Thursday, August 4, 2016

Manajemen Waktu Ibu Rumah Tangga

Beberapa kali saya mendapat pertanyaan, "Gimana sih Mbak Ges cara bagi waktu antara ngurus anak, kerjaan, dan me time?" Jujur aja, kalau ditanya begitu saya bingung menjawabnya karena saat ini saya punya 2 ART. 1 menginap dan 1 infal/pocokan/pulang sore. Jadi saya merasa kebantu banget.


So, saya flashback saja ya ke zaman saat mengurus Kakak Ubii sendiri tanpa ART untuk bahan postingan ini. Saat itu Adik Aiden belum ada, so everything was still under control lah, more or less. Dulu saya pernah jadi ibu bekerja kantoran sampai Kakak Ubii berusia 7-8 bulanan. Setelah itu, pekerjaan saya dikerjakan secara remote dan nggak harus nongol ke kantor. Lalu saya resign dan punya online shop kecil-kecilan jualin headband bayi bikinan sendiri. Terus saya nggak sanggup lalu akhirnya hanya mengandalkan blog sebagai pemasukan tambahan.

Saat saya masih bekerja kantoran, Adit bekerja sebagai Marcomm di sebuah TK internasional yang jam kerjanya 8-4. Sempat bingung, lalu Ubii gimana. ART nggak dapet-dapet. Mau nitipin Ubii di daycare juga rasanya nggak mantap karena Ubii punya beberapa gangguan kesehatan, berbeda dari bayi-bayi normal pada umumnya. Mama-papa saya di Salatiga. Mertua masing-masing banyak urusan sehingga nggak mungkin kami titipi on a daily basis. Akhirnya saya nego ke kantor saya supaya saya bisa masuk kerja sore, jam 5-9 malam. Pekerjaan saya memang cukup fleksibel saat itu karena job desc saya adalah membuat materi Bahasa Inggris untuk sebuah lembaga. So that was the deal.

Dengan rutinitas seperti itu, maka pembagian tugas saya dan Adit kurang lebih:

Grace:
  • Memandikan Ubii di pagi hari
  • Menyuapi Ubii pagi dan siang
  • Mencuci baju
  • Mencuci piring
  • Menyapu
  • Memasak untuk Ubii

Adit:
  • Memandikan Ubii di sore hari
  • Menyuapi Ubii sore dan malam
  • Menjemur baju kalau siangnya belum sempat saya jemurin
  • Mencuci piring/botol bekas makan Ubii
  • Menyiram taman

Saya dan Adit memang bukan tipe yang ngoyo untuk urusan rumah. Menyapu nggak harus seisi rumah kalau pas nggak memungkinkan. Yang penting kamar, area meja makan, dan area ruang keluarga. Ngepel juga nggak musti tiap hari. Untuk makanan, kami juga santai. Dulu saya ikut catering harian untuk makan siang. Jadi pagi nggak masak blas kecuali untuk makan Ubii saja. Sarapan dengan Adit paling roti tawar dan Nutella sudah puas. Makan malam, biasanya kami cuman masak nasi. Fleksibel bisa saya atau Adit. Lauknya beli di warung-warung dekat rumah. 

Dulu semuanya masih doable karena dulu Ubii bangunnya nggak pagi-pagi amat. Jam 9-10 dia baru bangun, jadi pagi saya masih bisa melakukan yang lain. Sesi me time atau berduaan dengan Adit biasanya setelah Ubii tidur. Kalau lagi penat dan belum ngantuk-ngantuk amat, kami nonton film di laptop atau main kartu UNO (di mana Adit kebanyakan kalahnya!). Kalau udah capek, ya paling cuman ngobrol bentar lalu tidur.

Saat saya akhirnya kerja secara remote, ya rutinitas masih mirip-mirip lah. Nothing really changed. Ketika akhirnya saya resign lalu jualan headband, juga masih sama aja ritualnya. Setelah Adit pulang kerja, dia jaga Ubii sementara saya mengerjakan orderan headband. Sabtu-Minggu nya saya pakai untuk belanja bahan headband dan Adit menjaga Ubii di rumah.

