Saturday, July 25, 2015

Mengenal Doula


Doula. Sudah pada tau belum apa itu doula? Saya juga baru mengenal istilah doula belum lama ini lantaran ada seorang keluarga Rumah Ramah Rubella yang berprofesi sebagai doula. Entah saya yang katrok atau memang doula belum sepopuler itu di Indonesia. Jadi, yuk, kita kenalan sama yang namanya D-O-U-L-A!

(Ini adalah hasil ngobrol saya dengan Mba Ari Fatun, seorang doula di Yogyakarta yang saya kenal lewat Rumah Ramah Rubella)

Kata doula sendiri berasal dari bahasa Yunani. Artinya women's servant. Keberadaan doula ini sebetulnya sudah cukup lama, tapi memang belum begitu ngehits di Indonesia. Istilah doula pertama kali dipakai dalam study filsafat manusia oleh Dana Raphael di tahun 1969. Ia berpendapat bahwa seorang perempuan akan merasa nyaman saat didampingi oleh perempuan lain. Dalam masyarakat tradisional, peran ini bisa dilakukan oleh keluarga atau teman. Ada 2 macam doula: birth doula dan post-partum doula. Tapi, di Indonesia baru ada birth doula saja.


Credit

Doula baru masuk ke Indonesia sekitar tahun 2010. Masih belum banyak yang mengenal doula. Entah karena para calon ibu merasa belum butuh atau karena simply belum ngeh dengan eksistensi doula. But, siapa saja bisa merasa diuntungkan dengan pendampingan dari seorang doula loh!

Credit

Doula di Indonesia dan di luar negeri tentu saja punya perbedaan, simply karena di luar negeri doula benar-benar sudah bisa dijadikan profesi yang real. Di luar negeri doula bahkan bisa bekerja di rumah sakit dan pendampingannya tercover dalam asuransi. Kalau di Indonesia, doula masih bekerja secara mandiri, kayak semacam freelance begitu.

Padahal sebetulnya pendampingan seorang doula banyak manfaatnya nih:

Credit


Tertarik didampingi oleh seorang birth doula? Wait. Ada yang perlu di cek en ricek dulu untuk memastikan bahwa kita memilih doula yang cocok dengan kita, baik metodenya, personality nya, dan cara kerjanya. Berikut ini adalah hasil interview saya dengan Mba Ari memakai Checklist Interviewing A Doula yang saya dapatkan di The Bump. Saya bikin jadi Q&A session yah.



Question 1: Apakah Mba Ari punya sertifikasi doula? Kalau IYA, sertifikasi apa? Apakah sata ini bergabung dalam organisasi doula?

Answer 1: Saya mengikuti training dari 2 organisasi doula, yaitu DONA International dan AMANI Birth. DONA International adalah organisasi doula paling besar di dunia dan paling awal. Kalau AMANI Birth lebih ke muslim doula. Karena saya seorang muslim, jadi saya juga mempelajari dari sisi agama juga. Sertifikasi dari kedua organisasi tersebut sedang dalam proses.

Q2: Sudah berapa lama Mba Ari menjadi doula? Ada berapa kelahiran yang Mba Ari hadiri? Ada berapa keluarga yang Mba Ari dampingi?

A2: Jadi doula dari tahun 2014 setelah saya ikut training doula di Bali dan di Bogor. Sebetulnya saya sendiri seorang bidan. Kalau nggak salah, saya sudah menghadiri lebih dari 150 proses kelahiran. Tapi, yang benar-benar saya dampingi sebagai doula sekitar 15.

Q3: Kelahiran dengan metode apa saja yang pernah Mba Ari dampingi? Ada yang menantang nggak?

A3: Normal, vakum, epidural, SC, dan water birth. Tapi untuk SC saya belum pernah mendampingi sampai kamar operasi karena belum banyak yang mengerti konsep doula, jadi saya nggak boleh masuk ke sana. Yang paling menantang itu adalah saat saya harus mengkomunikasikan sesuai keinginan dan insting si ibu saat bersalin. Misalnya si ibu nggak kepengin diinduksi dan ingin mengulur waktu agar bisa bersalin normal, tapi dokter bilang kalau harus induksi saat itu juga. Jadi saya harus melobi dokter agar keinginan si ibu bisa terpenuhi. Saya percaya bahwa pada dasarnya ibu lebih mengenal tubuhnya. Itu yang menurut saya unik.

Q4: Bagaimana metode komunikasi Mba Ari dan si ibu sebelum persalinan? Apakah Mba Ari akan selalu available menjawab pertanyaan klien?

