Tuesday, January 12, 2016

Tips Menulis Review Produk


Hola! Belakangan ini saya sedang semangat-semangat nya menulis tentang parenting, parenting special needs, dan review buku anak. Tentang curhat remeh juga deng kadang-kadang. Hehehe. Udah lama nggak share tulisan yang berhubungan dengan kegiatan blogging. And, now, it is time!


Saya nggak bakal berbagi tutorial blogging yang sophisticated karena saya pun masih kismin ilmu. LOL. Saya mau share aja tentang tips mereview produk ala Mami Ubii. Nggak menggurui atau gimana, please feel free kalau mau kasih saran, kritik, atau masukan juga yah.

So, review produk...

Siapa sih yang nggak bahagia kalau dapet berkah ngeblog berupa produk gratis untuk direview? Saya sih bahagia buanget. Sangking bahagia nya sampai kadang norak sendiri. Yup, that's just me being me. Norak. LOL.

Puji syukur, beberapa kali blog Diari Mami Ubii ini dapat kesempatan mereview produk yang memang saya butuhkan atau memang saya tau bakal terpakai, seperti fashion items Mothercare dan perlengkapan ASI Avent.


Kadang saya suka ditanya, gimana saya dapat kesempatan itu? Daftar kah atau ujug-ujug ditawarin atau gimana sih? Jawabannya, ada yang memang daftar dan ada yang beneran suer ujug-ujug ditawarin. Dan, alhamdulillah, ada saja kesempatan mereview produk dari sebuah brand yang kemudian jadi berlanjut atau diperpanjang.

Nah, terus saya mau berbagi tips ala saya. I mean, yang biasa saya lakukan tentang review produk yah.


Tulis Opini dengan Jujur

Walau saya mata duitan gratisan, tapi bukan berarti opini saya bisa dibeli dengan paksa. Kalau memang ada minus dari produk tersebut, ya saya tulis apa adanya. Misalnya saat saya mereview diaper bag Lassig, di bagian minus, saya tulis itu pricy karena memang keadaannya begitu untuk kantong saya.


Kalau ada review produk yang saya nggak tuliskan minus nya, berarti simple, saya memang nggak merasa ada minus di produk yang saya review.


Dare to Say, "Thanks But, No Thanks"

Masih related sama poin sebelumnya, menulis lah dengan jujur. Jadi, kalau memang ditawari produk untuk direview tapi kita kurang cocok, ya berani lah menolak. Menolak di sini bukan bermaksud gaya atau arogan yah, tapi lebih ke supaya agency atau brand yang menawari juga nggak merasa kecewa dengan review kita kelak. 

Alasan kurang cocok itu kan macam-macam. Kalau pengalaman saya, kadang nggak cocok nya karena masalah tenggat waktu, jenis produk, dan usage nya untuk saya atau anak-anak.

Tenggat waktu. Ada nih pernah saya ditawarin produk untuk direview. Personally, saya suka produknya dan saya kepengin banget bisa mereview produk itu. Tapi, ada deadline cukup mepet yang diberikan ke saya padahal saat itu saya sedang riweuh dengan persiapan operasi implan koklea Kakak Ubii. Ya, I had to dare to say NO. Karena saya sadar kalau saya nggak akan bisa fokus mengerjakan review plus nggak yakin apa bisa on time. Daripada mengecewakan agency/brand?

Jenis produk. Dulu saya pernah ditawari produk clodi untuk direview pas zaman nya Kakak Ubii. Personally, saya mikir clodi itu kece-kece. Gratis, pula kan. Tapi, saat itu, Kakak Ubii sedang terkena ISK (Infeksi Saluran Kencing) sehingga dokter melarang penggunaan popok sekali pakai atau popok model clodi. Kakak Ubii benar-benar harus pakai celana pop biasa supaya bisa segera diganti kalau sudah diompolin. So, I dared to say NO again.