Sabtu-Minggu juga biasanya kami pakai untuk jalan-jalan bersama Ubii atau kadang menitipkan Ubii ke eyang sebentar, lalu saya pacaran berdua Adit di luar.


Sekarang Adit bekerja di Jakarta. Pulang Jogja seminggu sekali, weekend doank. Otomatis dia sudah nggak banyak campur tangan untuk urusan beres-beres. Toh ada ART juga. Tapi untuk urusan anak, Adit masih bantu-bantu banget. Pembagiannya fleksibel sih. Tapi belakangan ini, saya request ke Adit untuk lebih memegang Aiden daripada Ubii karena beberapa kali Aiden keliatan kayak lupa sama Adit. Huhuhuhuhu.


Saat Adit pulang ke Jogja, biasanya saya memberikan kebebasan buat ART menginap saya untuk tidur di kosan ART infal saya. Kosannya dekat rumah sih, naik motor nggak sampai 5 menit. Selain supaya ART menginap saya bisa refreshing dan nggak bosan di rumah saya terus, benefit lainnya adalah saya bisa bener-bener berempat saja di rumah bersama Adit dan anak-anak.

Sebenernya saya merasa nggak ada apa-apanya dalam hal time management ini sih, karena dulu nggak ada ART saat anak masih satu. There's nothing I can really be proud of regarding my time management. Beda dengan kawan saya, Nunung Nurlaela.

Mbak Nunung ini anaknya 5, sodara-sodara. LI-MA! Dan amazingnya, beliau nggak pernah punya ART at all dari zaman anaknya masih 1 sampai sekarang. Plus, Mbak Nunung juga seorang ibu bekerja yang berprofesi sebagai dosen, penulis, dan blogger. Kebayang nggak tuh jagonya beliau dalam mengatur waktu sehari-hari. Nah, saya merasa Mbak Nunung ini yang lebih bisa berbagi tips dan cerita. Jadi saya tanyain ke Mbak Nunung juga nih supaya cerita ini lebih kaya. *tsaaahhhhh*

Buah hati Mbak Nunung ada Najma (10 tahun), Wafa (7,5 tahun), Hazim (6 tahun), Haziq (2,7 tahun), dan Hamiz (3 bulan). Beliau menjadi dosen tetap sejak tahun 2015. Saat itu anak-anaknya masih 4 dengan kondisi 3 anak sudah sekolah sementara yang terkecil belum genap 2 tahun. Selama Mbak Nunung bekerja, beliau menitipkan ke-4 anaknya ke TPA.

Okelah, jadi urusan anak-anak lumayan terbantu dengan solusi menitipkan di TPA yah. Lalu gimana dengan urusan tetek bengek di rumah?

Nah, kata Mbak Nunung, ternyata dengan semakin bertambahnya jumlah anak mereka, maka tugas suami beliau pun semakin bertambah juga. Begini pembagiannya:

Mbak Nunung:
  • Pagi hari, menyiapkan semua keperluan sekolah anak terutama yang terkecil
  • Mengurus bayi karena masih kecil banget, 3 bulan
  • Mencuci baju sambil mengerjakan yang lain yang bisa disambi. Tips dari Mbak Nunung: mencuci harus tiap hari supaya nggak keburu menggunung
  • Menyetrika, dengan mendahulukan seragam sekolah anak-anak, pakaian kerja suami, dan baju bayi. Yang lain kadang hanya dilipat

Suami Mbak Nunung:
  • Memasak dan bikin sarapan untuk keluarga
  • Membeli lauk kalau stok bahan makanan habis

Kata beliau sih kalau sekarang justru lebih enteng walau nggak punya ART karena kedua anak pertamanya sudah mandiri bahkan ikut membantu beres-beres. Lalu saya ajak Mbak Nunung untuk flashback ke masa-masa saat beliau masih punya 2 anak. Jaraknya kan nggak jauh. Saat anak pertama berusia 2,5 tahun sudah punya adik, nah bagaimana pembagian tugas dengan suaminya?

