March 27, 2014

Tahukah Ibu, Ada Solusi Pas untuk Temil (Teman Hamil)

Dua tahun ini adalah tahun-tahun yang membahagiakan untuk teman-teman saya. Banyak banget yang getting married, euy! Congrats to you, guys. Welcome to the club! *senyum tipis penuh arti* Saya selalu ikutan happy tiap mendengar cerita happy. Pernikahan adalah hal yang membahagiakan (selain jamuan makan di resepsi pernikahannya). Tapi kayaknya teman-teman saya belum selesai membagi cerita happy mereka. Well, yeah, saya tentu saja ikut senang apalagi kalau berbagi cerita happy nya sambil traktir-traktir. The next happy story after marriage is, of course, pregnancy. Yes, banyak teman saya yang langsung ditanyai alamat karena kurir burung bangau pengen antar paket berupa babies. Hihihi.


Sebagai senior *ehem, naikin alis*, saya jadi orang yang ditanya-tanya seputar kehamilan mereka. Ada yang curhat nggak doyan makan. Makan apa pun selalu muntah, bahkan minum air putih saja muntah. Cium bau-bau nikmat seperti bau masakan otomatis mual. Wow, I think I was so lucky back then because I didn't experience that. Iyah, syukurlah saya nggak mengalami hal-hal semacam itu. Tapi, sedihnya, saya jadi nggak bisa mengangkat beban penderitaan membantu mengatasi morning sickness mereka. Hiks, maap ya temans. Ada yang curcol kalau mereka sangat ketakutan membayangkan persalinan mereka nanti. Akhirnya, dulu saya suggest ke mereka untuk browsing video-video ibu melahirkan. Membantu kah? Enggak sama sekali. Yang ada mereka malah tambah parno. Hiks, maap lagi ya temans. Kapok memberi saran yang belum tentu berhasil, saya lalu mengeluarkan tips andalan saat dicurhati temil (teman hamil) yang galau. Mau tau tips saya? Just be happy and think positively. Titik. Nggak banyak membantu ya kayaknya? Hadeuh. Senior macam apa saya?! *tampar diri sendiri berulang kali*


Lalu saya amprokan sama komunitas Bebeclub. WOW! Ternyata di sana komplit sekali infonya. Ada resep MP-ASI, resep balita, pregnancy, aktivitas seru yang bisa dilakukan bareng anak, dan masih banyak lagi. Asyiknya lagi, Bebeclub juga punya careline supaya kita bebas nanya-nanya. Di careline Bebeclub ada ahli nutrisi, bidan, dan mama-mama yang lebih berpengalaman. Rubrik pregnancy mereka kan yang dibutuhkan temil-temil saya banget. Nyesel sekali kenapa saya baru ngeh sekarang. Kalau dari dulu ngeh kan saya bisa curi ilmunya terus bisa berbagi tips yang oke buat temil-temil saya itu, supaya kelihatan pinter. Ah, it's too late. Ya sudah lah, lupakan niat sok pinter saya. Sok, temil-temil, gabung aja deh ke komunitas Bebeclub. Banyak info buat kalian, tuh. Mau morning sickness, kontraksi, olahraga selama hamil, tips menghadapi persalinan, atau nyeri perut, semua dibahas. Tinggal register di bebeclub.co.id saja kok. It's as simple as that, kan? Kalau kegalauan kalian belum dibahas, don't forget kalau Bebeclub punya careline yang bisa bantu kalian. Ditelepon bisa, diemail oke, dichat juga monggo. So, stop curcol galaunya ah yak. Ibu hamil itu harus positive thinking loh *teuteup*. Kemarin tips-tips dari saya nggak berfaedah, tapi to make it up, saya kasih info komunitas Bebeclub nih. Jadi, tetap ditraktir, ya? *masih keukeuh*


Anyway, buat temil-temil yang super syibuk, Bebeclub ini bisa dibuka dari smart phone juga loh. Tampilan di smart phone nggak kalah catchy karena dilengkapi sama navigasi yang memudahkan kita mengakses fitur-fitur yang tersedia. Bisa lah ngintip-ngintip Bebeclub sambil ngemil santai atau selonjoran. Yeay! :))

