Showing posts with label implan koklea. Show all posts
Showing posts with label implan koklea. Show all posts

Saturday, July 4, 2015

Switch On Implan Koklea Ubii, Perjalanan Mendengar Dimulai!


Woohoo, akhirnya implan koklea Ubii di switch on juga. Saya bingung mau cerita dari mana nih. Mungkin dari when and where nya dulu saja yah. Switch on implan koklea Ubii ini dilakukan pada Jumat, 26 Juni 2015 di Poli THT bagian Otologi RSCM. Tim yang membantu adalah dr. Mira, Sp.THT dari RSCM serta Mba Marsha dan Mba Restu dari hearing center yang menyediakan implan koklea pilihan kami.

Mungkin kali ini saya menuliskan ceritanya dengan format questions and answers saja yah. Sekali-sekali lah, biar nggak bosan. Hehehe. Lagipula, ada beberapa pertanyaan yang cukup sering ditanyakan ke saya terkait ini. Ceritanya FAQ (Frequently Asked Questions) gitu deh. Yesyuk.

Q: Switch on itu apa dan ngapain?
A: Gampangnya, alat mendengar Ubii ini dinyalakan, di-ON-kan. Baru setelah switch on ini, Ubii mulai diharapkan untuk bisa menangkap suara. Jadi, kemarin pasca operasi itu, Ubii BELUM langsung bisa mendengar karena alatnya belum di switch on. Switch on nya melalui sebuah program yang ada di dalam laptop dr. Mira. Di program itu deh disetel-setel nya. Lebih lanjut tentang teknis, googling sendiri aja yah. Hahaha.

Wednesday, July 1, 2015

Lepas Perban Bekas Jahitan Implan Koklea


Yap, ini masih rangkaian implan koklea nya Ubii yah. Saya ceritakan dan dokumentasikan semua nya dengan harapan bisa bermanfaat untuk orangtua yang kelak membutuhkan informasi ini sebelum memutuskan ikhtiar implan koklea pada anak-anaknya.

Setelah ngobrolin persiapan seri satu dan dua, sehari sebelum operasi, Hari-H operasi implan koklea, dan hari-hari setelah operasi implan koklea seri satu dan dua - sekarang saya mau cerita tentang perban Ubii yang dilepas. Apakah saya deg-deg an? Sedikit. Deg-deg an nya karena sambil menebak-nebak apakah bekas jahitan Ubii bagus atau enggak, ada rembes atau enggak, ada infeksi atau enggak. Deg-deg an sedikit karena sudah membayangkan Ubii akan rewel saat perbannya dibuka.

Kira-kira pukul 09.21, kami sudah sampai di Poli THT bagian Otologi. Di sana, kami disambut oleh dr. Sevi yang akan membantu melepas perban. Eng ing eng, bener kan! Ubii rewel berat dan nangis bombay saat perbannya dibuka. Cekit-cekit kali yah rasanya.

Ubii dan dr. Sevi

Wednesday, June 24, 2015

H+1 Pasca Operasi Implan Koklea


Nah, kemarin ada blogpost tentang Sehari Sebelum Operasi Implan Koklea yah. Jadi, ada juga nih cerita tentang setelah operasi implan koklea. Hehehe. Masih lanjutan dari cerita sebelumnya yah.

Ada kejadian yang sebenernya lucu dan kocak banget buat saya di sehari setelah operasi implan koklea Ubii. Lucu, kocak, dan memalukan deng. Tapi, anggap aja urat malu saya udah putus yah. Hahaha. Entar, ceritanya di bawah aja, nunggu urutan kronologinya yak :D

Operasi dilaksanakan pada Kamis, 11 Juni 2015. Di hari yang sama setelah operasi selesai dan Ubii sedang berada di ruang pemulihan, dokter sudah berkata pada saya bahwa Ubii sudah boleh pulang pada Jumat, 12 Juni 2015 kalau memang semuanya dalam kondisi aman terkendali. 

