Saturday, August 30, 2014

Mimpi untuk Kesehatan Indonesia

Puji syukur, tulisan ini diapresiasi sebagai
20 Karya Terbaik - Lomba Blog Mimpi Properti
21 September 2014, Taman Ismail Marzuki, Jakarta
Dok. @Eka_Fikry
***

Mimpi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, adalah angan-angan. Sedangkan mimpian adalah cita-cita yang mustahil atau susah dicapai. Benar, sesuatu tanpa upaya nyata memang hanya akan berakhir menjadi mimpi di siang bolong.
Sumber
Mungkin itulah yang terjadi pada saya saat mendapati putri saya memiliki kebutuhan khusus (special needs kid) akibat infeksi virus Rubella di trimester pertama kehamilan saya, mengejar mimpi yang tak realistis.

Memiliki anak dengan Congenital Rubella Syndrome yang menyebabkan kebocoran jantung, mikrosefali, keterlambatan motorik, dan gangguan pendengaran sangat berat sehingga harus memakai alat bantu dengar, saya jadi bermimpi:

Seandainya Aubrey bukan anak cacat, pasti aku akan lebih bahagia.
Seandainya Aubrey bukan anak tuna rungu, pasti ia tak perlu diejek dengan tudingan di kedua telinganya.
Seandainya Aubrey tak mengalami keterlambatan motorik, pasti aku tak perlu menghabiskan banyak biaya untuk fisioterapinya.
Seandainya Aubrey tak bocor jantungnya, pasti tak perlu ada rutinitas USG jantung yang melelahkan.
Seandainya Aubrey normal, pasti sekarang ia seperti anak-anak normal lain yang berlarian sana-sini.
Seandainya Aubrey bukan anak berkebutuhan khusus, pasti aku tak harus mengorbankan begitu banyak hal.
Seandainya sebelum hamil aku banyak belajar tentang Rubella, pasti aku bisa melakukan pencegahan supaya kehamilanku dan bayiku sehat.

Mimpi yang tidak masuk akal, ya. Sama saja saya menyalahi aturan Tuhan. Bukan kah keadaan Aubrey sekarang sudah di luar kuasa saya untuk mengubahnya? Bukan kah kondisi Aubrey adalah hal yang harus saya terima dengan lapang dada karena memang hanya itu lah pilihan saya? Bukan kah Tuhan tahu kemampuan dan ketidakmampuan saya sehingga Ia mempercayakan anak yang spesial pada saya? Jadi, bagaimana kalau saya ubah mimpi saya, supaya lebih masuk akal.

Seandainya ibu-ibu lain melek tentang infeksi Rubella pada ibu hamil dan tau seluk-beluk penularan dan pencegahannya, pasti akan lebih banyak bayi-bayi yang terselamatkan dari gangguan kesehatan akibat Congenital Rubella Syndrome.

Nah, sekarang saya realistis. Apakah itu mimpi semata, yang tak akan mampu saya wujudkan? TIDAK. Itu bukan sekedar mimpi. Itu adalah harapan jangka panjang yang akan saya wujudkan dengan langkah-langkah kecil namun pasti sebagai upaya untuk mengejar mimpi dan mewujudkannya. Dimulai dari saat ini.

Congenital Rubella Syndrome, Apa Itu?

Congenital Rubella Syndrome (CRS) adalah kumpulan gangguan kesehatan akibat virus Rubella yang menginfeksi ibu hamil. Rubella sendiri adalah salah satu komponen dalam TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simpleks). CRS bisa menyebabkan satu atau beberapa gangguan kesehatan seperti katarak, kebutaan, gangguan pendengaran/tuli, keterlambatan motorik, kebocoran jantung, dan mikrosefali. Infeksi Rubella kongenital berbeda dengan infeksi Rubella biasa. Infeksi Rubella bawaan (kongenital) berarti diidap saat berada dalam kandungan karena sang ibu terinfeksi. Infeksi Rubella biasa berarti virus Rubella menginfeksi saat kita ada di usia kanak-kanak atau dewasa tidak hamil. Pada prinsipnya, virus Rubella bukan lah virus yang berbahaya, asalkan itu tidak menyerang ibu hamil. Rubella adalah self-limiting disease yang artinya bisa sembuh sendiri tanpa perlu obat. Namun, untuk ibu hamil, akan membahayakan janin karena virus Rubella ini bisa menembus plasenta dan langsung mengganggu tumbuh kembang janin dalam kandungan.

