Showing posts with label Aubrey. Show all posts
Showing posts with label Aubrey. Show all posts

Thursday, November 12, 2020

Mengapa Jarang Bercerita tentang Ubii


Sering sekali saya mendapat pertanyaan semacam ini, atau komentar seperti "Kangen sama Ubii, udah lama nggak liat di medsos." Jawaban diplomatisnya adalah karena saya share apa yang saya ingin share, lol.

But deeper than that, hmm let's see.

Monday, November 26, 2012

Ubii's Second Physiotherapy

Kamis minggu lalu, Ubii menjalani FT keduanya. In this session, she seemed more comfortable when her feet got massaged. Di FT pertama, Ubii menangis saat kakinya dipijat. Kali ini dia menikmati.. dan malah plengah-plengeh. It was good to see :)

"Duuh maakk enaknyaaa kalo kaki dipijiit"

Then, the therapist moved to her hands, back, and face. She cried the whole time. Hahaha LOL. Gak tega juga sebenernya liat dia nangis entah kesakitan entah gak nyaman. But, I have to! Demi Ubii *nangis bombay*

We were glad that day because Mbak Nia said that Ubii's progress was quite good. Baru 2x dateng, kemajuannya udah keliatan. I guess it's a real signal to keep in faith then ;)

Here are some pictures that I took during the session:

Si muka gepeng

"AAAAAAKKKKKHHHH"

Lift your head up, young lady!

Cmmon lift it up!

"Aduh sakiiitttttt!"

It's now done! Hurray!
Bahasanya campur aduk banget yak di post yang ini. Hmmm, sorry x)



Wednesday, November 21, 2012

Ubii's First Physiotherapy

Fiuh. Finally Ubii has got her very first physiotherapy (FT). Ubii di FT di Klinik Prof. Dr. Sunartini, S.Pa (K) di daerah Kotagede. It's pretty far from our home. We got there at 8.30 PM sharp. Pertama kali bertemu terapisnya, Mbak Nia, kami punya kesan pertama yang baik. Dia friendly, sabar, telaten, dan sangat komunikatif. We heart you, Mbak Nia! LOL

Langkah pertama kegiatan malam hari itu adalah: Si terapis menilai kelenturan tubuh Ubii. Ubii diangkat, dimiringkan, dan ditengkurapkan. Mbak Nia bilang tingkat kekakuannya 3. Kita yang orang normal, tingkat kekakuannya 0. Well, jadi Ubii lumayan juga yah. Fiuh. Okay, nevermind. Then, Mbak Nia mulai dengan pijat kaki. Kedua kaki Ubii diurut. Awalnya Ubii menangis melengking. Lama-lama, nangisnya mulai konstan, tidak melengking lagi, dan akhirnya dia diam keenakan. Hihi. After done with her feet, Mbak Nia began to massage her hands. Her reaction was the same. Nangis melengking, konstan, dan diam menikmati. Next step: punggungnya. Ubii ditengkurapkan dan dipijat. Di bagian ini, Ubii didn't seem to enjoy. She cried all the time when Mbak Nia massaged her back. Punggungnya sampai merah-merah. Mbak Nia menyuruh saya memegang punggung Ubii. Ia menunjukkan betapa kaku dan kerasnya otot Ubii sebelum dipijat. Setelah dipijat, saya memegang punggungnya lagi. Amazing! Hanya dengan sekali pijatan, sudah bisa terasa bedanya. Punggung Ubii sedikit lebih 'lentur' dan 'lunak'. Done with the back, Mbak Nia moved to her chest. Ubii didn't cry as loudly as when her back got massaged. Setelah bagian dada selesai, leher dan wajah Ubii juga dipijat. Akhirnya, selesai! Mbak Nia menyuruh saya menggerak-gerakkan kaki Ubii untuk merasakan perbedaan sebelum dan setelah di-FT. 


This is how she looks when she gets her muscles stiff
Then, Mbak Nia taught us the proper way to carry her. Mbak Nia bilang, jangan sampai Ubii 'ndangak-ndangak' ketika digendong karena itu bisa memicu ototnya untuk kaku. I was surprised hearing that fact. Why? Karena selama ini Ubii selalu 'ndangak-ndangak'! Setiap kali saya konsultasikan ke dokter spesialis anak (DSA), beliau selalu bilang bahwa itu bukan masalah, yang penting anak nyaman, maka kami tidak perlu membenarkan posisi kepalanya. Dang! I fail to understand this doctor-y and medical thing! Mbak Nia juga bilang bahwa kalau selama ini kaki dan tangan Ubii kencang itu karena otot-ototnya yang kaku. 

These are some pictures of Ubii that I took while she was doing the FT ;)

Mbak Nia menilai kelenturan Ubii
First step: feet

Menangis dengan hebohnya

Almost final step: neck

 We finished the FT thing at 9.30. My husband wanted to tip Mbak Nia because she was so good. But she refused it. Mbak Niaaaa! Kereeennn banget sihh kamoeeeeeeee! Hahahaha. Selain FT, Mbak Nia juga mengajarkan bagaimana untuk menstimulasi dan melakukan pijat sederhana di rumah. How kind! She also told me that she had a patient who has the same case as Ubii's. Pasien tersebut jauh-jauh datang dari Pekan Baru. Dia sudah bisa mengkurap sendiri 'hanya' dengan di FT selama 2-3 minggu. How amazing. Tapi memang dia datangnya setiap hari. I do hope my daughter will get the same good result ;)

Ubii directly fell asleep at 10 PM. And, guess what! Dia tidur nyenyak sekali sampai jam 5 pagi! Semoga itu karena badannya yang jauh lebih enak daripada biasanya. Now is 9.33 AM and she is sleeping after she got her breakfast ._______.