Jumat dini hari dan pagi itu sebetulnya Ubii cukup rewel. Merintih-rintih seperti kesakitan. Mungkin efek nyut-nyutan ya. Minum susu juga belum mau banyak. Ketika saya tanyakan pada dokter, ternyata dijawab kalau menangis/merintih itu justru menunjukkan keaktifan, jadi malah enggak apa-apa. Malah bahaya kalau diam saja, kata beliau.  Balut tekan dan perban juga seemed okay, nggak ada masalah, nggak ada yang rembes-rembes atau berdarah. Intinya, semua tampak baik. Di siang hari pun, Ubii sudah mulai mau makan dan kuat duduk dengan bersandar pada bantal. Sehingga saat dokter visit pun, puji syukur, Ubii dinyatakan boleh pulang.

Friday, June 19, 2015

Operasi Implan Koklea untuk Anakku, Aubrey Naiym Kayacinta


Saya heran. Operasi penanaman implan koklea sudah dilakukan sejak Kamis, 11 Juni 2015 lalu dan puji syukur, sukses. Tapi, saya masih mewek manja aja saat menulis blogpost ini. Saya bingung. Kayaknya mama-mama lain bisa kelihatan lebih setrong sekuat baja, kenapa saya cengeng yah. Mungkin bawaan hormon hamil yah... *blaming zone*


Operasi implan koklea di 11 Juni 2015 kemarin sungguh sangat menguras tenaga dan emosi. Sampai saya nangis. Sampai saya marah-marah ke tim CI (Cochlear Implants). Ada kejadian yang kurang menyenangkan soalnya. Drama banget pokoknya. Apa tuh?


Tuesday, June 16, 2015

Sehari Sebelum Operasi Implan Koklea


Sebenarnya nggak banyak yang bisa diceritakan tentang satu hari sebelum operasi penanaman implan koklea. Nothing was special. Standard saja sih semuanya. Tapi, berhubung ada beberapa orangtua yang juga ingin mengikhtiarkan implan koklea untuk anak-anaknya yang pengen tau update nya dan nagih cerita ini, so here we go.. :)

Sehari sebelum operasi implan koklea, tentunya semua persiapan sudah harus beres dan sudah harus mendapat ACC untuk menjalani operasi yah. Apa saja tuh persiapan-persiapannya? Sok atuh tengok ini duluh:


Ubii dijadwalkan menjalani operasi penanaman implan koklea pada Kamis, 11 Juni 2015. Jadi, Rabu, 10 Juni 2015 - Ubii sudah harus masuk rumah sakit. Siang-siang gitu kalau nggak salah Ubii sudah mendarat dengan selamat di bed RSCM.

Tuesday, June 9, 2015

Persiapan Sebelum Operasi Implan Koklea (2)


Halooo. Puji syukur, saya sudah di Jakarta dengan selamat tanpa kurang suatu apa pun. Barang-barang boyongan sudah sampai dengan sehat wal'afiat juga. Tinggal PR nya nih: beberes. Ah, paling PR banget ini. Males. Hehehe.


Kali ini saya pengen meneruskan cerita sebelumnya, masih tentang persiapan-persiapan lain lagi sebelum operasi implan koklea.


Printilan-printilan yang sudah saya ceritakan sebelumnya adalah: MRI, CT Scan, ASSR dan BERA (tes pendengaran), BOA, vaksin PCV Prevnar, foto thorax, dan konseling dengan psikolog/terapis. So, what are the next steps?

Thursday, June 4, 2015

Hijrah ke Jakarta

Wuih, sudah lama banget nih saya nggak menulis sesuatu di blog (atau di mana pun kecuali status Path) yang menuruti suasana dan isi hati banget kayak gini. Beda sama ngeblog zaman kuliah dulu. Dicuekin pacar dikit dan ngambekan, saya langsung curhat di blog. Bahahaha.

