Tuesday, February 17, 2015

Hamil Dengan Riwayat TORCH


Yes, you read it right. Kali ini saya mau cerita ABC nya hamil dengan riwayat TORCH. Ini bukan mau menggurui, tapi sekedar sharing pengalaman saja. Pengalaman siapa? Pengalaman saya sendiri. Pengalaman saya saat hamil Ubii? Of course NOT, karena saat itu saya sama sekali ENGGAK tau kalau saya terinfeksi Rubella yang masuk dalam kelompok TORCH. Lalu? Yes. Ubii mau punya adek. Bahahahahaha. Ini ketawa tengah-tengah. Antara seneng tapi juga galau. LOL.

Pertanyaan pertama: Memangnya kamu sudah berencana kasih Ubii adek?

Jawaban: Belum. Malah lagi sama sekali nggak mikirin itu.

Pertanyaan kedua: Lhah, terus kok bisa hamil?

Jawaban: Iya, kebobolan (Kebobolan atau kesundulan sih istilahnya?)

Pertanyaan ketiga: Lhah, emang nggak KB?

Jawaban: Enggak. KB denk, KB kondom dan tissue -___- (Lhoh itu termasuk KB, kan?)

Pertanyaan keempat: Udah tau belum siap punya anak dan belum pengen, kenapa nggak KB spiral?

Jawaban: Err.. go judge me lah. :D


Siapa yang wondering kenapa saya nggak KB spiral padahal belum siap punya anak lagi? Here are some reasons, whether it might sound sensical or not. Satu, saya beneran takut ada 'sesuatu' yang asing yang dimasukkan dalam tubuh saya lewat 'situ.' Suer, takut. Kata mertua, kata temen-temen, kata tetangga, dll sih nggak sakit. Lagian, sudah pernah melahirkan masa takut ama spiral. Yaaa, namanya orang kan beda-beda -___- 

Kedua, saya takabur. Takabur? Maksudnya? Jadi gini. Saat saya melahirkan Ubii, akhirnya saya melahirkan secara SC padahal sudah bukaan lengkap alias 10 loh. Sakitnya tuh di sini.... *nunjuk 'itu'* Tapi, mungkin itu yang terbaik menurut-Nya. Karena ternyata dengan SC, dokter jadi menemukan kista yang sudah mengganas di indung telur saya. Menurut obsgyn saya, kista tersebut sudah lumayan menyebar dan melengket sehingga indung telur kiri saya sudah acak adut (saya nggak tau deh diksi medisnya, maap). Jadi, masih menurut obsgyn, yang berfungsi masih baik hanyalah indung telur kanan saya. (Kayaknya) Sangking sudah melengket dan menyebar kistanya sedemikian rupa, obsgyn sampai mengeluarkan statement, "Wah mukjizat banget Ibu masih bisa hamil. Harusnya sudah susah lho kalau kistanya sampai kayak begini."

Jadi, paham, ya asal-muasal saya takabur -___- Yes. Saya pikir setelah punya Ubii yang berteman dengan kista di dalam saya (aneh banget nggak sih bahasa nya), saya bakal nggak segampang ini hamil. Makanya masih pede-pede aja nggak pakai KB spiral (yang katanya paling manjur itu). Lesson learned: JANGAN TAKABUR. *ngek*

Pertama kali yang bener-bener pertamaaaa kaliiii saya kayak ngerasa, "Kok kayaknya aku hamil ya" itu pas saya sedang di Jakarta akhir Januari lalu. Jadi cuma cek en ricek dengan 4 buah testpack yang hasilnya.. positif semua. Masih berharap testpack nya salah sih. Jadi sehari setelah sampai di Jogja Istimewa (slogan terbaru kota saya, sekalian ikut promosi boleh lah ya) lagi, saya langsung cuss ke obsgyn. Obsgyn nya seadanya. I mean, yang lokasinya paling dekat saja dan yang jadwalnya nggak padat-padat amat, karena saya keburu pengen memastikan dengan USG. 

Jumat, 30 Januari 2014, saya mindik-mindik cuss ke obsgyn sendirian. Nggak sama suami karena dia bekerja. Nunggu dia pulang kerja, nggak sabar banget saya. Yaudah sendiri biar cepet *penting -__-* Dan.... testpack ternyata beneran canggih, ya? Ish. Saya positif hamil betulan. Menurut obsgyn sambil menunjuk layar USG, saat itu kantong kehamilan sudah nampak. Baru itu sih, belum terlihat bentuk kacang mede nya. Menurut perkiraan, usia kehamilan saya saat itu adalah 6 minggu-an. Perkiraan, karena saya suka lupa mencatat jadwal mulai dan berhenti menstruasi saya. Soalnya nggak pernah sama, maju-mundur terus, lupa deh. *alasan*


Sontak saya... menangis sesenggukan. Obsgyn dan nurse sampai bengong dan bingung menenangkan saya. Ya akhirnya saya ceritakan ketakutan saya. Tentang Ubii. Saya cerita riwayat TORCH saya. Saya cerita tentang Ubii yang sampai saat ini masih amat sangat butuh assistance karena ketinggalannya masih sangat amat jauh dari anak seusianya. Saya cerita tentang sebetulnya kami sedang berikhtiar untuk mengupayakan perbaikan pendengaran Ubii yang membutuhkan biaya yang nggak sedikit sehingga rasanya secara ekonomi kami nggak sanggup kalau harus punya tanggungan satu lagi. Dan, yang tersedih, saya cerita kalau saya sama sekali belum mempersiapkan ini. Belum mempersiapkan artinya adalah: belum screening TORCH untuk tau bagaimana status TORCH saya saat ini, belum tau apakah tubuh saya sudah siap hamil karena sudah merdeka dari TORCH. Merdeka? Bagaimana mungkin saya merdeka? Memangnya virus itu bisa mati? Enggak. Virus cuma tidur. Karena sudah mulai belajar dan sedikit memahami karakteristik TORCH, jelas saya ketakutan luar biasa. Bagaimana kalau ternyata TORCH saya masih mengganggu? Bagaimana kalau misalkan memang hamil dengan riwayat TORCH saya ini menganggu, lantas perkembangan janin saya terganggu sehinga saya akan memiliki special need kid lagi? Bagaimana kalau saya harus membesarkan seorang anak lagi yang berkebutuhan khusus? Mana saya sanggup? Nggak bakal sanggup. Dari segi apa pun. Ekonomi, kesabaran, kesiapan, ekspektasi, waktu, tenaga, semuanya deh!