Sumber
Sumber
Virus Rubella dapat menular melalui cairan tubuh penderita. Bisa dari air liur, air seni, dan hubungan seksual. Penyebabnya sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Supaya ibu hamil tidak terinfeksi Rubella diperlukan pencegahan, yaitu dengan: screening dan vaksin MMR sebelum merencanakan kehamilan. Jika hasil screening menunjukkan virus Rubella masih aktif (ditunjukkan dengan IgM yang positif), berarti kehamilan perlu ditunda sampai IgM menjadi negatif. Jika seorang wanita terinfeksi virus Rubella pada saat dirinya sudah terlanjur hamil, tidak ada pengobatan yang bisa dilakukan. Hanya kekuatan doa dan kehendak-Nya yang bisa mengubah teori kedokteran.
Sumber
Dampak Congenital Rubella Syndrome seperti yang saya sebutkan di atas tidak main-main. Ini menyangkut masa depan seorang anak. Memiliki anak berkebutuhan khusus bukan perkara semudah membalikkan telapak tangan. Banyak upaya penyembuhan dan rehabilitasi dengan biaya yang tidak sedikit. Memilih pendidikan nanti nya pun bukan hal sepele karena seperti kita tahu, guru yang capable menangani anak berkebutuhan khusus masih sedikit dibandingkan jumlah anak berkebutuhan khusus yang semakin banyak. Pun ada beban moral di mana ada tatapan iba atau malah meremehkan, hinaan, dan cemoohan yang dialamatkan untuk anak-anak ini yang tentunya tak mudah diterima oleh para orangtua.

Saya tak mau ada banyak ibu lain yang bernasib seperti saya hanya karena buta dan awam tentang Rubella. Setiap perempuan yang merencanakan kehamilan sejatinya wajib mengedukasi diri untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat. Untuk generasi penerus bangsa yang sehat.

Sumber

Upaya Awal Mengejar Mimpi

Di bulan-bulan pertama saya mengetahui keadaan putri saya (saat itu ia sudah berusia 5 bulan), saya coba mencari ibu-ibu lain yang senasib supaya bisa saling sharing. Nyatanya, banyak sekali yang baru mendengar tentang Congenital Rubella Syndrome setelah melihat kondisi putri saya. Akhirnya saya rajin menulis kisah putri saya, dengan harapan supaya ibu-ibu lain ngeh dengan keberadaan Congenital Rubella Syndrome. Saya aktif menulis di sebuah portal parenting.

Ternyata usaha ini tidak sia-sia. Tulisan saya dibaca oleh seorang produser eksekutif talkshow Kick Andy sehingga keluarga kami diundang untuk menjadi narasumber dalam episode yang bertema 'Aku Ingin Terus Hidup.' Inilah awal mula perjalanan saya dalam mengejar mimpi untuk menyelamatkan ibu-ibu lain dari bahaya infeksi virus Rubella pada kehamilan.


Setelah tampil di Kick Andy, mulai ada beberapa ibu yang menghubungi saya. Mereka senasib dengan saya, juga memiliki anak dengan disabilitas akibat Congenital Rubella Syndrome. "Wah, aku nggak sendiri ternyata," begitu pikir saya. Pelan tapi pasti, jumlah ibu yang menghubungi saya semakin banyak. Ada yang memang senasib, ada juga yang sekedar ingin menguatkan. Yang paling menggembirakan hati saya, banyak juga yang ingin tau lebih banyak tentang infeksi Rubella pada ibu hamil supaya mereka dapat mencegahnya. Maka mimpi ini mulai perlu perwujudan yang lebih nyata dan lebih besar.

Upaya Selanjutnya dalam Mengejar Mimpi

Saya kira langkah selanjutnya adalah membuat wadah untuk mengumpulkan ibu-ibu seperti saya dan mereka yang ingin belajar tentang Congenital Rubella Syndrome. Sebagai realisasi dari mimpi itu, saya membentuk komunitas online bernama Rumah Ramah Rubella pada tanggal 2 Oktober 2014. Awalnya komunitas ini hanya bertujuan untuk menampung sharing para orangtua supaya mereka tidak merasa berjuang sendirian. Ternyata, saya menemukan fakta yang membuat saya sedih, yaitu sebagian besar dari mereka memiliki anak dengan Congenital Rubella Syndrome karena keawaman mereka tentang Rubella sebelum dan saat mengandung. Sama persis seperti saya. Padahal tak sedikit mama yang well-educated dan akrab bersentuhan dengan internet. Minimnya sosialisasi dari pemerintah, rumah sakit, departemen kesehatan, dan tenaga kesehatan ternyata berkontribusi cukup besar pada ketidaktahuan kami. Bagaimana kami dapat belajar dan googling perihal Congenital Rubella Syndrome kalau kami sama sekali belum pernah mendengarnya? Tapi, di samping itu, kami juga menyadari bahwa kami pun tak bisa serta-merta menyalahkan pihak lain. Daripada mencari pihak untuk disalahkan, lebih baik bergerak dan membuat perubahan, kan?