Tampilan depan Bebeclub. Bebeclub dukung ASI loh :)
Navigasi yang gampang diakses
Ini nih pregnancy Bebeclub buat temil saya ;)

Saturday, March 22, 2014

Steak Holycow Pertamaxxx-ku Berkat Sunco

Tadaaa. Hiks. Belakangan ini kok saya nggak serajin biasanya yak untuk ngeblog. Kangeeeen... *ciumin blog sampai jontor* Well, actually, lately I'm kinda busy arranging this event for Rumah Ramah Rubella. Masih ingat kan sama Rumah Ramah Rubella? Semoga masih :'))

Daripada ternyata ada yang lupa, saya ingatkan saja deh ya. Hihihi. Rumah Ramah Rubella itu komunitas yang saya bentuk untuk mewadahi para orangtua yang memiliki buah hati dengan infeksi TORCH kongenital. Rumah kami masih maya, di Facebook dengan sangat sederhana. Monggo yang mau mampir sok atuh intip di sini. Puji Tuhan, akhirnya Rumah Ramah Rubella berkesempatan juga bersilaturahmi secara offline (karena sebelumnya cuma online saja). Event pertama ini cukup saya nanti-nanti loh karena akan direalisasikan dalam bentuk seminar. Penasaran? Nih pamfletnya.. :))


Tapi postingan ini bukan mau woro-woro seminar pertama Rumah Ramah Rubella ya. Hehehe. Tadi promosi dan pamer selewat saja. Postingan ini sebenarnya mau cerita tentang pengalaman pertama saya makan steak di Holycow. Nyam nyam nyam. Sudah pernah makan steak di Holycow? Kalau sudah, pasti tau kalau rasa steaknya endes gilak! Harganya juga... *ehem* lumayan menguras kantong, apalagi kantong ibu-ibu pelit macam saya. Kalau belum, saya puk-puk saja ya. Bisa lihat spoiler steaknya dulu di sini. Hihihi. *digeplak pembaca blog*

Terus, gimana cerita saya yang pelit dan nggak belum kaya (pakai kata belum dengan diiringi doa semoga suatu saat jadi kaya beneran) ini bisa makan steak di Holycow? Saya banyak duit tabungan? Jelas enggak. Saya maksa makan steak di sana terus kabur pas waktunya bayar? Hish, mana berani, jiwa kriminal saya nggak sekuat itu. Lalu? Saya dapat voucher Holycow sebesar 300.000 rupiah! Horeeee! Puji Tuhan, alhamdulillah. Tuhan Maha Tau bahwa hamba-Nya sudah terlalu lama ngiler steak endes yang mihil. Hehehe.

Dari mana saya dapat voucher? Mari simak baik-baik *dandan ala bu guru mau cerita*

Suatu hari, tsaahh, saya jalan-jalan di timeline Facebook. Ketemu lah saya dengan Sunco. Tau kan Sunco? Itu loh minyak goreng. Ibu-ibu pasti tau Sunco. Ternyata Sunco sedang mengadakan kontes cerita dalam rangka menyambit menyambut hari kasih sayang. Nama kontesnya My Sunco Valentine Story Contest. Jiwa quiz hunter yang ada di lubuk hati terdalam saya langsung pengen beraksi. Terus saya intip apa sih hadiah yang ditawarkan. Ternyata hadiah utamanya adalah.... voucher Holycow sebesar 300.000 rupiah untuk 2 orang pemenang. Mekanismenya gampang bingits. Kita cuma diminta bercerita tentang makanan apa yang ingin kita santap bersama orang terkasih di hari Valentine. Jumlah karakter kata nggak dibatasi. Cerita langsung bisa disubmit di kolom komen. Ah, it's a piece of cake, ain't it? Langsung deh saya ikutan :D


Eeehh, ternyata saya menang hadiah utama! Yippie!