"Aku mau jadi kakak, aakk pucinggg"

Di tengah ketakutan yang membuncah kayak gitu, saya juga terbeban dengan perasaan gagal. Gagal memberi edukasi positif pada teman-teman di Rumah Ramah Rubella, pada para ibu yang pernah hamil dengan riwayat TORCH, para ibu yang ingin merencanakan kehamilan, pokoknya semua. Selama ini saya kan selalu koar-koar tentang gimana caranya supaya kehamilan dan janin para calon ibu bisa sehat dan terbebas dari TORCH sehingga nggak lahir ke dunia dengan kebutuhan khusus. Selama ini saya kan selalu menyuruh-nyuruh teman-teman saya yang akan dan habis menikah untuk screening TORCH supaya kehamilannya kelak bisa aman. Selama ini saya kan kampanye tentang itu. Lhah, kok malah saya gagal menunaikannya. Kalau mau membela diri, saya bilang ini karena saya memang belum berencana hamil. Jadi bakal screening TORCH de-el-el nya itu nantiiii ketika kami memang sudah siap memberikan adik buat Ubii. Tapi, gagal tetap saja gagal. Titik. Am I being too hard on myself?

Intinya, I felt like I've let people down. People who believe in me. People who want to believe in me. And, I'm sorry for that. However, what happened - happened. Seberapa keras dan sering saya menangis dan meratap, mengubah keadaan nggak? Big NO. Pilihannya kan cuma hadapi dengan setangguh mungkin. So, let me share what I did, am doing, and will do.

Once again, bukan untuk menggurui (karena saya udah fail hahaha), tapi untuk kalian ibu-ibu yang kayak saya: punya riwayat TORCH sehingga memiliki anak berkebutuhan khusus / pernah keguguran / trauma punya anak lagi / pengen banget punya anak setelah keguguran - yang semuanya disebabkan oleh TORCH. Oh yes, TORCH can be that mean and evil.

Jadi, ketika saya bilang saya punya riwayat TORCH, sebenernya agak kurang tepat sih karena saya 'hanya' punya riwayat RCH (Rubella, Cytomegalo [CMV], dan Herpes Simplex [HSV]). Toksoplasma belum menunjukkan batang hidungnya (kalau emang punya idung) di tubuh saya - well, semoga jangan sampai ya. Biar nggak komplit TORCH nya. HAHAHA.

Lalu, apa yang saya lakukan ketika akhirnya yakin saya positif hamil dengan riwayat TORCH yang saya belum tau gimana statusnya sekarang?

1. Screening TORCH segera = nggak bisa ditawar lagi.

Kalau sudah di posisi seperti ini, rasanya biaya yang mahal harus dikesampingkan yah.. Karena sebaiknya tau segera gimana status TORCH kita. Kalau saya kemarin, berhubung pengen segera, jadi saya screening atas biaya pribadi. Untuk screening, bisa saja langsung ke lab seperti Pramita, Cito, Prodia, Parahita, atau lab-lab di RS. The choice is yours. Langsung maksudnya tanpa bawa rujukan dari dokter. Lumayan, hemat waktu dan hemat ongkos untuk jasa dokter. Biasanya kalau ambil sekaligus semua komponen dalam TORCH, akan lebih hemat daripada kalau satu-satu misal Toksoplasma dulu, kemudian disusul Rubella, dan seterusnya. Berhubung kemarin saya ke obsgyn duluan karena keburu pengen USG, jadi saya minta rujukan sekalian. Tapi dalam surat rujukan, komponen yang dicontreng hanya Toksoplasma, Rubella, dan CMV tanpa HSV. Nah karena saya ada riwayat HSV-1 dan HSV-2, maka komponen tersebut saya contreng sendiri baik IgG maupun IgM nya.

Tapi, kalau biaya menjadi kendala. Ada baiknya kita punya BPJS. Saya dengar seorang kawan pernah screening TORCH dengan penjaminan BPJS. Tapi, kalau mau screening TORCH dijamin BPJS, sudah tentu harus ada surat rujukan dari dokter ya, yang diagnosa nya menunjukkan bahwa kita memang perlu banget untuk screening TORCH. Kalau memang butuh tau hasilnya segera, opsi mengurus BPJS sepertinya agak makan waktu.. Apalagi kalau kita belum punya BPJS, jadi harus membuat dulu. Makanya, lebih baik punya BPJS begitu ada waktu untuk bikin, nggak harus nunggu sakit.

Untuk Toksoplasma, Rubella, dan HSV, saya cek semua baik IgM maupun IgG nya. Aviditas nggak terlalu penting rasanya (CMIIW). Untuk CMV, selain IgM dan IgG, saya minta Antigenemia Urine dan Darah juga. Apa itu Antigenemia Urine dan Darah dan kenapa itu penting dicek? Baca Yuk Belajar CMV: Sifat, Penularan, & Pencegahan dulu ya. Hasil screening saya sudah keluar, tapi nanti di blogpost selanjutnya aja yah. :)))