Usage. Nah kalau ini baru-baru aja. Dapat tawaran untuk mereview botol dot untuk Baby Aiden. Meanwhile, entah kenapa, belakangan ini Baby Aiden syusyah banget nget nget pakai dot saat minum ASIP. Ia malah lebih mau disendokin. Jadi, ya, I dared to say NO lagi. Karena saya pikir gimana nanti ambil foto nya? Soalnya saya tipe yang kepengin memfoto produk saat dipakai supaya benar-benar terlihat penggunaan nya gimana. Review produk saya pasti experience-based. And I want to keep it that way.


Foto-Foto

Karena saya kepengin review produk saya experience-based, jadi pasti semua saya cobain baru foto-foto. Mungkin menurut teman-teman, ini nggak penting. Tapi, buat saya, ya inilah cara saya menulis review. Seperti saat mereview fashion items atau perlengkapan ASI, itu saya cobain semua dulu.

Untuk produk yang banyak printilan nya, saya suka menjembrengkan semua printilan itu kemudian saya beri keterangan printilan itu apa aja sih. Ya, supaya pembaca ngerti aja penampakan asli nya seperti apa. Tapi, ya, kalau ini kembali lagi ke masing-masing aja. Doable atau nggak.


Untuk kualitas dan gaya foto (atau apa ya istilahnya hehehe), saya merasa foto-foto yang saya ambil itu biasa banget. Nothing special about them. Di sini saya merasa kalau saya memang masih butuh banyak belajar supaya bisa ambil foto yang bagus. Entah dari background, angle, editing, dan lain-lain. Ada yang mau ngajarin? :)


Harga Produk

Biasanya kalau yang saya review hanya satu item dalam satu post, saya selalu cantumkan harga nya. Dulu sih enggak, hehehe. Tapi, ternyata cukup banyak komentar nanyain harga. Jadi, ya akhirnya saya tulis di review-review produk selanjutnya.

Tapi, kalau items yang saya review ada beberapa dalam satu post, biasanya nggak saya cantumkan.


Share Post

Sebenarnya, walau blogpost saya isinya bukan review berbayar pun, saya pasti share tulisan saya di media sosial. Tapi, kalau blogpost berisi review berbayar ya saya makin getol share nya, walau kadang agency/brand nggak mengharuskan itu secara spesifik. Alasannya, ya supaya makin banyak yang membaca dan ngeh ada loh produk yang saya ulas di pasaran. Kalau dengan makin banyak yang ngeh, lalu produk itu makin laris, alhamdulillah banget. Saya malah ikut senang.


Beri Laporan

Saya selalu memberi laporan pada agency/brand yang mempercayakan produknya untuk saya review. Walau sebetulnya mereka nggak minta, saya tetap mengirim. Masalah nanti laporan nya benar-benar dibaca atau nggak, that doesn't bother me. Pokoknya saya kirim aja, istilahnya sebagai bentuk pertanggungjawaban saya yang terakhir untuk produk tersebut.

Yang biasanya saya cantumkan dalam laporan adalah:
  1. (Halaman 1) - Judul. Misalnya: Report Blogger Grace Melia for Mothercare.
  2. (Halaman 1) - Header (atau logo) blog.
  3. (Halaman 2) - Nama produk.
  4. (Halaman 2) - Judul blogpost dan URL.
  5. (Halaman 2) - Screenshot blogpost atau foto pembuka blogpost (kalau ada). Misalnya kayak gini. 
  6. (Halaman 3) - Pageviews dan comments disertai dengan screenshot.
  7. (Halaman 4) - Screenshot share di media sosial.
  8. (Halaman 5) - Ucapan THANK YOU :) dan alamat media sosial saya. 

Untuk isi laporan ini, saya bikin-bikin sendiri. Mungkin masih ada kekurangan yah? Ada yang mau menambahkan tentang hal lain yang sebaiknya saya cantumkan dalam laporan? :)


***

Kayaknya itu dulu yang bisa saya share. Ada yang punya tips atau masukan lain? Yuk belajar bareng yuuuukkk. Sharing is caring ^___^



Love,







50 comments:

  1. waahh membantu skaliiii makaaaasih mama ubiii ^_^

    ReplyDelete
  2. Makasih mbak ges, bermanfaat sekali sharenya...