A4: Sebelum mulai pendampingan, saya mulai dengan prenatal visit. Prenatal visit sendiri bisa 1 sampai 3 kali pertemuan, tergantung kebutuhan klien. Di situ kita akan mendiskusikan hal-hal yang dibutuhkan klien, misalnya informasi kehamilan dan persalinan sampai nanti menyusun birth plan dan diajukan ke tenaga kesehatan (obsgyn/bidan) yang akan membantu persalinan. Selain itu saya juga akan memberikan support emosi dan mental secara kontinyu. Saya available untuk diskusi lewat pertemuan langsung, telpon, SMS, BBM, WhatsApp, email, atau media sosial.

Q5: Apakah Mba Ari akan mendampingi klien selama persalinan?

A5: Saya akan mendampingi mulai dari sebelum hamil, dimulai dengan prenatal visit itu, lalu selama hamil, selama persalinan, dan post-partum. Saya akan datang saat klien sudah mulai merasakan kontraksi.

Q6: Bagaimana kalau Mba Ari nggak bisa hadir saat klien akan melahirkan? Apakah ada cadangan doula untuk menggantikan posisi Mba Ari?

A6: Sampai saat ini saya belum punya cadangan doula karena belum punya doula partner yang satu misi dengan saya. Selain itu, belum ada doula selain saya di Yogyakarta. Tapi, so far, HPL (Hari Perkiraan Lahir) dekat pun saya selalu bisa menemani kok. Saya yakin selama saya berniat baik ingin mendampingi, pasti Tuhan membantu saya.

Q7: Berapa persalinan yang bisa Mba Ari tangani per bulan nya?

A7: Per bulan saya bisa mendampingi 2-3 klien, tapi tergantung juga. Kalau HPL berdekatan, saya akan memprioritaskan yang sudah book saya lebih dulu. Tapi kalau memungkinkan, saya akan dampingi semuanya.

Q8: Apa pandangan Mba Ari tentang kelahiran dan epidural?

A8: Birth is normal and natural. Semua perempuan sudah didesign sedemikian rupa untuk bisa melahirkan. Tuhan sudah membuatkan kita pintu untuk itu. Tapi, bukan berarti saya menentang SC. SC yang dilakukan dengan santun dengan menghormati ibu dan bayi serta ada indikasi medis, saya sangat mendukung. Epidural dan ILA adalah penghilang rasa sakit. Obatnya sama dengan anestesi saat SC hanya saja dosisnya lebih kecil. Sebagai doula, saya nggak boleh mencampuri urusan medis meskipun saya sendiri juga bidan. Saya akan mengembalikan keputusan ke klien dan menginfokan plus minus dari epidural. Kalau klien memilih epidural, saya tetap support karena seorang doula fokus pada pemberian support emosi, fisik, dan informasi.

Q9: Bagaimana cara Mba Ari berkomunikasi dengan suami klien selama persalinan?

A9: Doula dan suami akan bersama-sama memberi dukungan ke ibu dan keluarga. Doula bukan bermaksud menggeser peran suami tapi seorang doula akan membantu memberikan kenyamanan ke ibu bersama dengan suami.

Q10: Bagaimana Mba Ari bekerja sama dengan dokter dan perawat selama persalinan? Bagaimana Mba Ari memandang peran seorang doula kalau dibandingkan dengan peran dokter dan perawat?

A10: Saya akan memperkenalkan diri sebagai doula. Peran doula berbeda dengan peran dokter, perawat, dan bidan. Mereka memberikan tindakan medis ke pasien sesuai tugas mereka. Doula memberikan dukungan lebih pada sisi emosional, fisik, dan informasi. Doula juga membantu mengkomunikasikan keinginan si ibu kepada dokter, perawat, atau bidan.

Q11: Teknik apa yang Mba Ari pakai untuk membantu persalinan?

A11: Saya akan melatih nafas klien karena nafas sangat penting saat persalinan. Jika ritme dan irama nafas bisa dihandle, ibu akan merasa lebih tenang dan nyaman. Saya juga memakai teknik induksi massage, acupressure, rebozo, terapi panas dingin, dan lain-lain.

Q12: Berapa lama Mba Ari mendampingi klien setelah persalinan?

A12: Sampai 2-4 jam setelah persalinan.

Q13: Apakah Mba Ari pernah mendampingi persalinan di rumah sakit? Kayak gimana rasanya?

A13: Saya pernah mendampingi di bidan mandiri, puskesmas, dan klinik bersalin. Dokter sangat mendukung dan mengizinkan. Untuk di rumah sakit, saya pernah mendampingi SC tapi nggak sampai masuk ruang operasi.

Q14: Apakah Mba Ari juga menyediakan jasa post-partum?

A14: Ya, akan ada satu post-partum visit. Di kunjungan ini akan dibahas tentang outcome persalinan (mereview persalinan), konseling menyusui, dan perawatan payudara.