2. Cari obsgyn sub-spesialis fetomaternal / Sp.OG-KFER

Kita tentu tau yah, dokter spesialis kandungan pun masih punya sub-spesialis lagi. Ada subspesialis Onkologi (Sp.OG-K.Onk). Obsgyn subspesialis Onkologi ini khatam tentang kanker/tumor kandungan yang ganas atau yang jinak. Kedua, ada subspesialis Fertilitas Endikronologi Reproduksi (Sp.OG-KFER). Obsgyn dengan subspesialisasi ini khatam tentang hormon dan kesuburan. Last but not least, subspesialis feto-maternal (Sp.OG-KFM). Yang terakhir ini yang ingin saya tuju. Menurut sumber ini, obsgyn subspesialis Feto-maternal adalah obsgyn yang menangani kehamilan resiko tinggi, penyakit ibu hamil, dan diagnosa gangguan janin. Dengan berkonsultasi dengan obsgyn feto-maternal, ada beberapa kelainan yang dapat dideteksi seperti kelainan kromosom, kelainan otak, kelainan dinding perut, kelainan ginjal, kelainan area dada, kelainan jantung bawaan (ini dimiliki oleh Ubii), kelainan tungkai bawah, dan/atau kelainan pada wajah.

Dengan riwayat Rubella, CMV (Antigenemia Darah positif di tahun 2014), dan HSV 1-2, saya merasa wajib hunting obsgyn feto-maternal. Sudah ketemu. But the story will be told in the next blogpost yah.

Kayaknya saya nggak perlu menjembrengkan (is that even a word?) kenapa hamil dengan riwayat TORCH sebaiknya menemukan obsgyn feto-maternal yah.. Tentu saja, supaya apa-apa dalam kehamilan kali ini bisa terdeteksi dan tertangani dengan lebih baik. Amin. Amin. Amin.

3. Keep up our positive mind

Mungkin ini yang namanya sugesti, entahlah. Tapi pikiran positif niscaya menghasilkan hasil positif. Kalau ditanya apakah saya sudah bisa berpikiran positif, well, honestly belum 100% bisa. But I am trying my best. Katanya janin baru bisa 'merasa' dan 'mendengar' ibunya baru di trimester-trimester ke dua atau tiga. But let's just start doing it anway.. Saya sesekali mengelus perut sambil mengirim sugesti, "Kamu sehat, kamu sehat" - walau rasanya masih agak aneh. Hehehe. 

Percaya bahwa Tuhan punya selera humor yang luar biasa. Maksudnya, ketika ini semua tampak impossible di mata kita manusia, but it still happens anyway, berarti Tuhan tau kita mampu. Dan, Tuhan pasti punya rencana indah untuk itu. Yakini saja.. Apa pun itu.

4. Mulai perbaiki pola makan dan gaya hidup

Buat ibu-ibu yang sudah terbiasa punya pola makan dan gaya hidup sehat, selamat, berarti ini nggak menjadi PR lagi. Hehehe. Buat saya jadi PR. Dulu saya makan serampangan, nggak terlalu suka sayur soalnya. Tidur dalam sehari cuma beberapa jam karena begadang entah ngapain. Dan jarang banget gerak badan. Dan jarang mandi..... Hehehe. Sekarang itu semua harus diubah (paling nggak sampai adiknya Ubii lahir, terus balik jarang mandi lagi, buahahaha). 

Buat ibu-ibu yang nggak hobi dan nggak pintar masak kayak saya, dan yang biasanya masak nasi doank lalu beli lauk di luaran (kayak saya banget ini), mulai kurangi jajan deh. Perbanyak makan sayur. Saya simple aja caranya. Sekarang nyetok sayur macam bayam, kacang panjang, kangkung, dan sebangsanya. Tinggal direbus saja, lalu cocolkan ke sambel pecel. Nggak ribet sama sekali, kan?



Saya sering banget ngemil. Biasanya saya ngemil Maicih (level 5), lidi pedes, makaroni pedes, Karuhun (level medium), dan kawan-kawannya yang pedes-pedes. Sekarang jelas harus mulai kurangin. Nyetok buah deh. Jadi ngemilnya diganti buah aja. Bisa juga crackers, yoghurt, atau oatmeal. Saya biasanya nyetoknya pepaya dan apel.

Masalah minum juga mulai saya perbaiki. Biasanya kalau lagi pengen minuman berasa, bikin sirop ABC (itupun dibikin manis banget alamak!) atau lebih instan lagi, panggil Kang Cendol (yang gulanya juga manis banget astagah), sekarang nyetok apaaaa? Jeruk nipis! Hahaha. Jadi hampir tiap siang (asal nggak pas males), saya bikin wedang jeruk nipis. Pilih jeruk nipis karena terjangkau di kantong dibanding yang lain. Dan nggak usah ribet ngeblender, kan tinggal diperes. Hehehe.

Tiap pagi, usahakan gerak badan. Ya tentunya bukan push up sit up scout jump yah. Saya cukup jalan kaki ngiterin komplek sambil dorong Ubii di stroller. Jangan lupa sambil hirup napas - hembuskan - hirup napas - hembuskan. Yang sampai perutnya menggembung itu loh. Untuk mengirim oksigen ke janin kita. Katanya sih gitu. Bener nggak sih? Hehehe.

Terakhir, pola tidur nih yang paling challenging untuk diperbaiki. Karena nggak ada ART, semua harus dikerjain sendiri, otomatis saya baru bisa ngerjain urusan pribadi itu malem-malem. Nunggu Ubii tidur. Alhasil jadi begadang, kan? Udah harus dikurangi banget begadangnya. Caranya: relakan kalau produktivitas memang harus jadi menurun. Itu cara yang paling realistis sih.. Dan, yang jelas jadi harus menyesuaikan target yang ingin dicapai yah. I'm doing that. Nggak gampang sih, tapi harus karena sekarang saya makan, tidur, merasa, berpikir, dan lain-lain buat janin saya juga.

5. Jangan lupakan si kakak

Membangun pola makan dan hidup yang lebih baik supaya kehamilan yang ini lebih dilancarkan rasanya jadi prioritas utama saya saat ini. Eits, tapi jangan lupa, ada Ubii yang masih sangat membutuhkan saya. Beberapa kali Ubii jadi terkesampingkan. Pertama, saat saya masih dalam fase denial. Saat saya masih belum bisa ikhlas menerima kehamilan ini. Jadi kayak orang linglung. Otomatis, mengurus Ubii jadi nggak sepenuh hati. Ngapa-ngapain juga jadi nggak sepenuh hati denk.