Ini cerita saya yang berhasil mendapatkan voucher Holycow itu:


Ah, pokoknya ini berkat luar biasa di awal tahun deh. Saya pengen banget makan steak di Holycow tapi belum punya duit. Saya pengen Valentine-an sama suami, eh pas hujan abu dan suami sakit pula. It was a gloomy Valentine. Voucher ini mem-pink-kan lagi hati saya. Heheheh.

Ditunggu-tunggu sampai agak lumutan, ternyata voucher yang dijanjikan Sunco nggak juga sampai di rumah. Mewek deh. Saya langsung message Sunco di Fan Page mereka. Setelah dicek en ricek oleh Sunco, ternyata masalah ada di jasa pengiriman barangnya. Terus segera dikirim ulang dan 2-3 hari kemudian, vouchernya mendarat dengan selamat di rumah kami. Two thumbs up untuk Sunco yang sangat kooperatif dalam menanggapi pertanyaan ibu rempong macam saya dan dalam menyelesaikan masalah. 


Hari Minggu kemarin, akhirnya saya dan suami merayakan Valentine yang tertunda di Holycow. Hehehe. Pas banget ternyata restonya remang-remang, so it's kinda romantic gitu deh. Segera setelah kami duduk, waitress mengantar buku menu pada kami. Wow! Banyak sekali pilihan menunya. Sampai bingung saya. Akhirnya saya order Wagyu Tenderloin 200 gram, medium rare, dengan french fries dan spinach. Suami pesan Australian Tenderloin 400 gram, medium rare, dengan mashed potato dan spinach. Saat kami bilang ke waitress kalau tingkat kematangan steak yang kami inginkan adalah medium rare, waitress bilang medium rare itu belum matang loh. Hmm. Saya keliatan segitu katroknya kali ya sampai waitress merasa perlu menginfokan itu... :')

Ini makanan Valentine kami :D



Mumpung bisa kencan di Holycow, harus narsis dong tentunya karena #NarsisIsNotACrime, hihihi.

Suami juga minta difoto loh -____________-


Lalu foto berdua ^^



Itulah acara pamer pengalaman pertama saya ngeholikaw. Hehehe. Thanks a bunch yes Sunco, berkat dirimu, saya dan suami nggak perlu ngiler lagi. :))

Saturday, March 15, 2014

Seminar & Advokasi Penganggaran Screening TORCH: Maukah Kamu Ikut Peduli?

Hi again! Ugh, these days are pretty hectic lately. Terakhir nulis tentang peserta Giveaway #IdeRumahRamahRubella terus minggat. Bahkan saya sampai belum menyelesaikan baca ide-ide teman-teman blogger. OH NO! Padahal yang ikut nggak banyak-banyak amat yak. Nggak sampai 25 peserta, tapi oh tapi, cukup bikin saya kliyengan juga ternyata. But, nevermind. Kliyengan saya selalu lenyap kok setelah baca ide-ide yang keren-keren dan tulus-tulus. So, thanks again, guys! :) --- Ini basi banget, akhirnya postingan terakhir saya adalah tentang Kasus Ade Sara: Reminder Tegas untuk Para Orangtua! dan postingan di blognya Ubii yang menceritakan tentang calon buku pertama saya. Mau mau mau? Boleh loh pesan dulu, ceki-ceki aja di sini ada bonusnya loh hehehe (teteup sambil promosiong). Maklum, waktu bikin postingan ini, saya simpan di draft karena anak saya keburu nangis.