Sebenernya saya bingung mau ngasih judul apa. Akhirnya terjudul *halah* Hijrah ke Jakarta ini deh. Sangking blank nya mau milih kata-kata lain. 

Banyak teman yang nanya, "Kok kayaknya serba mendadak gitu sih? Sampai nggak perpisahan dulu atau apa." Percayalah. Ini memang mendadak. Hahaha. Efek suami resign dari kantornya, saya jadi lupa tanggal lupa hari. Astaga... Jadi bener-bener baru kemarin (Rabu, 3 Juni 2015) kami packing. Dari enol. Dari mulai beli kardus, itu baru baru kemarin. Buat saya yang tipe orang maunya jauh-jauh hari - ini sungguh rekor baru.

Kelar baru jam 1.15 AM -_-

Friday, May 22, 2015

Persiapan Sebelum Operasi Implan Koklea (1)


Januari lalu saya pernah cerita di blog ini tentang ikhtiar kami untuk memperbesar peluang Ubii mendengar melalui implan koklea alias cochlear implants alias bionic ears.


Di tulisan Ujian Bernama Implan Koklea itu, sebenarnya saya sudah menjabarkan secara singkat apa sih implan koklea, how it works, dan lain-lain. Tapi, mungkin lebih jelas kalau nonton video ini saja yah. Video dari sini.



Nah, perjalanan sebelum bisa melakukan implan koklea itu nggak sebentar. Nggak semua anak bisa menjadi kandidat penerima implan koklea loh. Jadi, seperti apa kriteria yang harus dipenuhi Ubii sehingga ia bisa menjadi kandidat?

Sunday, January 11, 2015

Ujian Bernama Implan Koklea

Seorang dosen favorit saya suatu saat pernah bikin status, "If life were easy, what's the point of living?" Setuju, nggak? Saya sih setuju. Ujian dan tantangan dalam kehidupan membuat hidup lebih berwarna. Membuat saya menyadari apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi ujian tersebut dan melakukan usaha semaksimal mungkin untuk bisa lulus dari ujian itu. 

Ujian terbesar dalam hidup saya dimulai saat mengetahui bahwa Ubii positif Congenital Rubella Syndrome dengan segala dampak yang mengikuti: kebocoran jantung, retardasi psikomotor, gangguan pendengaran/tuli sangat berat, dan mikrosefali. Tuhan Maha Baik, dalam menghadapi ujian itu, keluarga nggak pernah lepas tangan. Mereka selalu mendukung, baik berupa moril dan materiil. Kalau nggak ada keluarga (orangtua, mertua, nenek, dan lain-lain), entah apa kami masih bisa kuat. Tuhan Maha Menolong. Kebocoran jantung Ubii tipe PDA dan ASD pelan-pelan menutup dengan sendirinya, tanpa butuh treatment berupa operasi apa pun. 

Tapi, bukan berarti kami sudah lulus ujian. Ketinggalan motorik dan kognitif Ubii bisa dibilang masih cukup jauh. Di usianya yang hampir 3 tahun (Mei 2015), Ubii masih belum bisa duduk sendiri dari posisi tidur/telentang. Menyeimbangkan badan saat didudukkan - ia sudah bisa. Namun, proses menuju duduk - ia belum bisa. Saya hitung-hitung, ini sudah hampir 20 bulan Ubii menjalani fisioterapi dengan agenda belajar duduk. Masih belum membuahkan hasil. Kata dokter, sebetulnya tangan, kaki, dan punggung Ubii sudah kuat/baik. Masalah utamanya adalah di otak. Otak Ubii, dengan pengapuran dan pembengkakan di beberapa area, ternyata belum bisa memerintahkan anggota tubuhnya untuk duduk. Masalah ada di command center, which is as we know, di otak. Ubii belum bisa mengingat bagaimana proses duduk. Jadi, satu-satunya jalan adalah, jangan berhenti fisioterapi, which we're doing continuously.