Sekarang setelah bisa ikhlas, saya merasa jadi rada lebay. Lebay pengen mengupayakan apa pun semaksimal mungkin yang bisa saya lakukan supaya yang saya takutkan enggak terjadi. Ubii sempat keteteran juga. Hehehe. Saya yang nggak bisa masak dan jarang banget masak jadi suka masak sendiri. Karena masih cupu banget, masaknya jadi lama bukan main. Hahaha. Pernah gosong segala padahal cuma goreng kentang -_____- Kalau masaknya kelamaan begitu, Ubii melongo deh duduk nungguin saya masak. Nah kalau capek sampai kecapekan banget, saya kan udah pengen tegas: harus segera stop kegiatan dan rebahan. Kalau udah capek banget padahal itu belum jam tidur siang Ubii, gimana? Ya saya rebahan terus Ubii cuma main-main di kasur aja. Hamil dengan riwayat TORCH ini bikin saya akhirnya merasa perlu punya ART. Tapi nggak dapet-dapet... *curhat*

Jadi, jangan lupakan si kakak untuk saya pribadi artinya adalah better time management! Mengatur jadwal lebih rapih lagi supaya masakan saya sudah selesai sebelum Ubii bangun tidur. Mengatur aktivitas dan tenaga supaya capeknya itu pas jam Ubii bobok siang. Dan tentu saja, tetap nggak boleh lupa bahwa Ubii tetap segalanya buat kami.

6. Cuci tangan dengan air dan sabun

Cuci tangan adalah cara mudah dan murah untuk mencegah infeksi virus dan bakteri, termasuk TORCH di dalamnya. Tapi, tentu saja, cuci tangan nya harus pakai air dan sabun juga dengan langkah-langkah yang betul seperti anjuran WHO. Baca tulisan saya di Kompasiana Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Mencegah Infeksi TORCH ya. Jadi memang, semenjak hamil ini, saya jauh lebih memperhatikan etika mencuci tangan. Langsung sedia sabun anti bakteri macam Dettol baik untuk sabun batangan mandi, sabun cair cuci tangan, dan hand sanitizer untuk dibawa bepergian (ini bukan iklan Dettol yah!).

Memperhatikan etika cuci tangan buat saya berarti lebih memperhatikan kapan saya perlu cuci tangan. Dulu masih suka bandel. Sekarang perlu lebih disiplin. Kalau cuci tangan sebelum dan setelah memasak itu jangan ditanya, kan sudah pasti. Nah sekarang saya lebih rajin setelah mengurus Ubii. Saya masih mengerjakan semua sendiri. Termasuk di dalamnya memandikan, menyuapi, dan mengganti popok Ubii. Sekarang, sehabis menyuapi dan mengganti popok, saya pasti cuci tangan. Karena yang namanya air liur, urine, dan tinja anak dengan riwayat CMV dan Rubella, siapa yang bisa menjamin sudah bersih dari virus? Jadi saya nggak mau ambil resiko saja. Etika cuci tangan yang lebih baik ini juga harus dijejalkan ke suami. Jadi Papi Ubii mau-nggak-mau ikutan walau kadang dia masih suka rada males. Buehehehe.

7. Jangan sampai virus-virus nakalin saya lagi

Kenapa saya jadi getol berusaha menjaga kesehatan, berusaha tidur yang cukup, berusaha menjaga pikiran positif, dan kawan-kawannya? Supaya CMV dan HSV saya nggak nakal-nakal lagi. Please remember that Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes Simplex (HSV) itu adalah virus golongan DNA yang sangat bisa untuk reaktivasi = menjadi aktif kembali. Kapan biasanya mereka reaktivasi? Biasanya saat daya tahan tubuh kita sedang drop alias nggak bagus-bagus amat. Kapan daya tahan tubuh kita drop? Nah, itu tergantung kita sendiri. Each of us harus tau sinyal-sinyal tubuh masing-masing kalau sudah mulai capek. Kalau sudah mulai ada sinyal, sebaiknya segera istirahatkan tubuh dan pikiran, ya..

Berhubung saya sudah hidup dengan CMV dan HSV, saya sudah mulai mengenal ritme tubuh saya kalau salah satu atau kedua virus itu akan aktif lagi. Kalau HSV-2, biasanya area genital saya terasa gatal dan perih. Lalu akan muncul lesi setelahnya. Kalau CMV, biasanya saya selalu lemas dan pusing terus. Pusingnya itu yang bener-bener sakit sampai nggak kuat ngapa-ngapain lagi.

Berusaha menjaga pola makan yang baik dan tentunya bersih, adalah salah satu upaya supaya saya nggak terinfeksi Toksoplasma. Jangan sampai TORCH saya jadi komplit. Hehehe. Kalau Rubella sih nggak terlalu perlu dikhawatirkan lagi karena virus Rubella adalah golongan RNA yang punya sifat protektif. Rubella nggak memiliki sifat bisa reaktivasi seperti CMV dan HSV.