As for now, I get more optimistic and passionate with the FT thing. Let's fight, Ubii! Mommy loves you to the max! :)

Ubii's sleeping now. Sekarang nafasnya sudah lebih teratur. Btw, bajunya ketumpahan obat dan sarapannya. LOL


A Proud Mommy,
9.36 AM, waiting her waking up :)

Friday, April 27, 2012

Buat Kamu, Anakku.

Hari ini usiamu tiga puluh empat minggu dan satu hari lebihnya. Kamu selalu memberikan kram dan pegal-pegal di kaki dan tangan tiap aku terbangun dini hari pukul tiga. Beberapa waktu lalu, kram dan pegal-pegalnya hanya di bagian kiri saja. Kini bagian kanan tak mau ketinggalan ikut merasa. Itu tentang kaki dan kawannya, si tangan.

Si kandung kemih atau apalah namanya tentu ingin ikut-ikutan juga. Sekarang kantung kemih ini cepat sekali penuhnya. Tiap berapa menit rasanya minta dibuang di jamban supaya lega. Kadang itu aku lakukan (kalau tidak malas dan kalau jambannya terjamin kebersihannya). Sudah mau dibuang, air seni masih ada-ada saja. Dia susah dibuang dengan posisi yang biasa wanita lakukan. Dia baru lancar keluar baru ketika aku berposisi kayaknya lelaki yang buar air seni. Awalnya, itu terasa konyol dan memalukan.

Maaf jika aku masih mengeluh kadang-kadang. Maaf jika aku menangisi tangan dan kaki yang sakit dan kram. Maaf jika aku mengomel kecil-kecilan saat terbangun pukul tiga dini hari untuk berseni dengan berdiri. Maaf jika aku kurang memberi kamu oksigen hanya karena aku memilih untuk tidur-tiduran dan nonton tivi ketimbang menarik napas panjang sambil jalan pagi.

Aku hanya manusia biasa yang masih bisa merasa letih di hari-hari yang meletihkan. Hari di mana matahari begitu menyebalkan, pekerjaan terasa melelahkan, piring dan gelas menumpuk di pojokan, atau hal kecil maupun besar yang tidak sejalan dengan yang sudah direncanakan. Tapi, anakku, walau ibumu ini merasa tidak karuan di suatu waktu, jangan pernah merasa kamu tidak diinginkan. Aku ingin kamu lebih dari apa pun. Aku mau kamu lebih dari aku ingin siapa pun. Aku menyayangimu dengan kemampuan dan ketidak mampuanku dan aku harap kamu akan lakukan itu juga padaku.

Dunia itu besar, anakku. Dan kejam. Banyak orang yang lebih senang melihat kita jatuh dan tersungkur. Tapi, kamu lihat kan? Kita selalu bangun. Lagi dan lagi. Banyak orang yang mati-matian berharap supaya kita menyerah. Namun, kamu sadar kan? Kita masih bertahan. Banyak orang yang tidak ingin kita bahagia. Tapi dan namun, kamu lihat kan? Kita selalu jeli mencari noktah bahagia yang terselip di setiap hal kecil yang kita punya. Dunia itu besar, anakku. Dan kejam. Tapi kita akan buktikan bahwa tidak akan satu pun keadaan yang membuat kita kalah dan menyerah.

Tak lama lagi kamu akan menghibur dan menggangguku dengan tangis, ulah, dan air seni (dan air besarmu juga). Kamu tau? Aku senang tapi juga setengah mati ketakutan anakku! Aku takut salah menggendongmu. Aku kuatir air susu ku tidak bisa mencukupi kebutuhanmu. Aku takut kamu tergelincir sewaktu aku memandikanmu. Aku takut akan banyak ketakutan yang menakutiku. Aku mau jadi ibu yang baik buat kamu sayang. Ibu yang selalu hadir, percaya, tapi tidak menghakimi. Ibu yang selalu mencintai namun tidak ketinggian berkekspetasi. Ibu yang tidak mungkin bisa sempurna, tapi bisa selalu mencoba untuk dekat dengan sempurna.

Banyak yang sudah terjadi di tiga puluh empat minggu satu hari ini. Banyak hal yang ibumu sudah pelajari. Tapi, banyak juga hal yang masih perlu dipelajari ibumu ini. Satu hal yang pasti, terima kasih karena kamu sudah memilih aku untuk mengandungmu dan menjadikanmu seorang pribadi. Bukan hanya kamu yang akan belajar dari aku, tapi aku juga akan belajar banyak darimu. Terima kasih, anakku, kamu tumbuh di rahimku dan bukan di rahim wanita lain. Terima kasih untuk tiap tawa dan tangis yang kita lalui bersama.

Cepat datang, anakku sayang, Aubrey-Naiym Kayacinta Suryaputra, mama menunggu kamu di sini.


minggu tiga empat hari pertama,
sejak dia ada.
4:20