Q15: Berapa biaya nya jika ingin didampingi oleh Mba Ari sebagai doula? Dengan biaya segitu, apa yang akan didapatkan klien? (Kalau kurang nyaman menyebut fee, nggak usah gak papa Mba ^^)

A15: Honestly saya bingung kalau ditanya begini karena saat ini fokus saya adalah ingin memperkenalkan tentang keberadaan doula. Biasanya saya lebih suka menyesuaikan budget klien karena saya nggak mau memberatkan.


Anyway, kalau ada mama-mama di Jogja yang kepengin didampingi sama Mba Ari, silakan kontak beliau langsung yah di email fatun.ari[at]gmail[dot]com. Barangkali pengen kepo-kepo dulu, bisa intip Twitter @doulayogya atau Fan Page Doula Yogya dan Kelas Prenatal atau blog www.babaranlembat.wordpress.com yaahh!

Jadi, gimana? Apakah kamu tertarik untuk didampingi seorang doula? Iya atau belum? Apa alasannya? Share yuk. Kalau saya sih tertarik, tapi jujur aja sekarang lagi berusaha ngirit, jadi paling cari ilmu dari pengalaman temen aja atau internet. Hehehe. *tertunduk lesu*

Atau, ada yang pernah pakai jasa doula? *wink*




Love,







19 comments:

  1. Wah mantap ni..colek2 emak2 Jogja yg lagi hamil..boleh dicoba n aku tunggu testimoninya

    ReplyDelete
  2. Baru tahu soal Doula. Berarti mendampingi sampai pasca lahir juga ya, mak.

    ReplyDelete
  3. Salam kenal mbak... saya anak AMANI juga ;)

    ReplyDelete
  4. akhirnya ngeh juga hehe, sering denger tapi kurang paham...makasih gesii..maaf lahir batiin...

    ReplyDelete
  5. Oh Itu namanya doula. Aku pernah liat cara kerjanya ketika nonton serial bones (kan Ada yg lagi hamil dan suaminya meninggal trus pengin lahir normal, jadi minta pendampingan gitu. Tapi di serial Itu, doula juga kayanya masih belum familiar Karena sempet konflik dg sahabat si Bumil)
    Tfs, mami Ubi

    ReplyDelete
  6. wah menarik mak! saya pribadi lebih nyaman kl didanpingi perempuan.

    ReplyDelete
  7. Wow baru tahu tentang doula semacam memberi support secara psikis, karena biasanya bumil terkadang sensitif dan takut menghadapi persalinan ya kak :(

    ReplyDelete
  8. Mbak Grace saya punya kenalan doula yang tinggal di Jakarta, namanya Mbak Dyah Pratitasari, akrab disapa Mbak Prita. Dia kakak angkatan saya di universitas. Punya komunitas GBUS (Gentle Birth untuk Semua). Barangkali mau didampingi atau kenal lebih dekat. Atau malah udah kenal?

    ReplyDelete
  9. Baru kelan sama nama Doula... dapat ilmu baru nih. thanks mbak gees...

    ReplyDelete
  10. Di Indonesia, Doula belum populer karena si calon ibu kebanyakan lebih nyaman ditemenin sama ibunya. Rela jauh-jauh mudik buat ngelahirin di kampung halaman dan deket ibu. :)

    ReplyDelete
  11. Wah.. baru ngeh saya mengenai Doula ini. Makasih infonya mba

    ReplyDelete
  12. Enak ya, kalo punya dana , mending pake doula. kadang keluarga malah ga ngerti

    ReplyDelete
  13. wah baru tau ada kyk gini.
    Tapi aku msh lebih nyaman sama suami aja. Meski sama2 cwe aku jg kdg risih, beda klo dgn suami krn memang udh ada ikatan

    ReplyDelete
  14. ilmu baru nihhh ^o^...baru kali ini aku tau doula... tp jujurnya stlh baca interviewnya td, aku sndiri ga cocok mba didampingi ama doula ini :).. krn mrk cndrung mndukung klhiran normal ya...kalopun SC dgn alasan kuat.. smntara aku sbaliknya... hrs SC apapun alasannya ;p.. jd mungkin ga cocok kalo didampingi ama doula..bisa2 ga klop trs sprtinya ;p

    ReplyDelete
  15. Thank banget ya kak untuk informasinya, sama mahasiswa bidan pernah kepo soal doula pas dosen sebut doula. Mulia pekerjaannya

    ReplyDelete
  16. Aku baru tau istilah ini tahun lalu. Ternyata mbak Grace udah ngulas sejak 2015. Keren mbak :)

    ReplyDelete
  17. Mohon bantuannya kontak doula yang di Bali ya mbak. Karena saya sangat menginginkan persalinan normal. Sedangkan suami dan keluarga mendukung persalinan caesar. Terimakasih

    ReplyDelete

Thank you for giving your comments. Means A LOT to me. If you ask me a question in this comment section, but need answer ASAP, please poke me on my Instagram @grace.melia ^^