Mbak Nunung bercerita di masa-masa itu suaminya mengerjakan hal-hal apa saja yang nggak bisa dilakukan oleh Mbak Nunung lantaran Mbak Nunung sedang fokus dengan bayi. Jadi suami beliau memandikan anak pertama, mengajak main, menemani makan, dan lain-lain.

Baca: Untuk Para Suami, Berbagi Tugas Yuk

Sama dengan saya, Mbak Nunung sebetulnya bingung juga kalau ditanya tips realnya karena buat kami, mengatur waktu dengan berbagi tugas dengan suami tuh mengalir aja, nggak ada rumusnya gimana-gimana. Tapi, kalau saya coba merumuskan, kurang lebih begini kali yah:
  1. Sebaiknya dari awal bikin semacam perjanjian dengan suami bahwa mengurus anak dan rumah (apalagi kalau nggak ada ART) adalah tanggung jawab BERDUA. Bahwa tugas suami nggak hanya mencari nafkah aja, tapi juga ikut turun tangan mengurus anak.
  2. Kalau memang suami tipe patriarki banget yang berpedoman mengurus anak dan rumah hanyalah tugas istri, ya sebaiknya diajak ngobrol pelan-pelan. Dikasih pehamaman secara halus.
  3. Utarakan dengan jujur apa-apa saja yang kita rasa butuh dibantu. Mungkin kalau mau lebih enak, kasih list pembagian tugas supaya jelas. Bisa dimulai dari hal-hal/tugas-tugas sederhana.
  4. Kadang suami bukannya nggak berniat membantu, melainkan nggak tahu caranya. Bisa jadi dulunya suami nggak pernah berurusan dengan pekerjaan rumah tangga. Jadi, jelaskan dan tunjukkan caranya.
  5. Untuk mengurus anak, apalagi untuk suami yang baru saja jadi bapak, banyak banget temen saya yang kepengin bantu tapi kagok dan nggak pede atau takut salah. Naluri pria dalam menggendong, memandikan, menyendawakan, dan lain-lain kan kadang beda sama naluri ibu. Jadi, ajarkan saja pelan-pelan dan dorong kepercayaan diri suami.
  6. Kalau memang anak-anak sedang tidur, gunakan waktu semaksimal mungkin. Entah untuk beres-beres rumah, makan, atau ngaso-ngaso sebentar.
  7. Kalau dirasa mengurus anak dan rumah tanpa bantuan itu melelahkan, nggak usah perfeksionis-perfeksionis amat. Daripada stress sendiri. Hahaha saran macam apa ini Gesiii!

Udah sih kayaknya itu aja. Oh ya, penting nih, kalau suami sempat keliru saat melakukan sesuatu atau caranya nggak seperti yang kita contohkan, jangan langsung dikritik sambil ngomel (ini saya banget hahaha). Nggak usah saklek-saklek amat yang penting tujuan akhirnya suami mau membantu dengan suka cita. Jangan sampai kejadian kayak saya, tukang ngomel kalau Adit salah dikit, akhirnya Adit ikut kesel juga lama-lama dan kami berantem terus. Ihiks.


Tapi tips-tips di atas nggak ada yang saklek yah. Intinya semua kembali lagi ke masing-masing keluarga. Pembagian tugas dari awal gimana. Waktu luangnya jam-jam berapa aja. Suami bantuin apa aja. Berapa jumlah anak. Anak tipe yang maunya ditemenin full attention atau bisa disambi beberes rumah. Kekuatan fisik kita. Anak sudah bisa ikut diajak membantu belum. Dan lain-lain.

