Wednesday, December 31, 2014

Kilas Balik 2014 Grace Melia

Sumber

Sebentar lagi kita akan berpisah dengan tahun 2014. Otomatis saya langsung mengingat-ingat apa saja yang saya alami, rasakan, harapkan, dan capai di tahun 2014 ini. Banyak hal yang sudah terjadi, baik yang menyenangkan dan kurang menyenangkan. Baik pencapaian maupun kegagalan yang lantas membuat saya belajar dan mengevaluasi diri. Saya jadi ingin menulis kilas balik saya di 2014. Semua yang saya tuliskan ini adalah yang menurut saya membekas di hati. Ada yang nggak penting dan remeh banget, tapi tetap saya tulis karena buat saya pribadi, lucu aja saat diingat-ingat. :))

Saya bakal nulis apa-apa yang berkesan mulai dari blogging, menulis, Rumah Ramah Rubella, Ubii, dan keseharian nggak penting saya. Blogpost ini bakal panjang dan bakal banyak kenarsisan, kenorakan, kekatrokan, dan whatever you name it. Bakal banyak link menuju ke postingan blog saya di tahun 2014 yang akan saya selipkan di sini. Jadi... kalau kira-kira kamu malas liat mami-mami narsis, hehehe, sini puk-puk dulu. Ini postingan suka-suka. LOL!

Surat Dari Mami Ubii di For Her Jawa Pos


Melihat teman-teman blogger dan penulis yang sering mengirim tulisan ke surat kabar, sebenernya saya kepengen juga. Tapi, selalu masih nggak pede. Nggak pede dan bingung mau nulis apa sih. Hehehe.

Saya ingat banget hari itu tanggal 15 Desember 2014, saya sedang siap-siap mengantarkan Ubii untuk fisioterapi rutinnya. Tiba-tiba saya mendapat LINE dari Mba Puspita dari Jawa Pos. Mba Puspita ini adalah reporter yang dulu mewawancarai saya untuk rubrik For Her Jawa Pos. Ceritanya bisa dibaca di sini yah. Mba Puspita bertanya kok saya nggak ikutan lomba menulis surat untuk anak yang diadakan oleh Jawa Pos? Wuih, saya malah nggak tahu ada hajat itu. Jadi semangat banget saya untuk ikutan. Jadi saya langsung cari infonya. Ketemu deh infonya di sini.

Badalah. Ternyata deadline nya tanggal 15 Desember 2014 which means hari itu juga. Mana sempat saya bikin, apalagi pas banget mau mengantar Ubii fisioterapi malam itu. Jadi saya LINE Mba Puspita lagi, saya bilang batal aja deh ikutan. Kayaknya nggak bakal sempat. Tapi, Mba Puspita menyemangati saya terus. Saya jadi ikutan semangat. Coba-coba aja ah. Nggak berhasil juga nggak apa-apa karena emang bikinnya nggak semedi dulu.

Tuesday, December 30, 2014

Perempuan dan Kekerasan: Yakinilah Bahwa Kita Berharga

Sumber

Perempuan dan kekerasan. Bicara tentang kekerasan pada perempuan, menurut saya lingkupnya bisa luas sekali. Berdasarkan apa yang sering saya temukan, ada beberapa tipe kekerasan pada perempuan yang kerap terjadi, antara lain:
  • Kekerasan fisik.
  • Kekerasan psikis.
  • Kekerasan seksual.
  • Kekerasan di media sosial.
Jika saya berandai-andai mengapa kekerasan-kekerasan ini dapat terjadi, saya yakin akan ada banyak hal yang melatarbelakangi. Buat saya, fondasi utama yang kerap menjadi alasan adalah sistem patriarki yang cukup kental di negara tercinta kita ini. Kita tentu sadar bahwa di tanah air kita kedudukan kaum adam lebih ditinggikan daripada perempuan. Kodrat lelaki yang kelak akan menjadi imam dan pemimpin dalam rumah tangga sepertinya berkontribusi cukup besar pada sistem patriarki yang begitu terasa ini. Hal ini digambarkan dalam film yang berjudul 'Perempuan Berkalung Sorban.' Sudah pada nonton belum? Di film itu terdapat beberapa contoh di mana lelaki lebih diutamakan seperti misalnya saat Anissa (tokoh utama yang diperankan oleh Revalina Temat) harus 'mengalah' dan batal menjadi ketua kelas hanya karena ia adalah seorang perempuan. Padahal sebetulnya suara terbanyak di kelasnya adalah memilih Anissa. Akhirnya yang menjadi ketua kelas adalah kawannya yang berjenis kelamin laki-laki. Contoh paham patriarki nggak berhenti sampai di situ. Ada saat di mana Anissa marah karena nggak diizinkan menunggang kuda yang menjadi hobinya. Lagi-lagi hanya karena ia perempuan. 'Ora elok bocah wadon numpak jaran," begitu kata Ibunda Anissa. Contoh-contoh lain, silakan tonton sendiri film nya ya, nanti saya bocorin semua kalau saya beberkan di sini. Nilai patriarki inilah yang tertanam pada mayoritas kita di Indonesia. Anak laki-laki lebih dibanggakan, lebih didahulukan. Anak lelaki boleh sekolah tinggi. Anak perempuan, ngapain sekolah tinggi-tinggi? Toh nanti akhirnya ngurusin dapur juga kan? Begitu kata orang tua.