Kali ini saya mau cerita sedikit. Iya, dikit aja soalnya sebenarnya ini juga lagi lembur ngerjain yang lain :| Tapi hati ini berontak-tak pingin nulis di blog. So, here we go. Jadi, tanggal 26-27 Februari lalu, saya diundang mewakili Rumah Ramah Rubella untuk menghadiri "Advokasi Perencanaan Penganggaran Daerah Untuk Meminimalisir Bertambahnya Jumlah Anak Cerebral Palsy Melalui Pemeriksaan TORCH Pada Pasangan Usia Produktif Dan Pasangan Yang Merencanakan Kehamilan." Keren ya judulnya? Hihihi. Nggak cuma judulnya yang keren loh. Isinya pun super duper keren pangkat seribu! Saya bersyukur sekali bisa terlibat di sini karena peserta undangan lain adalah Bapak-Ibu dari BAPPEDA, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan tenaga Kerja, Dinas Pendidikan, BKKBM, BPS, dan DPRD. Yup! Saya masih anak bawang sendiri. *ngemut Jagoan Neon sambil melet-melet*

Terima kasih atas undangannya ya, WKCP :)
Dari judul acaranya sudah bisa ditebak, ya? TORCH lagi, TORCH lagi. :) Mungkin ada yang bosan lihat postingan saya melulu tentang TORCH. Tapiiii, ya begini lah, saya bebal. Pinginnya koar-koar terus tentang itu. Hehehehe. Ada sangat banyak hal menarik, bermanfaat, dan informatif yang ingin dan bisa saya bagi dari acara tersebut. FYI, hari pertama berisi seminar dan hari kedua adalah forum group discussion. Di postingan ini saya cerita tentang seminarnya dulu ya, tapi belum komplit nih. Ini cuma rangkuman tweets saya aja di Twitterland tempo hari. Cuman saya copy-paste aja, jadi mohon maklum kalau banyak penyingkatan kata. :)
  1. #DoUKnow kini kita gak pakai kata cacat lg utk refer to ABK? Kini kita pakai istilah difabel, disable, & tuna utk adjective/kata sifat.
  2. Dan untuk noun/kata benda kita pakai ketunaan atau disabilitas. STOP pakai kata cacat! Gak ada ciptaan Tuhan yg cacat. Koreksi diksi cacat.
  3. #DoUKnow negara WAJIB penuhi hak-hak kaum difabel? Ya dlm pengadaan fasilitas publik, infrastruktur gedung, perda, dana, edukasi, dll.
  4. Nggak ada biaya? Bukan & gak boleh jd alasan. Sekali lagi krn negara WAJIB mensupport pemeliharaan & memenuhi hak-hak para kaum difabel.
  5. #DoUKnow idealnya semua sekolah jadi inklusi? Gak boleh nolak ABK utk sekolah di sana. ABK berhak dpt edukasi di sekolah umum. BERHAK.
  6. Praktiknya? Miris. Masih byk sekolah menolak murid ABK krn gak punya SDM capable menjadi guru pendamping/shadow teacher murid ABK.
  7. Lulusan IKIP jurusan PLB buanyak. Kenapa mayoritas end up di SLB bukannya di sekolah umu supaya jadi inklusi?!
  8. #DoUKnow utk wujudkan sekolah inklusi, kita butuh gandeng banyak pihak? Guru perlu dilatih gmn handle murid difabel. Dinkes, mana suaramu?!!
  9. #DoUKnow dana utk pemenuhan hak kaum difabel sebetulnya ada bahkan dg nominal yg gak sedikit, tp tertahan di pusat?! Harus dicecar dgn lebay.
  10. #DoUKnow sdh ada usulan ttg pemenuhan hak difable sejak th 2003/04 tp baru di-acc th 2011? Butuh 7 thn utk setuju. Keterlaluan. Aku marah!
  11. Di negara lain, kaum difabel didukung dg fasilitas & asuransi. Di sini? Dipandang sblh mata bahkan ada tendensi ingin dieliminasi.
  12. Semua biaya Ubii gak bisa diclaim. Alasannya krn itu pre-existing condition atau kelainan kongenital. Gimana yg kelas menengah ke bawah?!