Upaya Nyata Mengejar Mimpi Secara Online

Berhubung saya dan pengurus Rumah Ramah Rubella melihat bahwa belum semua anggota mengenal infeksi Rubella pada ibu hamil, maka kami mulai memposting artikel-artikel dari berbagai sumber kesehatan di Files. Artikel-artikel tersebut tak hanya tentang Rubella, TORCH, pencegahan, dan penularan saja melainkan juga tentang rehabilitasi (terapi-terapi) yang dibutuhkan untuk memperbaiki gangguan-gangguan kesehatan sebagai dampak dari infeksi TORCH bawaan.


Selain itu saya juga membuat channel YouTube untuk Rumah Ramah Rubella sehingga saya bisa mengunggah video-video anak-anak yang beruntung bisa mengikuti terapi (terapi mendengar, fisioterapi, terapi wicara). Hal ini saya rasa diperlukan mengingat tidak semua anak bisa mengikuti terapi yang dibutuhkan karena keterbatasan waktu orangtua, biaya, transportasi, serta belum tersedianya layanan terapi yang dibutuhkan di daerahnya. Dengan menonton video-video ini, orangtua yang kesulitan mengakses jasa terapi paling tidak bisa mendapat gambaran dan bisa mempraktikkannya di rumah bersama anak mereka.


Upaya Nyata Mengejar Mimpi Secara Offline

Visi semula Rumah Ramah Rubella yang sekedar sebagai wadah berkumpul dan bertukar cerita antar orangtua yang senasib kini sudah berkembang menjadi ingin aktif mensosialisasikan TORCH, khususnya Rubella sehingga awareness masyarakat dapat meningkat. Kami ingin menghapus eksklusifitas informasi tentang infeksi yang berbahaya pada ibu hamil ini sehingga semakin banyak ibu dan bayi Indonesia yang terselamatkan dari bahaya infeksi TORCH kongenital. Untuk itu, beberapa agenda sudah kami lakukan. Yang pertama adalah mengadakan seminar pengenalan TORCH yang terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya, hasil dukungan dan berjejaring dengan salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Dokumentasinya saya unggah di channel YouTube Rumah Ramah Rubella supaya anggota yang di luar kota dan tidak bisa hadir tetap bisa belajar bersama.


Agenda kedua adalah mengadakan workshop tentang terapi mendengar bagi para orangtua di Rumah Ramah Rubella dengan anak yang memiliki gangguan pendengaran sebagai dampak dari Congenital Rubella Syndrome. Acara ini pun tanpa dipungut biaya berkat kerja sama dengan sebuah lembaga terapi yang berpusat di Jakarta.
Tak ketinggalan kami juga membuat kalender, kaos, dan pin sebagai media kampanye untuk menyampaikan pesan Rumah Ramah Rubella tentang keberadaan dan bahaya infeksi TORCH pada ibu hamil. 

Untuk memperluas lagi sosialisasi tentang Congenital Rubella Syndrome ini, Rumah Ramah Rubella juga memanfaatkan kesempatan berbagi di perusahaan atau instansi yang mengundang kami, baik dengan atau tanpa imbalan apresiasi. Visi kami yang terpenting adalah mendapat kesempatan untuk mengedukasi sebanyak-banyaknya ibu sehingga apresiasi tidak lagi jadi poin utama. Sejauh ini Rumah Ramah Rubella sudah mendapat kesempatan untuk berbagi di Fakultas Keperawatan Poltekkes Yogyakarta, Fakultas Kedokteran UGM, Dr OZ Indonesia, PT. Alfamart Trijaya, Avrist Assurance, dan health talk bersama Siloam Hospitals di Berita Satu TV.


Agenda yang saat ini sedang berjalan adalah program Make an Impact, Save a Baby kerja sama dengan Siloam Hospitals di mana kami memberikan harga terjangkau untuk screening TORCH dan paket persiapan kehamilan. Ini adalah salah satu wujud mengejar mimpi kami, yaitu mengajak para ibu untuk mempersiapkan kehamilan dengan baik dan cermat supaya terhindar dari infeksi TORCH. Jika tertarik, sila menghubungi saya ya. Please feel free! :)