    ReplyDelete
  3. sipp bgt makasih mami ubi tipsnya jd kangen dikasih produk grentongan lagi hehehe

    ReplyDelete
  4. Makasih loh. Saya nggak pernah kepikiran buat bikin laporan, kalau nggak diminta ^^ Insya Allah, setelah ini bakalan bikin juga deh.

    ReplyDelete
  5. Noted mbak, makasi banyak banyak ya mbak sudah share soal tips menulis review. Setuju sama poin kedua, kalau kita nggak cocok sama barang yang ditawarkan untuk deriview yang sebaiknya ditolak saja. :)

    ReplyDelete
  6. Noted semua ilmunya mba grace... Terutama yg bagian laporan hehe... Tfs ya :)

    ReplyDelete
  7. Keren, Mbak. Makasih sudah berbagi ilmu. Belum pernah review produk nih...hehehe. Review buku doang :)

    ReplyDelete
  8. terimakasih Mami Ubii, infonya sangat bermanfaat :)

    ReplyDelete
  9. Makasiih mami ubi, dapat tambahan ilmu nih :)

    ReplyDelete
  10. tenggat waktu....., itu yg benar-benar harus saya perhatikan, terimakasih sudah berbagi ilmu,
    maaf baru sempat mampir ke blog super keren ini, keep happy blogging always..salam dari makassar - banjarbaru :-)

    ReplyDelete
  11. Yeay! Makasih Gesii... Oya, ngasih report Google Analytics juga nggak? Masih belajar nih gimana cara2nya.

    ReplyDelete
  12. Mbak Grace.. Kalau kita dapat review produknya gratis darimana kita tahu harga jualnya Mbak? Apa harus browsing juga mengenai harga-harganya?

    ReplyDelete
  13. Saya juga barusan menolak test dan review produk botol susu. Bukannya apa-apa, Fattah sudah gak ngedot lagi. Lah terus gimana reviewnya? Masak anak saudara tau tetangga yang direview..

    ReplyDelete
  14. wah makasih tipsnya mambi Ubii, ijin ya mau nyuri ilmua ini...kadang sy juga review baik diminta atau ngga :)

    ReplyDelete
  15. makasih ya sharingnya mama Ubii, sangat membantu. saya masih belum bisa mereview produk. pernah ada beberapa menawari, namu saya merasa kurang maksimal. jadi ggak enak ati. :)

    ReplyDelete
  16. Makasih sharenya mba say :)
    baru mau rencana review produc yang kebetulan saya pakai niy :)

    ReplyDelete
  17. Waaahh berguna banget inii... Thank you mbak say ;)

    ReplyDelete
  18. Aku lagi belajar juga nulis review dan baru ngeh kalau harus buat laporan segala. Hahaha. Makasih tipnya.

    ReplyDelete
  19. Wahhhh membantu sekali. Makasih banyak infonya ya Mba. Mudah mudahan akan 'datang' brand yang mau aku review juga ya.

    ReplyDelete
  20. Buat laporan ini nih yg belun aku lakukan serinci punyamu, mami Ubii. Sepertinya perlu ini ditiru. Makasih sharenya ya..

    ReplyDelete
  21. Aku pun pernah beberapa kali menolak waktu ditawari produk susu cair, karena Alfath saat itu masih "lampu merah" untuk produk dairy berhubung alerginya. Gak lupa ngucapin "makasih" atas tawarannya, dan baru2 kemarin setelah Alfath di bolehkan "menjajal" produk yang mengandung susu sapi dan turunannya, aku contact lagi agency nya menyatakan bahwa "kalau2" ada tawaran lagi, dengan senang hati kami bersedia, haha. Jemput bola banget ya.