  13. #DoUKnow infeksi TORCH jg bisa sebabkan CP (Cerebral Palsy)? Bahkan ada 5 level CP. Level terberat: anak duduk di kursi roda harus diikat.
  14. Bayangkan, duduk di kursi roda aja gak bisa. Bahkan ada teman yg anaknya CP berat sampai menangis pun gak bisa. Gak bisa makan, tertawa, dll.
  15. #DoUKnw utk anak dg CP berat tsb, si ibu harus keluarkan hampir 2,5juta.bulan utk fisioterapi & obat? Itu blm termasuk kelengkapan lain.
  16. Belum termasuk alat fisioterapi 3,8 juta: kursi roda, tape, sepatu avo, backslab elbow, walker, matras yg tentu jg bisa rusak someday.
  17. Belum include ABD (alat bantu dengar) kl memang dia jg mengidap gangguan pendengaran. Beli sepasang ABD, kalian bs beli 2 motor matic.
  18. Belum lagi cetakan ABD harus ganti per 2-3bln. Sekali cetak 150rb. Belum batrenya 50rb isi 5 pcs. itu di Jogja. Mungkin lebih di kota lain.
  19. #DoUKnow 2-3juta per bulan berarti 24juta/tahun? Mungkin ringan u/ sebagian org. Utk yg lain, sangat memiskinkan. Really.
  20. #DoUKnow itu baru beban materi? Masih ada beban non-materi bagi kaum difabel & ortunya: labeling, stigma, keterbatasan edukasi, fasilitas.
  21. So, please, STOP sebut anak difabel dg kata cacat. Dgn begitu kalian meringankan beban non-materi kami. It will be much appreciated.
  22. #DoUKnow disabilitas yg sebabkan beban materi & non-materi ini bisa dicegah? Ya! Dgn screening TORCH sblm rencana hamil & vaksin MMR!!!!!
  23. #DoUKnow ada 3 sebab kenapa calon ibu nggak lakukan screening TORCH & vaksin MMR?
  24. 1) Bagi kelas menengah ke bawah. Jelas kendalanya biaya yg gak murah. Nggak ada subsidi juga. Itu yg kami perjuangkan di advokasi kemarin.
  25. 2) Bagi kelas menengah ke atas yg biaya bukan masalah. Kendalanya edukasi. Mereka gak tau apa itu TORCH, dampak, pencegahan, dll nya.
  26. Gimana mereka mau screening TORCH & vaksin MMR kl mereka nggak tau mengapa itu penting? Edukasi ini jg yg kami perjuangkan pelan-pelan.
  27. 3) Kaum bebal. Sudah aku koarin bahaya TORCH, pake Ubii jadi contoh utk tunjukkan dampak, tp ttp ogah screening. Padahal aku tau mereka MAMPU.
  28. Alasan ke-3 ini yg aku gagal paham. Edukasi dapet, biaya jelas ada. Tapi tetap pilih abaikan pentingnya screening TORCH. Apa alasannya?
  29. Kenapa bisa begitu yakin kl TORCH gak akan menginfeksimu? Apa landasannya? Apa dasarnya? Krn kata dokter semua baik-baik saja?
  30. 4 dsog bilang kandunganku sehat. Mereka cuma lihat dari USG. FYI, USG biasa nggak bisa melihat tanda2 kelainan organ pada janin. Jgn main2.
  31. #DoUKnow anak usia PAUD yg sedang terjangkit Rubella sangat BISA MENULARKAN RUBELLA pd ibu hamil?
  32. Ada 2 teman, guru PAUD, yg kehamilannya terinfeksi Rubella krn tertular anak didiknya di PAUD. Ibu hamil RENTAN sekali. Virus sangat jahat.
  33. Solusi? Anak PAUD yg terjangkit Rubella dirumahkan/belajar di rumah sampai sembuh. Ortu harus mau mengerti. Guru harus paham & tegas. 
  34. Itulah mengapa edukasi wajib diturunkan ke guru-guru PAUD dan juga guru SLB. Supaya mereka bs jaga penularan virus Rubella ke ibu hamil.
  35. #DoUKnow anak usia PAUD yg terjangkit Rubella itu biasa, nggak perlu dikhawatirkan & bs sembuh sendiri? Khawatirkan guru/ortu murid yg hamil.
  36. #DoUKnow anak usia PAUD bs diminimalisir kemungkinan Rubella nya dg vaksin MMR? Bisa sekali! Tap banyak yg gak ambil vaksin utk anaknya.