Maapkeun yah kalau mungkin tips dari saya seadanya banget. Hahaha. Soalnya memang saya orangnya nggak ngoyo untuk urusan rumah. Woles dan santai banget sampai rumah saya cenderung selalu berantakan. Tanya aja yang udah pernah main ke rumah kami, pasti setuju. LOL.

Pokoknya mah kalau dari saya kuncinya adalah libatkan suami. Mau nggak mau harus mau. Wkwkwk. LOL.

Kalau butuh tips seputar membagi waktu yang lebih oke, mending colek Mbak Nunung Nurlaela aja, yes. Kayaknya beliau lebih berkompeten lah kasih tips, xixixi. Silakan kenalan dengan beliau dan intip profilnya di:


***

Eh, kalau kalian punya tips dalam membagi waktu ini, boleh dong sini bagikan di komentar. Selama ini gimana pembagian tugas dengan suami? Atau, kalau misal LDR dengan suami kayak saya, gimana selama ini menghandle urusan anak dan kerjaan domestik rumahnya? Ada yang mau share?

^___^



Love,






38 comments:

  1. Untunglah suamiku tipe yang gemati sama istri.hihi..kalau lagi nggak sibuk sama kerjaan, dia mau membantu apa saja, terutama masalah makanan sama anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asikkkk banget tuh. Jadi boyokan kita agak berkurang tentunya :D

      Delete
  2. Kuncinya memang harus kerjasama dengan suami jika ingin rumah beres hehehe..

    ReplyDelete
  3. Si Cimol nggak sampe manggil Adit "Om" kan, Mam? :D

    ReplyDelete
  4. duh saya masih belajar manajemen waktu, apalagi klo pagi hari berasa rempongnya , belum nyiapin sarapan, mandiin anak yang kecil (sekolah tk) liat rumah berantakan pusing ...hadeuh jadi curcol

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi begitu anak dianter ke Tk jadi agak lega ya mba? Bisa beberes rumah sambil nonton infotenment bahahaha asyikkk

      Delete
  5. mnajemne waktu itu perlu bagi ibu bekerja maupun ibu rumah tangga, kalau enggak pekerjaan busa menumpuk. Aku heran sama tetanggaku, cucian bisa numpuk padahal dia di rumah, lah aku yang kerja dan gak ada pembantu gak pernah cucian numpuk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin dia nyuciin baju2 tetangga2nya juga... *tebakan sangat ngasal* 😅

      Delete
  6. Iyaaaa semua akan ringan kalau berbagi beban dg suami :-) Aku baru ini aja agak lowongan waktu karena anak2 udah sekolah. Jam 7 sampai 13, aku punya banyal waktu beberes dan ngejalani hobi.

    Sehat2 ya Ubii dan Aiden

    ReplyDelete
  7. Alamak keren kali emak - emak ini!
    Salut euy sama yang punya anak lebih dari 2. Energinya juara!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan ga ada art pun kerja kantoran. Time management nya perlu dikasih predikat best of the best 😍

      Delete
  8. saya anak 3 gak pake art mami ubi, berbagi tugas itu pasti, jadi semua masih aman terkendali, meski kadang kala terbirit-birit juga...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah hebaaattt mba Enci! Salut! And this comes from my heart 😚

      Delete
  9. Aihh ketjeh badai banget siii... Kalau aku cuma berdua sama suami, ada ART cuma buat cuci setrika dan beres-beres. Tapi kalau ART mudik, semua urusan dihandle sama suami yang GILAP alias Gila Ngelap :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuidiih asik banget yah punya suami GILAP. Gimana caranya biar suami gilap mungkin perlu dishare ahahaha

      Delete
  10. Aku termasuk istri yg bnyk kebantu bgt krn suami bersedia bagi tugas. Belanja buah buat sarapanpun dia. Bahkan kdg dia yg bikinin aku smoothie buat sarapan. Ha..ha..