Kalau ada yang mengalami apa yang saya alami: kebobolan hamil dengan riwayat TORCH padahal anak pertama masih menjalani banyak upaya kesembuhan, there there, peluk dulu. Galau banget pasti ya. Galau, sedih, marah, dan campur aduk. Tapi ya itu tadi, yang sudah terjadi ya sudah. Yuk, kita angkat kepala dan siap berperang lagi. Berperang melawan kegalauan dan keputusasaan. Ayo bangkit dan mulai gerak, cari tau apa-apa saja yang perlu dites, disiapkan, ditanyakan, diobati, dan lain-lain. Usahakan ketemu obsgyn yang cocok dan memahami resiko hamil dengan riwayat TORCH kita, ya. Dan tentunya yang informatif dan mau kasih sugesti positif tentang kehamilan kita. Dan jangan sampai kegalauan kita berkepanjangan terus anak kita yang sedang menjalani terapi ini-itu jadi kurang diperhatikan. Kemaren sempet setengah hati mengurus Ubii, untung suami support banget. Ayo kalian semangat juga ya :))

Oh ya, terakhir, saya pengen ngajak kalian untuk sama-sama baca-baca tentang TORCH. Ada 4 pamflet edukasi: Toksoplasma, Rubella, CMV, dan HSV. Masing-masing ada bagian penyebab, penularan, pencegahan, diagnosa, dan dampaknya pada janin. Yuk, intip-intip pamfletnya yah, supaya lebih tau.

Toksoplasma. Klik di sini untuk link download dengan resolusi gambar yang bagus.




Rubella. Klik di sini untuk link download dengan resolusi gambar yang bagus.




CMV. Klik di sini untuk link download dengan resolusi gambar yang bagus.




HSV. Klik di sini untuk link download dengan resolusi gambar yang bagus.




Pamflet-pamflet itu kalau mau dicetak, diperbanyak, atau dishare - monggo yah. Saya malah seneng kalau bisa bermanfaat. Konsultasi dengan obsgyn subspesialis feto-maternal di blogpost berikutnya, yaaaa ^____^

Kalau ada mama-mama lain yang sedang hamil dengan riwayat TORCH seperti saya, peluuuk. Semoga segala sesuatunya diberi kemudahan yah. Saling mendoakan dan jangan lupa aktif cari tau apa-apa saja yang perlu difollow-up.


I share because I care, how about you? :)




Love,







82 comments:

  1. Jd itu krna hamil ya mi ubi, kemarin2 bikin statusnya ngemil mlulu. Alhamdulillah ikut bahagia. Yeaay ubi punya temen main.
    Semangat mak ges. Semoga virus2 ntu gk bangun2, smoga mak Ges n dekbay sehat. Ubi jg sehat. Papa Ubi jg sehat. Semuanya deh. Amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiinn, makasih doanya, Mak Indaaa ^^

      Delete
    2. selamat mami ubi..doakan saya ya ^^
      makasih banyak buat ilmunya,semoga mami ubi sehat terus ya aamiin...^^

      Delete
  2. Senangnyaaaa....

    Wishing you all the best. Stay happy, stay healthy.

    ReplyDelete
  3. Selamat ya, Mama Ubi. Tetep semangat.

    Semoga virusnya ga nakal dan debay sehat. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aminnn, virusss jangan nakal lagi. Makasih doanyaa, Mak ^^

      Delete
  4. Peluk mami ubii..aku ikut merasakan mak..aku termasuk yg ga pke KB n blm rencana punya anak lagi dulu..

    ReplyDelete
  5. Pertama, selamat ya Mbak Grace, dapat kepercayaan dikasih momongan lagi. Ikhlas aja. Tuhan pasti punya maksud baik di balik semua ini. InsyaAllah, Tuhan akan atur semuanya. Jalan Tuhan diikuti saja sembari memberikan & mempersiapkan yang terbaik sebisa manusia. Kata orang, anak lahir itu udah bawa rezekinya masing-masing. So, dont worry, pasti rezekinya ikutan ditambah. Amin.

    Walau masih single, aku udah mikir alat kontrasepsi apa yg pengin dipakai kelak. Kejauhan nggak sih, mikirnya? Habis nggak ada hal lain yg dipikirin sih hehehe. Dan aku sejauh ini menghindari sama alat kontrasepsi yg namanya spiral. Ya ngerti sendirilah cara pasangnya gimana. (ini sambil ngetik aku garuk-garuk kepala lho!). Aku maunya sih yg tanpa alat aja, kayak kalender (KB alami). Suntik sama pil bolehlah. Susuk? Ntar, mikir dulu. :D. Semoga aja my soulmate kelak ngerti kalau istrinya takut. *ancam pakai golok*

    Artikelnya informatif sangat, terutama ttg subspesialisasi obsgyn. Bisa masuk catetanku. Baru tahu soalnya.

    Oh ya, sebelum kista terdeteksi, apakah ada gejala2 yg dirasakan? Misalnya menstruasi nggak teratur atau pas hari pertama sakit perut.

    Alhamdulillah, tamu bulananku lancar. Seingatku nggak "dapat" baru sekali doang, pas KKN dulu, saking capek fisik & agak stress. Aku heran sama fisikku waktu itu. Banyak kegiatan tp nggak ambruk, cuma kena flu & batuk aja. Itu pun aku masih bisa jalan ngelakonin kegiatan. Tapi ternyata efek sampingnya ke menstruasi yg berhenti. Bulan berikutnya, habis KKN, udah balik normal. :)

    Ditunggu artikel berikutnya ya...

    Sehat selalu Mbak Grace... Mwa-mwa <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you, Mba Ratri untuk doa and supportnya. Semuaaa pokoknya. Mungkin ada yg bilang hah kejauhan amat mikirnya. Tapi, aku setipe dengan dirimu kok, Mba. Suka mikir jauh, wkwkwkwk.

