Tuesday, May 24, 2016

Teknologi, Kesehatan, dan Keluarga

Selamat pagi! Kini, kita pasti menyadari ya bahwa teknologi berperan sangat besar dalam kehidupan kita. Sekarang adalah era yang apa-apa pakai bantuan teknologi, untuk hal keseharian pun. Lapar tapi malas keluar rumah? Access Gojek Food. Abis belanja di online shop? Klak-klik internet banking untuk bayar. Kepengin tes psikologi sederhana? Banyak banget form nya di internet. In everything, technology comes to the rescue! 


Untuk kita yang sudah nyaman melakukan banyak hal dengan cara konservatif, mungkin kehadiran teknologi sempat bikin bingung dan kagok. Saya pun merasakan. Contoh kecil, saya terbiasa membaca buku/jurnal/artikel dengan cara diprint terlebih dulu karena kadang saya suka sambil stabilo-in atau bikin little notes. Ternyata sekarang apa-apa sudah ada di layar laptop dan tinggal dibaca. Pun digaungkan era paperless society. Saya pun pelan-pelan mulai menyesuaikan diri.

Tapi, kalau kita nggak mau adjust sama teknologi, bisa-bisa kita tertinggal. At least, menurut saya.

Selain di bidang commerce, transportasi, dan knowledge, teknologi juga mulai berjalan beriringan dengan dunia kesehatan. Contohnya? Banyak. Teman-teman pasti sudah tau kan bahwa sekarang ada apotik yang memiliki app sehingga kita bisa pesan obat lewat app tanpa harus datang ke apotik atau telepon. Ada juga Prosehat di mana kita bisa membeli obat dan menebus resep. Untuk baca-baca tentang kesehatan, kita bisa mengunjungi website Alodokter yang punya banyak informasi kesehatan. Ada juga Pasienia, sebuah app yang mewadahi para pasien untuk berhubungan dengan pasien lain dengan penyakit/situasi kesehatan yang serupa. Dan, tentu saja, ada pula MedicTrust sebagai sebuah app yang memudahkan kita mencatat dan menyimpan segala hal yang berhubungan dengan kesehatan kita.

Di tulisan ini, saya bahas tentang MedicTrust saja karena untuk yang lain, saya belum pernah benar-benar mencoba.

Saat pertama kali saya mencoba app MedicTrust, jujur saya bertanya pada diri sendiri, "Emangnya penting ya mencatat riwayat kesehatan saya dalam sebuah app? Toh saya sudah selalu menyimpan semua lembar-lembar hasil tes saya seperti hasil tes darah, rontgen, USG, dan lain-lain."


Sebenarnya, menurut saya, pertanyaan saya ini adalah pertanyaan orang yang malas belajar cara pakai sebuah teknologi baru. Ya dong, karena sebelumnya saya sudah merasa baik-baik saja dengan menyimpan hasil tes kesehatan saya dalam satu tas besar. Apalagi, saya tuh sebenarnya cenderung gaptek. Hehehe. Itulah manusia yah.. Kadang kita sudah merasa nyaman dengan suatu kondisi sehingga enggan belajar hal baru.


Tapi, akhirnya saya cobain juga mencatat dan menyimpan cerita kesehatan saya di app MedicTrust.

Ternyata nggak susah loh. Ya, memang, awal-awal saya bingung. Wajar kan yah, namanya juga pakai app yang belum pernah pakai sebelumnya. Tapi lama-lama gape juga kok. Sambil merem juga bisa. Hahaha, barusan saya lebay.

Mungkin teman-teman yang dulu pernah mencoba merasa kurang antusias karena kendala bahasa. Kebetulan dulu memang MedicTrust memakai Bahasa Inggris saja. Tapi, sekarang sudah tersedia juga kok dalam Bahasa Indonesia. So I guess it makes using the app a lot easier.

Tentang cara pakai dan fitur baru app MedicTrust pernah saya ulas sebelumnya.


Setelah coba-coba, ternyata saya merasakan juga manfaatnya menyimpan cerita kesehatan saya dalam app ketimbang dalam tas besar penuh berlembar-lembar hasil tes. Menurut pengalaman pribadi saya, manfaatnya adalah:
  1. Saya bisa melihat catatan kesehatan saya, apa pun itu, sewaktu-waktu saat dibutuhkan. Lhah kan tinggal buka smartphone saja.
  2. Saat saya konsultasi ke dokter, kini nggak perlu lagi rempong bawa-bawa tas besar saya yang berisi hasil-hasil tes kesehatan untuk ditunjukkan pada dokter. Praktis, tinggal tunjukkan saja lewat app.
  3. Related to previous point, kemungkinan hasil tes ketinggalan di rumah sehingga sesi konsultasi menjadi kurang optimal juga semakin terminimalisir karena smartphone biasanya saya kantongin. Jarang kan ya smartphone nggak kebawa, hehehe.
  4. Sesi konsultasi dengan dokter, akhirnya, menjadi lebih memuaskan karena dokter bisa melihat catatan kesehatan pendukung untuk menegakkan diagnosa atau menentukan treatment yang saya butuhkan.
  5. Untuk hal-hal penting tapi rentan terlupa, seperti nama obat yang pernah saya konsumsi sebelumnya berikut dosis dan frekuensi pemakaiannya, nggak akan missed lagi karena saya bisa menyimpan resep obat dalam app MedicTrust.
  6. Hal-hal kecil yang berhubungan dengan kesehatan saya seperti misalnya gigi cuil kemudian ngilu per sekian menit, bisa saya ceritakan detil saat bertemu dentist karena ceritanya sudah saya catatkan dalam app. Yes, kita bisa mencatat apa pun yang berhubungan dengan kesehatan dalam app MedicTrust. Like EVERYTHING.
  7. Saya jadi bisa lebih memantau kesehatan anak-anak saya (Kakak Ubii dan Adik Aiden) juga karena semua catatan kesehatan mereka terdokumentasi rapih dalam app.
  8. Saya nggak perlu bingung dan buang waktu saat harus mencari/menyortir catatan kesehatan saya dan anak-anak karena semua catatan kesehatan kami sudah tercategorized menurut profile masing-masing.
  9. Hal-hal yang perlu diingat namun kadang saya lupa dari catatan kesehatan anak-anak seperti riwayat vaksinasi bisa disimpan juga dalam app. Lengkap dengan space untuk mengisikan keterangan waktu, rumah sakit/klinik tempat imunisasi, dan dokter anak yang memberikan imunisasi.
  10. Hasil-hasil tes kesehatan anak-anak seperti hasil tes golongan darah, hematologi lengkap, rontgen paru-paru saat dulu terdiagnosa TB, dan lain-lain juga akhirnya tersimpan rapi dalam app.