  37. #DoUKnow ada 3 alasan kenapa ortu nggak mengambil vaksin MMR utk anaknya? Ini juga bikin aku gemes, alasan terakhirnya.
  38. 1) Dirasa mahal. Fine. Emang blm ada subsidi. Ini yg kami bawa ke advokasi kemarin: subsidi vaksin MMR. Th 2016 advokasi akan digencarkan oleh @WHOIndonesia.
  39. 2) Gak tau kenapa vaksin MMR penting. Kembali ke kendala persebaran edukasi yg nggak merata. Ayo edukasi teman-teman kita!
  40. 3) Termakan isu yg dipopulerkan golongan antivaksin yg bilang bahwa vaksin MMR pd anak bisa sebabkan autisme. Isu gak bertanggungjawab!
  41. #DoUKnow vaksin MMR TIDAK sebabkan autisme? Sila follor pengggagas Rumah Vaksin @dr_piprim & vaksinolog @dirgarambe spy lebih jelas.
  42. HOAX kayak gitu yg bikin anak2 usia PAUD mudah terjangkit Rubella. Bikin ortu jadi takut (krn gak cek kredibilitas info) shg ga vaksin anak.
  43. #DoUKnow warga Jogja boleh berbangga krn Joja sdh implementasikan hak-hak kaum difabel ke Perda-nya? Ada di Pergub 4/2012. Hore!! :))))
  44. Setelah Pergub di-acc maka 2 thn kemudian harus sdh mulai efektif. Dan Mei 201 ini saatnya! Tinggal 2 bulan lagi. Excited & grateful.
  45. #DoUKnow Pergub Jogja yg atur hak-hak difabel bisa goal 80% nya adalah krn peran komunitas ortu & komunitas yg peduli difabel? Ya :)
  46. Kl komunitas biasa saja bisa sampai buat perubahan, bayangkan apa yg bisa dilakukan negara utk penuhi hak-hak kaum difabel. Pasti luar biasa.
  47. Pergub goal krn kumpulan orang bebal yg nggak capek speak up utk anak mereka. Karena memang harus lebay & harus menekan supaya didengar :)
  48. Aku masih anak kemarin sore yg masih nggak tau banyak. Bersyukur bgt krn dilibatkan dlm advokasi bersama BAPPEDA, Dinkes, Dinsos, DPRD.
  49. 2 hari Ubii ditinggal sampai petang dititip ke eyangnya. Tapi aku yakin Ubii mengerti krn ini utk hak-hak Ubii kelak. This is for YOU, Ubii!
  50. #DoUKnow gak perlu punya anak difabel dulu utk ikut menggaungkan edukasi TORCH & hak-hak difabel? Ya, semua bisa ikut serta :)
  51. Infokan ke keluarga ttg pentingnya screening TORCH: cara pencegahan & dampak TORCH pada bayi. Tell the world. The world should know!
  52. Koreksi penggunaan kata cacar utk sebut ABK. Bilang, pakai kata difabel, disable, atau tuna/ketunaan. It is easy to do, right? :)
  53. Karena kl kita gak peduli thd hak anak difabel kita & gmn cegah disabilitas, lalu siapa lagi? It's our future generation we're talking abt!
  54. Kami, ortu dg anak difabel, nggak minta dikasihani. Kami cm ingin ada real action utk cegah anak2 lain jadi difabel yaitu sosialisasi TORCH.
  55. Kami cm ingin hak-hak anak kami nggak diabaikan
  56. Sekian oleh-oleh dari advokasi kemarin. Maaf ya menuh-menuhin linimasa kalian :)
Hasil diskusi kelompok saya yang dipresentasikan di depan semua peserta advokasi
So, yeah, it's pretty much it. Lain kali akan saya ceritakan dalam postingan yang lebih beradab. Hehehe. So, teman-teman blogger, di mana pun kalian berada, saya dengan imut rendah hati mengajak teman-teman semua untuk peduli. Sebarkan ini. Bilang sama minimal satuuuuu saja teman dalam sehari apa itu TORCH, apa dampaknya pada janin, bagaimana mencegahnya, dan koreksi penggunaan kata cacat menjadi difabel, disable, atau tuna.