    So far, kemampuan review ku masih minim dan perlu banyak belajar dari teman2 yg lebih berpengalaman, termasuk dari mami Gesi. So, thank you dear untuk sharingnya ini. Peluk cium untuk Kakak Ubii dan Baby Aiden :*

    ReplyDelete
  22. Thanks for sharing ya mba, aku jadi belajar buat laporan juga :)

    ReplyDelete
  23. Bermanfaat sekali infonya, belajar review ah, kalk aja mothercare mau ngajak saya, hihi

    ReplyDelete
  24. noted. thankyou so much buat ilmunya mamii ubii

    ReplyDelete
  25. Wah bermanfaat bgt mami ubi..terutama bagian laporan:)

    ReplyDelete
  26. Laporannya kurleb sama. Screnshoot gtu aja jg sih klo aku. Hihi.. iya bner bgt, klo produknga laris ya makin seneng jg qtanya ya mami Ubi..

    ReplyDelete
  27. Makasi sharingnya mami ubi. Bermanfaat sekali

    ReplyDelete
  28. Makasih mak grace. Meski blm ngerasain job review ini tips layak kekep banget

    ReplyDelete
  29. Aku suka foto2nya Mak, selalu cerah dan bikin mata melek, suka dengan reviewnya.

    ReplyDelete
  30. Bagus tipsnya... makasih udh mau sharing.. :)

    ReplyDelete
  31. laporannya lengkap banget mami ubii.. :)

    ReplyDelete
  32. Belom pernah review produk mbak, tapi ini bisa jadi panduan kalau suatu saat dapat kesempatan :)
    Yang penting harus jujur ya mbak ^^

    ReplyDelete
  33. Wihh~ makasih mami ubi...
    Blog sya sih isinya mayoritas review produk, *tapi produk yang saya beli sendiri... Kalau ditawarin untuk review sih kayaknya belum pernah...

    ReplyDelete
  34. Trims mami ubiii, tambah seneng yaa klo laris manis.. Hehe. Tipsnya cakep mom ^^

    ReplyDelete
  35. trimakasih mami ubiii untk infonyaaa. sangat bermanfaat!! :) sukses slalu y mbk.

    ReplyDelete
  36. makasih yaa mama ubiii atas sharing ilmunya
    untuk soal foto,coba dikasih alas photo mb .....atau meja background putih, kasih property macam bunga juga bolehh

    ReplyDelete
  37. Nah ini dia yang saya cari...apa-apa aja yang dibutuhin untuk review produk.

    ReplyDelete
  38. Enaknya dibikin pdf gitu ya mba?

    ReplyDelete
  39. Wah.. Bermanfaat banget buat saya yg baru belajar mereview produk. Saya malah super norak, dong. Girang banget pertama kali dapet job review :D
    Btw makasih yaa Mami Ubii :)

    ReplyDelete
  40. top mbak, niru format laporannya ya?
    Bisa jadi acuan jika nanti dpt tawaran untuk review produk.
    terusssss, kalau nanya rate review produk, gimana? *kabuur sebelum di keplak botol *

    ReplyDelete
  41. Saya setuju banget loh mengenai experience based, karena kalo nggak dicoba sendiri dulu, nanti apa yang mau ditulis di blog?

    Dan setuju lagi soal nulis dengan jujur, karna imo masih banyak blogger yang dapet barang utk direview tp mereka hanya bagiin poin2 positifnya aja padahal ada minusnya. Menurut saya sbg blogger penting utk kasih info yang sejelas2nya dong supaya calon buyer pun gak merasa nyesel setelah beli apalagi belinya itu karna baca review yang bagus2nya doang.

    https://elisamonic.wordpress.com/

    ReplyDelete
  42. Bagian bikin laporan ini yg kadang males bgt. *selftoyor
    TFS Mami Ubii

    ReplyDelete
  43. Wah, makasih banget tipsnya, Mbak Gesi :*
    Bagian laporan nih. Saya belum pernah bikin kalo ga diminta x_x
    Mau ikut tipsnya mbak Gesi nih, biar belajar propesyenel ^^

    ReplyDelete
  44. Keren tipsnya dulu kalau nulis review cuma asal"an tapi 50% real hehehe

    ReplyDelete

Thank you for giving your comments. Means A LOT to me. If you ask me a question in this comment section, but need answer ASAP, please poke me on my Instagram @grace.melia ^^