    ReplyDelete
  11. Wah asyik bisa berbagi tugas rumah sm suami, kalau aku berbagi tugas dengan suami dan mertua nggak ada pembagiannya, siapa yg lg lbh luang aja dan bisa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang ngga ada rumusnya ya maak. Seselonya siapa dan apa yg perlu dikerjain ya sikaaattt! 😎

      Delete
  12. Aku gak bisa nyimak tipsnya hahahaaa.... ketarik wajah Aiden terus hahahaaa... Ini foto paling cetar yg kamu bikin deh pokoknya. Kalau urusan rumah, aku sama sekali nggak perfect, yg penting kegiatan nglinding aja & akunya nggak boleh smp tepar krn kalau aku tepar anak2 nggak ada yg antar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aiden diajarin akting supaya lebih menjual 😂

      Delete
  13. aku mah suka keteteran dalam bagi waktu, kerja, ngurus rumah, Juna, me time
    meskipun masih serumah sama ortu, tapi kerjaan tetep numpuk :(

    ReplyDelete
  14. Wkkk...rumah berantakan. sama. Mainan biasanya.. Anak2 sering lupa beres2.. Habis diberesin ibunya, bongkar lagi. Paling bisa rapi klo anak2 udah gede☺

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkw ia bener bgt mba. Tapi kalo dah gede kangen waktu kecilnya XD

      Delete
  15. Bagaimana dengan mengepelnya mba? Hihi..#skimming. Ah betul yg penting segera dikerjain. Kl menumpuk jadi malas ya..

    ReplyDelete
  16. pernah loh... kaya mba gesi..yang difoto itu..nyuci piringsambil gendong hamid... hasilnya pueggelll.. he2

    ReplyDelete
  17. aku bagi waktunya fleksibel mbak. Jadi aku pasang jobdesk di kulkas nah nanti mana yang belum dikerjain itu yang dihandel kita gantian. kalo aku memang ga pake art karna punya pengalaman ga enak pas sempat sekali pake art 😂

    ReplyDelete
  18. Saya sampai detik ini malah masih sering pakai Agenda kalau udah banyak kerjaan kepending. Biar gak lupa untuk ngerjain ini dan itu, soalnya pernah sampe kelupaan jemput anak yang harusnya pulang cepet malah saya jemputnya kelamaan (sesuai jadwal biasanya).

    Duh, dari situlah saya kapok dan mulai lagi rutin ngisi agenda setiap pagi :D #BukanIbuSempurna

    ReplyDelete
  19. standing ovation dulu utk mba laela... saluut ;D.. aku ga kebayang sih mba jujurnya, kalo aku jd mba laela ini.... lah skr anak 2 aja tetep butuh ART ama babysitter.. makanya selalu bersyukur bangeeeet dapet ART yg setia dan babysitter berpengalaman gini.. slalu aku baik2in supaya betah :D.. karena ga kebayang mbak bakal kacau segimana ini rumah kalo sampe g ada mereka... makanya baca kisah mbak laela ini bikin salut.. cuma utk diikutin, kyknya ntr dulu :D

    ReplyDelete
  20. Managemen waktu setiap ibu memang beda ya Mbak Ges. Ada yang punya 5 anak bisa handling semua, padahal punya 1 aja ngerasa megap2 :D

    ReplyDelete
  21. Waaah seru-seru ceritanya ibu-ibu disini dengan beraneka kerempongannya. Pokoe jalani, hadapi dan tetap gak mengeluh jika kerjaan rt gak kelar. Btw, tengkyu ulasannya mak Ges, dan tips2nya keren...tetap semangat,ya...😍😘😘

    ReplyDelete
  22. Aku mampir mbaa niih hihi..thanks ya sharingnya,lagi bener2 berantakan management waktu ku makanya ta nyari2 pencerahan hihi

    ReplyDelete
  23. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Thank you for giving your comments. Means A LOT to me. If you ask me a question in this comment section, but need answer ASAP, please poke me on my Instagram @grace.melia ^^