Itu setitik penyebab yang mendasari kekerasan pada perempuan di mata saya. Selanjutnya, saya ingin mencoba mengulas masing-masing bentuk kekerasan pada perempuan.

Mami Ubii Sudah 25 Tahun


Puji Tuhan. Saya masih diizinkan bertambah usia. Kemarin saya genap berusia dua puluh lima tahun. Yeeeeyyyyy! :))

Rasa syukur saya menjadi dobel karena bisa merayakan pertambahan usia di Salatiga, di tengah kehangatan orangtua, adik, dan sahabat-sahabat saya semenjak SMA. Nggak ada perayaan mewah atau gimana sebetulnya. Tapi, tetap aja, rasanya senang bisa ada di rumah. Terima kasih, Tuhan..

Sunday, December 21, 2014

Grace Melia & Rumah Ramah Rubella di Liputan 6 SCTV


Puji syukur, diberi kesempatan sekali lagi untuk memperkenalkan Rumah Ramah Rubella melalui media, tepatnya media tipih. Lagi-lagi, datangnya nggak saya duga. Begini ceritanya. Oktober 2014 lalu, Rumah Ramah Rubella berulangtahun yang pertama. Sebagai bentuk syukuran sederhana, kami mengadakan Toys Charity di mana kami mengumpulkan donasi berupa uang dan mainan bekas layak dimainkan kemudian kami bagikan ke anak-anak difabel di Rumah Ramah Rubella. Saya sebar pamfletnya di mana-mana. Ya di Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Path. Rupanya, ada kakak angkatan saya semasa kuliah yang ikut membagikan infonya ke teman-temannya. Ndilalah, salah satu temannya ada yang berprofesi sebagai reporter untuk program Liputan 6 SCTV. Puji syukur, Mas Dika, sang reporter, tertarik untuk mengenal saya lebih lanjut dan juga Rumah Ramah Rubella. Jadilah, saya dikontak sore-sore untuk arrange jadwal taping dan interview. Lesson learned: Tuhan selalu bukakan jalan lewat tangan-tangannya yang nggak pernah kita duga. Thank God.

Monday, December 15, 2014

[REVIEW] Mommychi Apps: Diari Pintar untuk Mommy

Setelah anak saya (Ubii) lahir ke dunia, rasanya saya jadi ingin selalu mengabadikan semua momen tentangnya. Menyimpan foto-fotonya, mencatat pertumbuhan giginya, mencatat tumbuh kembangnya, dan lain-lain. Selama ini saya rutin mengunggah foto Ubii ke akun Facebook saya. Tapi, kok rasanya kurang ya. Pengen ada diari khusus untuk Ubii.


The good news is.. saya menemukan Mommychi Apps di App Store. Gratis pula. Dan cara download nya pun mudah. Ketik 'mommychi' di kolom search. Setelah ketemu, tinggal klik download.

Friday, December 5, 2014

[REVIEW] Buku Pintar ASI dan Menyusui


Calon ibu baru mana yang nggak pengen bisa memberikan ASI untuk buah hatinya? Saya rasa semua ibu pasti punya keinginan untuk bisa memberikan nutrisi paling alami untuk bayinya, yaitu ASI. Namun, sebagai calon ibu, kita pasti bingung dengan tetek-bengek seputar ASI. Banyak pertanyaan yang akan timbul seperti yang paling umum misalnya: bagaimana nanti posisi meng-ASI, seberapa sering harus memberi ASI, memang apa saja kandungan ASI sehingga bayi membutuhkannya, dan ini nih.. bagaimana supaya ASI bisa lancar mengucur?

Sumber

Monday, December 1, 2014

Ayu Oktariani: HIV Tidak Menyurutkan Langkahnya

Sumber

Selamat Hari AIDS Sedunia. Happy World AIDS Day. HIV/AIDS. Sesuatu yang dulunya saya tahu hanya dari televisi atau berita. Sesuatu yang saya anggap ngeri. Sesuatu yang asing buat saya karena teman-teman saya nggak ada yang mengalami atau bergerak di kegiatan sosial seputar HIV/AIDS. Sesuatu yang hanya saya tahu sebatas, "Kalau kena HIV/AIDS pasti dijauhi." Sedangkal itu lah pemahaman saya. Semua itu berubah semenjak saya mengenal sesosok perempuan hebat yang terinfeksi HIV. Saya bilang dia hebat karena dia menjadikan statusnya yang terinfeksi HIV sebagai motivasi untuk berbagi, berkarya, dan mengedukasi sekitarnya tentang apa itu HIV/AIDS. Perempuan hebat ini bernama Ayu Oktariani.