      Aku share dikit ttg kista yah. Itu sebatas yg aku inget ya, krn aku gak terlalu ngeh punya kista saat itu. Kalau soal mens, iya amat sangat gak teratur. Tapi hanya utk tanggal nya aja ya. Kalau utk per bulan mens itu selalu. Hanya tanggalnya yg maju mundur mundur maju bolak balik. Dan sakitnya biasanya luar binasa di hari pertama kedua. Nggak sampai pingsan sih, tapi sampai bikin merintih-rintih sambil posisi melungker meluk guling *pie kui ya*

      Sehat selalu juga untukmu yaaaa, Mba ^^

      Delete
  6. Semoga semuanya lancar ya, dan calon dedek bayi beserta maminya bisa sehat terus

    ReplyDelete
  7. Terkadang rasa nikmat yang Tuhan berikan tidak sejalan dengan yang kita rencanakan.
    Tapi setuju dengan pendapatmu mak, disaat Tuhan memberikan Ubii seorang adik, Tuhan percaya bahwa mami Grace mampu.
    Afirmasi diri itu ngaruh banget loh mak untuk semangat kita.
    Yakinlah apa yang Tuhan berikan itu terbaik untukmu.
    Selamat atas kehamilannya.
    Sehat selalu yaa :)

    Asiiik Ubii punya adeee ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiinn, makasih sugesti positifnya yaaa Mom Narend ^^

      Delete
  8. Ga ngerti ._.v Tapi infonya bermanfaat banget buat ibu dan calon ibu nih.
    Semoga selalu sehat semuanya mbak :)

    ReplyDelete
  9. Believe me..rencana Tuhan itu indah.....sehat2 ya gesi 😘😘😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, mbakku yg galak tapi caem *tapi yg belakang aku boong*

      Delete
  10. Selamat mami ubi. Saya juga ada riwayat toxo, jadi sedikit bisa merasakan kekuatiran mami ubi. Semoga yang kedua lancar, sehat baik ibu dan calon bayinya :)

    ReplyDelete
  11. Semoga semua sehat dan lancar, tetap semangat ya Mak. Tuhan selalu tahu yg terbaik.

    ReplyDelete
  12. akkk selamat mami ubi. semoga lancar lancar lancar... hebat ubii mau punya adik :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok hebat siihh, hihihi. Ayo Cimbul jugaa donngg :D

      Delete
  13. sama, mak ges. soal spiral, aku juga takut ada benda asing ditaruh di dalam situ...hiks T_T

    makasih infonya ttg torch (sebenarnya ngga begitu ngeh sih), tapi ini bisa jadi peringatan biar bs waspada. sekali lagi thx a lot.

    ReplyDelete
  14. Makasih share nya mak, sehat2 terus ya *peluk

    ReplyDelete
  15. Selamat, Mak. Moga selalu sehat ya.

    ReplyDelete
  16. Mami Ubii..... Huaa.. Nggak nyangka hamil lagi. Padahal kmrn jual2 perlengkapan babynya Ubii dan bagi2 Prenagen Esensis, krn katanya blm berencana ngasih Ubii adik. Ternyata rencana Tuhan siapa yg tahu yaa... Pasti ini yg terbaik buat kalian bertiga. Semoga lancar terus kehamilannya ya.. Lebih sehat, kuat. Anaknya juga sehat teruss... Gbu. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huahahaha, tau aja, Mak Noni. Iyaaa :p
      Amiinn doanya, makasih yaaa ^^

      Delete
  17. selamat atas kehamilannya, info2nya bermanfaat sekali thks..
    salam..

    ReplyDelete
  18. Selamat mama Ubii.. :)
    Sangat sangat bermanfaat banget postingan nya.. Keep positif yaa.. Peluk boleh ya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Mak Isti. Keep calm and rock on yaa. Pelukannya anget enaakk ^^

      Delete
  19. Semangat mama Ubi ^^
    Insya Allah sehat..

    ReplyDelete
  20. Selamat ya mami dan ubii, yakin semua akan baik-baik aja, sehat dan lancar. Yeaay jadi kakak nih Ubii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Ubii masih kayak bayi udah mau punya dede bayi cobaaaa :'))

      Delete
  21. Ada bbrp dr obsgyn feto maternal yg bagus di yogya...
    Kyknya, i know lah siapa yg dipilih.

    Sehat terus ya mak Ubii...
    RencanaNya selalu yg terbaik.

    ReplyDelete
  22. Peluk cium buat Mami Ubii.. Semoga sehat ya hingga kelahiran untuk ibu dan dekbay nya ^^

    ReplyDelete
  23. Selamat mama Ubii...
    Soal kb, aku juga sama pake kondom, dan udah 13 tahun tuh aman saja. Berarti itu memang rejeki dari Tuhan :)
    Kagak berani pake spiral, takuuut...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya, Mak.. Aminnn kalau gitu. Toss kita takut pake spiral hihihi

      Delete
  24. selamat ya mama ubi, semoga semua baik-baik saja, dan si baby lahir sehat....

    ReplyDelete
  25. gesi, selamat ya...ada bayi lagi nanti.....
    Postive thinking the best lah,

    aku jjuga takut spiral..et KB apapun*KB nya kalender heheee,

    ReplyDelete
    Replies
    1. KB kalender itu harus yg teratur tanggal haidnya nggak, Mak Astin? *malah berguru*

      Delete
  26. Aaah pengen ikutan meluk, selamat ya dear, berprasangka baik aja, positif thinking aja, tebarkan aura positif aja, yakinlah semua akan baik2 aja, semangat ya..kita sama2 semangat, syukur deh klo gak ngalamin mual2 parah, sehat terus ibu n anak sampai lahir nanti aamiin :) congrats ubii bentar lagi jadi kakak yeaahhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asik tambah pelukaaann *buka tangan lebar-lebar*
      Amiinn, makasih wejangan cinta nya ya, Mak Dame. Hugssssss

      Delete
  27. Selamet ya mama ubi..moga ibu dan anak sehat sll..