I share because I care. How about you? :)

Dan ini oleh-oleh berupa foto, hehehe.

Mbak Safrina Rovasita, teman baru yang membuat saya kagum. Bersyukur bisa mengenalnya.
Bersama Mbak Dani, teman dari Rumah Ramah Rubella
Saya cimblis sendiri, tapi harus pede kan ;)

Friday, March 7, 2014

Kasus Ade Sara: Reminder Tegas untuk Para Orangtua!

Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un..

Sebelumnya, saya ingin menghaturkan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya untuk keluarga dari Ade Sara Angelina Suroto. Bagi yang belum tahu, Ade Sara meninggal dunia karena dibunuh oleh mantan pacarnya dan pacar barunya. Foto-foto Ade Sara berikut pembunuhnya juga silakan googling sendiri. Saya ndak sampai hati mau ngepost. I was too broken hearted reading the news..

What made me sad is the fact that the murderers are only 19 years old! Ya Tuhan.. mereka masih muda sekali. 19 tahun saya masih kuliah, ber-haha-hihi dengan teman-teman dan jajan cireng atau batagor sepulang kuliah. 19 tahun adalah usia produktif, bukan?! The second fact saddening me is that Ade Sara was the only child of her parents. Duh, nggak sanggup saya membayangkan perasaan ibunya. Semoga mereka kuat dan ikhlas. Amin.

Sebenarnya kasus pembunuhan Ade Sara ini bukan satu-satunya cerita tentang hal negatif yang dilakukan anak muda ya. Sebelumnya, ingat kah kita dengan kasus siswi dan siswa SMPN 4 Jakarta yang direkam teman-temannya saat saling mencium dan memegang alat kelamin? Kasus itu sempat heboh beberapa waktu yang lalu. Sebelum video di-banned, saya dan suami sempat menontonnya. Oh my dear God, hati kami mencelos miris. Kok bisa anak-anak SMP sudah tahu pegang-pegang area vital, atau yang biasanya disebut grepe-grepe, begitu? Saya menonton video itu malam-malam. Setelah nonton video amatir itu, saya dan suami iseng googling dan searching di YouTube dengan keyword "video porno mesum anak SMP". Bejibun munculnya! Saya anak SMP era 90-an. Memang mungkin saya tahu kissing dan grepe-grepe sebelum waktunya, saya akui itu. Tapi, nggak pas jaman SMP juga! SMP saya masih diwarnai dengan mengisi buku biodata untuk kemudian diedarkan ke seisi kelas, membangun menara dari kotak pensil supaya teman-teman nggak mencontek ulangan saya, dan kejar-kejaran main gobag sodor. Barusan saya iseng googling lagi, and guess what I found! Sebuah artikel berjudul 76 Persen Anak Kelas 4-6 SD di Jakarta Lihat Pornografi.

Thursday, March 6, 2014

Pemenang GA #IdeRumahRamahRubella


Selamat malam. Nggak kerasa, besok sudah harus pengumuman Giveaway sederhana saya dan Rumah Ramah Rubella tentang ide-ide untuk Rumah Ramah Rubella. Total ada 21 peserta yang menyumbangkan ide-ide kerennya. Daftar ide-ide nya bisa dilihat di sini ya.