Beberapa tahun belakangan ini, kita tentu sering mendengar slogan/ajakan/himbauan untuk menjadi pasien yang cerdas. Pasien yang cerdas, saya artikan sebagai pasien yang mencatat dan menyimpan riwayat kesehatannya dengan baik dan nggak menyerahkan urusan kesehatan semata-mata hanya pada dokter atau rumah sakit yang bersangkutan, melainkan juga memiliki kontrol penuh dan sadar terhadap kesehatannya (pencegahan dan pengobatan). 

Ternyata hal ini juga disampaikan oleh dr. Winarni Pambudi, Sp.A. Saat beliau membawakan materi tentang Pentingnya Memiliki Jurnal Kesehatan bulan lalu, beliau menyampaikan hal-hal ini sebagai manfaat memiliki catatan kesehatan:
  • Lebih memahami tingkat kesehatan pribadi / sadar kesehatan. Dengan sadar kesehatan, otomatis kita pun akan lebih mampu untuk menentukan gaya hidup, melakukan pencegahan penyakit, dan pengobatan penyakit.
  • Di saat darurat, dokter bisa mengerti kondisi kita sehingga kita mendapatkan pertolongan lebih cepat.
  • Pencarian dokumen kesehatan juga akan menjadi lebih cepat dan efisien.
  • Mengurangi resiko harus melakukan tes kesehatan ulang karena hasilnya hilang entah ke mana.
  • Memperlancar komunikasi saat konsultasi dengan dokter.
  • Untuk dokter, pasien yang memiliki catatan kesehatan yang lengkap akan memudahkan mereka untuk mengerti kondisi pasien lebih baik sehingga membantu kelancaran penegakkan diagnosa dan peresepan obat.

Ternyata banyak yah manfaatnya :)

Nah, lalu, apa hubungannya teknologi, kesehatan, dan keluarga?

Kalau saya tarik benang merahnya, maka begini:

Teknologi yang ada saat ini (khususnya dalam bidang kesehatan) mempermudah saya untuk menjaga kesehatan saya pribadi dan keluarga saya. Teknologi memudahkan saya untuk menjadi pasien yang lebih pintar dan lebih aware. Dampaknya bukan hanya pada saya sendiri, tapi tentunya juga pada keluarga, terutama untuk anak-anak saya yang saat ini masih sepenuhnya bergantung pada saya dalam upaya menjaga kesehatan mereka.

Jadi, saya rasa, yuk kita lebih membuka diri pada teknologi di banyak aspek kehidupan kita, terutama di bidang kesehatan. Lakukan ini bukan hanya untuk diri kita sendiri, melainkan juga untuk keluarga. Kesehatan adalah harta yang paling mahal. Dan, selalu, lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?

^___^



Love,



16 comments:

  1. Setuju sama mami ubi... Kita harusnya bisa bersahabat dan mampu memanfaatkan teknologi. Pengen banget pasang app medictrust nih, mam. Tapi sejak Januari mau pasang gak bisa-bisa, apa gak semua HP bisa ya, mam?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Minimal OS Jellibeans sudah bisa kok Mbaa ^^

      Delete
  2. Alhamdulillah jadi gak perlu berbusa2 jelasin riwayat kesehatan. Cukup tunjukin jurnal kesehatan di hp.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lumayan irit tenaga untuk ngomong panjang lebar hahaha

      Delete
  3. Berkeluarga jaman sekarang benar2 enak, asal mau memanfaatkan teknologi yg ada.

    ReplyDelete
  4. Aku belum download Mi... bisa lum punya catatan kesehatan... tp kayaknya harus instal nih, secara saya juga pernah sakit yg lumayan serius...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo segera download, bisa untuk simpan catatan imunisasi Baby Juna juga loh ^^

      Delete
    2. Iyes, Miii
      Segera download ah... Makasih Mami buat infonya...

      Delete
  5. Setuju banget, teknologi memang sebaiknya dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih baik seperti menjaga kesehatan keluarga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, setuju, toss dulu kalo gitu ^^ Sebenernya teknologi memudahkan kok asal kita mau meluangkan waktu belajar sebentar :)

      Delete
  6. Ah jadi pengen download. Trims infonya mami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama. Selamat mencoba app MedicTrust ya :)

      Delete
  7. TFS ya Mbak Grace

    ReplyDelete
  8. Googling aplikasi kesehatan nemu blog ini, thanks infonya Bu. Salam kenal.

    ReplyDelete

Thank you for giving your comments. Means A LOT to me. If you ask me a question in this comment section, but need answer ASAP, please poke me on my Instagram @grace.melia ^^