    ReplyDelete
  28. aku takut pakai spiral mak ges. Sehat2 ya & lancar ya semuanya

    ReplyDelete
  29. Ternyata orang hamil itu banyak sekali resikonya, ya?
    Selama ini melihat orang-orang kok kalau hamil cuek n asik-asik saja, akan tetapi mengetahui salah satu teman dua tahun lalu hamil dan terkena virus (saya lupa namanya, bukan Rubella kayanya, tapi awalnya R karena pas oerawatan anaknya saya yang mendampingi suami dia konsultasi ama dokter) lalu anaknya mendapatkan masalah pada pernafasan, paru-paru. Si baby dirawat 3 bulan di RS syukurlah sekarang dia tumbuh dengan normal dan sehat meskipun BB diusia 2tahun masih 12kg. mudah sakit dan lambat bicara juga berjalan namun melihat dia ceria juga bisa marah kalau digoda membuat saya terharu karena saya masih ingat bagaimana dulu saya mondar-mandir RS dan melihat banyak slang di hidungnya... *tears*

    Dengan pengalaman ersebut saya sedikit parno saat hamil, nanya macam-macam sama dokter dan yang paling sya takutkan tokso karena saya penggemar kucing dan saat hamil masih miara kelinci (berbulu, kan?). Dokter sih meyakinkan all be fine meski saat lahir 2 bln kemarin baby sempat harus dirawat 3 hari untuk disuntik vit. K katanya seldarah putih tinggi, beugh,..

    Saya juga gak KB, KB nya ya itu sama kondom ama tissue aja deh...karena saya juga takut dan gak mau itu diubeg-ubeg belum hilang ngilunya melahirkan normal...

    Selamat untuk kehamilannya...rejeki luar biasa ini...

    Maaf jadi curcol :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukurlah sekarang tumbuh kembangnya baik dan normal. Ubii mau 3 tahun juga masih 10 kg malah. Hehehe. Asal sehat yaa :D

      Btw, Tokso bukan dari bulu loh mbaaa. Hehehe. Yuk donlod pamflet edukasi Toksplasma nyaa ^^

      Toss kita sama-sama cemen diubek-ubek hehehehe.

      Nggak apa-apa atuh, kan enak saling curcol :D

      Delete
  30. mami ubiiii, selamat yaaa.. problematika ibu-ibu bingits, nggak mau pake KB tapi pas hamil nangis huahahahaha aku juga dipaksa ibu ke obgyn utk pasang spiral.. dan ternyata memang ngiluuuuu.. XD oiya ngomong sama perut itu nggak aneh koooo.. aku dari awal hamil sampai bikin lagu ngarang sendiri: "bebe ya sehat bebe ya pinter, lucu, ganteng, dan happy baby". dan lagu itu dinyanyikan bersama sama suami setiap hari sebelum tidur. setiap hari tanpa absen sekali pun sampai melahirkan.. :D

    ReplyDelete
  31. Gesss.... tetep sehat ya Ges. Semoga calon bayimu juga sehat dan tidak punya kekurangan apapun. Terus berdoa ya Ges.

    ReplyDelete
  32. selamat ya mak, semoga persalinannya lancar dan diberi kesehatan yang prima :D

    ReplyDelete
  33. semoga kehamilan ke dua ini lancar ya mak, peluk dan cium utuk mami Ubii.. love u

    ReplyDelete
  34. Grace gesi selamat ya.. Smoga sehat terus kehamilannya. Tetap aktif edukasi ke masy ya, Salut. Kamu tetep keren.. :D

    ReplyDelete
  35. Mami Ubii gesi, aku tes TORCH kogh dokternya enggak centang IgG nya ya. Yg di centang cuma IgM nya aja smua.. :O

    ReplyDelete
  36. Selamat ya mba kehamilannya, saya juga hamil lagi, hehe
    semoga anaknya sehat semua :)

    ReplyDelete
  37. Selamat mami Ubii, Emak Grace... makasih banget, sharingnya sangat bermanfaat..

    ReplyDelete
  38. Dear Mami Ubii,

    Makasih buat sharingnya yang bermanfaat banget.. Aku kebetulan saat ini sedang hamil usia 15 minggu, kemarin hasil TORCH IgG Rubella positif 359 dan IgG CMV positif 142.. Sempat waswas, tapi masih jalani pengobatan dari dokter SpOG Fetomaternal.. Waktu Mami Ubii hamil Ubii, apakah menjalani tes TORCH juga? Bagaimana hasilnya kalau boleh tahu?

    Btw, selamat atas kehamilan keduanya ya.. Semoga sehat selalu Mami Ubii :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak mau tanya donk. Waktu hamil igg rubella dan cmv nya tinggi apa ga ada masalah dengan kehamilan nya? Saya 2 mgu kemarin baru aja keguguran karena virus rubella.

      Delete
  39. haiiii mamii ubi,informatif sekali artikelnya ..kebetulan sy lagi cari2 artikel ttg TORCH...karena saaat ini sedang hamil memasuki usia 4bulan..sekitar 9 tahun lalu sy mengetahui bahwa sy pernah terinfeksi toksoplasma di mata sebelah kiri,..dan lagsg terapi obat agar IGG dan IGM nya turun..sy lupa berpa tepatnya hasil lab saat itu..dan saat ini sy sedang hamil ,pada kehamilan 2 bulan sy kespog untuk test tokso ,hasilnya negatif walau IGG nya diatas normal tapi tak terlalu tinggi..sy tanya ke dokter apkah butuh test torch lengkap,dikatakan tidak perlu..tapi sy jaga jaga saja agar leih meyakinkan bahwa sy aman dari virus iniii..dan hasilnya jreng2 shock lagsg nangis melihat bahwa semua virus dengan IGG diatas normal yg artinya sy pernah terinfeksi semuanya ..dan IGG Tertinggi adalah virus rubella 117 serta IGM 0.11..Sy tanya kedokter katanya masih aman ,tidak positif..tanpa diberi obat apapun untuk virusnya..pas usg janin sy katanya normal dan sehat..tapii hati tak puas ,hari itu juga sy lagsg buat apointmen dengan dokter lain yang KFM ,dokter bilang lumayan tinggi rubella nya ,secara teori memang aman hanya untuk jaga2 saja jika nanti virusnya aktif jadi sy dikasih obat untuk virus..dan sy tidak tau apakah sy terinfeksi virus2 ini kecuali tokso sat hamil ini atau memang waktu sudah lama sekali terinfeksi..please share mba,gimana dengan kehamilan mba yang kedua ini,gimana hasil labnya kemarin..dan bagaimana kabar ubii..please reply di email sy maisarah02589@gmail.com..terimakasih mba,...(jambi)