First of all, I would like to say thank you very much atas partisipasi teman-teman blogger. Those ideas mean and help us like A LOT, really! Barusan saya dan pengurus Rumah Ramah Rubella sudah berdiskusi. Cieh, diskusi, gaya amat yak. Hahaha. Intinya kami sudah mengobrol pokoknya. :D Pengurus kami ada 5 orang, jadi pas ya, 1 orang memilih 1 ide yang klik di hati dan visi misi kami. Mau pada kenalan nggak nih sama pengurus Rumah Ramah Rubella? *wink*

Kenalan dulu kali yaa, karena sekali lagi, saya adalah penganut paham tak kenal maka tak sayang. Hohoho. Jadi ada saya sendiri, Gesi - Mami Ubii *ehem!*, kemudian ada Nuril - Ibu Gendhis dari Magelang, Sita - Mamak Sakha dari Bekasi, Inel - Ibu Nadhif dari Jakarta, dan Tary - Mama Kevin dari Tangerang. By the way, Mbak Inel - Ibu Nadhif ini lho yang kemarin diajak syuting di acara talk show dr. Oz Indonesia di Trans TV sama si dokter ganteng. Hihihi. Sok, yang mau kenalan lebih intim, boleh add Facebook mereka, pan banyak teman banyak rezeki. Eh itu anak ya harusnya? Hahaha.

Maap kebablasan ngalor ngidulnya. Dan, ini lah 5 pemenang Giveaway #IdeRumahRamahRubella pilihan kami:
  1. Gesi - Dear Rumah Ramah Rubella dari Putriana Indah Lestari (@itachuu).
  2. Nuril - Ide Untuk Rumah Ramah Rubella dari Lusiana Trisnasari (@lusitris).
  3. Sita - Berkenalan dengan TORCH & Rumah Ramah Rubella dari Nian Astiningrum (@NianAstiningrum).
  4. Inel - Sambil Menyelam Minum Air dari MeNz MeNick (@_menikdp).
  5. Tary - Memperjuangkan Rumah Ramah Rubella dari Mugniar Bundanya Fiqthiya (@Mugniar).
Pertimbangan kami memilih ide dari Mbak Putri, Mbak Lusi, dan Mbak Nian adalah karena ide-ide yang dilontarkan sangat lengkap, nggak cuma konsep yang dijelaskan tapi juga gaining nya sehingga kami sangat terbantu dalam merealisasikannya kelak. Ide-ide tersebut juga bisa dilakukan dalam jangka panjang secara berkelanjutan. Untuk ide dari Mbak Menik, kami pilih karena sangat informatif dan tentunya bermanfaat untuk Rumah Ramah Rubella. Khusus untuk ide dari Mbak Mugniar, kami terenyuh, terharu, dan tersemangati (cieileh) atas tawaran sukarela Mbak Mugniar untuk ikut menulis tentang Rumah Ramah Rubella, sebagaimana yang ditulis Mbak Mugniar, "Jika ada yang perlu dibuatkan penyampaian dalam bentuk posting-an blog, saya juga bersedia, beritahukan saja kepada saya." Aaakk, tengkyu so much ya, Mak Mugniar :) *wink-wink* *blushing*

Sesuai janji saya sebelumnya, maka ke-5 pemenang akan mendapatkan antologi Mereka Bicara Fakta, pulsa masing-masing 25.000 rupiah, dan 3 pcs bros/pin jilbab buatan saya. Sekali lagi, jangan lihat nominalnya ya teman-teman, karena hadiah yang saya bisa berikan amat sangat sederhana. :)


Untuk teman-teman lain yang sudah berpartisipasi tapi belum terpilih, maaf ya, karena hadiahnya terbatas sesuai kocek. Hihihi. Bukan berarti ide-ide lain nggak keren lho, cuma ide-ide lain sudah tersampaikan juga di 5 pemenang Giveaway #IdeRumahRamahRubella di atas.

Sekali lagi, terima kasih banyak atas partisipasinya. Semoga next time bisa mengadakan Giveaway yang lebih seru lagi. Maafin juga ya kalau masih banyak kekurangan di Giveaway ini. Maklum, pengalaman pertama ngadain Giveaway, euy. Hihihi.

Untuk Mbak Putri, Mbak Lusi, Mbak Nian, Mbak Menik, dan Mbak Mugniar, saya tunggu message nya di Facebook untuk alamat dan nomor handphone ya. :)

Salam dari Rumah Ramah Rubella

#SharingIsCaring