    ReplyDelete
  40. haiiii mamii ubi,informatif sekali artikelnya ..kebetulan sy lagi cari2 artikel ttg TORCH...karena saaat ini sedang hamil memasuki usia 4bulan..sekitar 9 tahun lalu sy mengetahui bahwa sy pernah terinfeksi toksoplasma di mata sebelah kiri,..dan lagsg terapi obat agar IGG dan IGM nya turun..sy lupa berpa tepatnya hasil lab saat itu..dan saat ini sy sedang hamil ,pada kehamilan 2 bulan sy kespog untuk test tokso ,hasilnya negatif walau IGG nya diatas normal tapi tak terlalu tinggi..sy tanya ke dokter apkah butuh test torch lengkap,dikatakan tidak perlu..tapi sy jaga jaga saja agar leih meyakinkan bahwa sy aman dari virus iniii..dan hasilnya jreng2 shock lagsg nangis melihat bahwa semua virus dengan IGG diatas normal yg artinya sy pernah terinfeksi semuanya ..dan IGG Tertinggi adalah virus rubella 117 serta IGM 0.11..Sy tanya kedokter katanya masih aman ,tidak positif..tanpa diberi obat apapun untuk virusnya..pas usg janin sy katanya normal dan sehat..tapii hati tak puas ,hari itu juga sy lagsg buat apointmen dengan dokter lain yang KFM ,dokter bilang lumayan tinggi rubella nya ,secara teori memang aman hanya untuk jaga2 saja jika nanti virusnya aktif jadi sy dikasih obat untuk virus..dan sy tidak tau apakah sy terinfeksi virus2 ini kecuali tokso sat hamil ini atau memang waktu sudah lama sekali terinfeksi..please share mba,gimana dengan kehamilan mba yang kedua ini,gimana hasil labnya kemarin..dan bagaimana kabar ubii..please reply di email sy maisarah02589@gmail.com..terimakasih mba,...(jambi)

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal bu Putri. kebetulan saya juga mengalami kasus yang sama IGG rubella dan CMV positif, ternyata sakit kepala saya selama ini karen CMV. udah MRI ke 3 dokter syaraf, bedah syaraf, internis, THT semua nggak tau ini sakit apa. malah dikasih obat penenang untuk orang stress. kalau boleh tau therapy buat nurunin IGG nya apa ya bu? terus bagaimana pengalaman hamil dan melahirkannya dengan riwayat Torch. jika berkenan mohon informasi dan sarannya. terimakasih.

      Delete
  41. haii mbakk.
    udah mau kurang lebih 9bulan saya mencari artikel mengenai torch. berasa kek ngedapetin air di padank pasir yg tandus.
    ngebaca blog mbak mengenai torch membuat saya cukup tenang karena tidak diri saya saja yang mengalami hal tsb.
    saya harus kehilangan janin saya diusia 4bulan stelah diagnosa oleh dokter and tes lab bahwa kena virus rubella 83. 8 dan cmv 101. 0..
    artikel mbak mengenai torch membuat saya terjengah apakah bener virus it akan hidup selamanya ditubuh kita. ckup shock bgd apalagi saya ingin sekali memiliki anak stelah pasca dikuret lbh krg 9bln yg lalu.
    aku harap mbak selalu bisa memberikan informasi mengenai ini selalu. tq

    ReplyDelete
  42. Hallo mbak... saya 2 minggu kemarin baru aja keguguran hamil 21wk. Sebelumnya saya dirawat di rmh sakit karena virus rubella. Saya baru tau tentang torch setelah dokter menyarankan untuk check. Ternyata rubela,cmv,hsv igg positif. Sekarang sedang menjalani pengobatan dari dokter. Saya baru tau klo ternyata virus itu ga bisa hilang. Cukup shock juga. Apalagi saya baru hamil pertama. info dari mbak berguna sekali untuk masa penyembuhan saya dan program hamil lagi.

    ReplyDelete
  43. Saya meleleh,ikut mengerti perasaanmu mak T_T
    Semoga mak,ubii,adik debay selalu diberikan kesehatan:)
    *jadi ingin peluk*:)

    ReplyDelete
  44. halo Mama Ubii, perkenalkan saya sari. setelah tes darah akhirnya saya tau IGG rubella saya +22,4 dan IGG CMV + 154,6. ini menjawab semua tanya dibaliks akit kepala saya selama ini. hampir setahun sakit kepala terus dan dokter tidak tau apa sebabnya, ternyata cmv ini sebabnya.
    saya berencana hamil, tp bingung dengan berbagai sumber tentang torch yang ada. ada yang bilang IGG harus sampai negatif baru promil. pengalaman mama Ubii gmn ya? kalau boleh saya minta saran. apakah aman hamil dengan riwayat torch? apa saya tetap harus therapi dulu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trs kelanjutannya gimana mbak? Saya jg IgG CMV n IgG rubellanya positif,dgn angka mirip2 sm mbak.

      Delete
  45. Saya turut bahagia membacanya. Semoga sehat selalu ya..

    ReplyDelete
  46. Bun... Sy bulan Juli kwguguean karena CMV, igg 900. Dah dikasih ovat sama dokter, diminum 2 bulan berturut2. Nah skrg sy belum screenibg lagi nih. Dan... Saat ini sy telat haid. Huwaaaaaa... Ini gimana bun???

    ReplyDelete
  47. Salam kenal mama ubii... trimakasih infony.... saya ibu yg kehiangan anakny d usia 3 bln... setelah tes TORCH IgG posotif... skarang sdg terapi... mudah2n bisa d beri keeprcayaan lagi menjadi org tua

    ReplyDelete

Thank you for giving your comments. Means A LOT to me. If you ask me a question in this comment section, but need answer ASAP, please poke me on my Instagram @grace.melia ^^