Apresiasi Atas Upaya Mengejar Mimpi

Adalah sebuah hal yang saya syukuri ketika mimpi personal saya untuk mensosialisasikan Congenital Rubella Syndrome dapat diwujudkan dalam Rumah Ramah Rubella dan akhirnya menjadi mimpi bagi para orangtua lainnya. Itu adalah apresiasi terbesar yang saya rasakan karena sesungguhnya mimpi ini adalah mimpi bersama dan tak mungkin saya dapat ada di titik ini tanpa teman-teman di Rumah Ramah Rubella. Mendapat penghargaan atas upaya saya mengejar dan mewujudkan mimpi ini adalah bonus. Bonus ini terjadi dalam episode kehidupan saya di bulan April 2014 lalu, yaitu saat saya dianugerahi Penghargaan Khusus Perempuan Pembawa Perubahan dalam ajang Kartini Next Generation 2014 yang diselenggarakan oleh Kominfo dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan. Bohong kalau saya bilang tidak tersanjung. Bohong kalau saya bilang tidak bahagia. Karena dengan ini, mimpi saya mendapat ruang dan didengar lebih luas. 
Apresiasi lain datang dari media cetak yang mengangkat profil saya dalam rubrik For Her koran Jawa Pos. Ini juga adalah kesempatan berharga karena setelah profil saya dimuat, ada beberapa ibu yang senasib dengan saya yang jadi bergabung dalam Rumah Ramah Rubella. Mereka berkata bahwa mereka melihat info komunitas yang saya bentuk setelah membaca Jawa Pos terbitan 6 Agustus 2014 lalu. Mereka yang selama ini kebingungan harus bertukar cerita dengan siapa, akhirnya bisa bertemu teman seperjuangan di Rumah Ramah Rubella. Itu adalah apresiasi yang menggembirakan.
Namun, di antara beberapa apresiasi tersebut, ada satu yang membuat saya terharu, yaitu diterbitkannya buku saya yang berjudul Letters to Aubrey. Buku ini saya dedikasikan untuk Aubrey sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-dua. Letters to Aubrey berisi kumpulan surat saya untuk Aubrey sekaligus perjalanan kecil kami untuk mengupayakan kesehatannya yang terganggu akibat Congenital Rubella Syndrome. Lewat buku ini, saya berharap sosialisasi tentang infeksi Rubella pada ibu hamil dapat meluas khususnya bagi mereka yang lebih doyan membaca buku daripada googling di dunia maya. Sebagian royalti yang saya terima akan didonasikan untuk Rumah Ramah Rubella.
Apresiasi-apresiasi ini adalah pengingat sekaligus pemicu semangat saya untuk terus berjuang mengejar mimpi dan mewujudkannya. Perjuangan masih panjang dan saya ingin maju terus pantang mundur.

Mimpi-Mimpi untuk Dikejar Selanjutnya

Kepuasan masih sangat jauh dari apa yang saya rasakan saat ini. Faktanya masih banyak sekali ibu-ibu di luar sana yang tak tersentuh internet yang belum mengetahuin keganasan Congenital Rubella Syndrome. Faktanya masih ada banyak keluarga yang kesulitan dalam mengupayakan rehabilitasi untuk mengatasi dampak dari Congenital Rubella Syndrome karena keterbatasan ekonomi. Melihat hal-hal itu, maka berikut mimpi-mimpi saya selanjutnya:

1) Memiliki sebuah properti untuk difungsikan sebagai rumah singgah.

Tahun lalu ada satu keluarga anggota Rumah Ramah Rubella yang anaknya membutuhkan USG jantung karena jantungnya bocor dan tes pendengaran karena sang buah hati tak merespon suara. Sedihnya, mereka berdomisili di Jayapura, di mana fasilitas dan layanan kesehatan belum selengkap di Jawa. Alhasil mereka harus merogoh kocek yang cukup besar untuk biaya transportasi ke Jakarta. Beruntung ada anggota Rumah Ramah Rubella di Jakarta yang bermurah hati untuk menampung mereka di rumah. Tapi bagaimana jika anggota yang menampung sudah tak memiliki kamar kosong? Atau mungkin sedang berada di luar kota? Berarti keluarga yang jauh-jauh datang ke Jakarta harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk biaya penginapan. Maka dari itu mimpi besar jangka panjang saya adalah menyewa atau membeli sebuah properti untuk rumah singgah. Saya berpikir rumah singgah ini tentu akan sangat bermanfaat dan membantu para anggota Rumah Ramah Rubella yang jauh-jauh datang dari luar pulau untuk mengobati buah hatinya. Mimpi saya adalah bisa mengumpulkan donatur yang murah hati dan bersedia membantu mewujudkan mimpi ini. Rumah singgah yang ada dalam benak saya tak perlu mewah. Yang penting bisa menjadi tempat berteduh dengan nyaman dan kekeluargaan. Rumah dengan 2 kamar rasanya sudah cukup. Saya berharap kelak rumah singgah ini dapat tersedia di 2 kota tujuan utama para orangtua di Rumah Ramah Rubella untuk pengobatan dan rehabilitasi, yaitu Jakarta dan Yogyakarta.

Kira-kira properti seperti ini yang saya bayangkan untuk rumah singgah Rumah Ramah Rubella: 2 kamar, 1 kamar mandi, luas bangunan 75 m2, dan luas area 90 m2. Gambar diambil dari website Mimpi Properti di sini.


2) Membuat pamflet tentang infeksi TORCH pada ibu hamil.

Saya masih belum pernah melihat ada rumah sakit, rumah sakit bersalin, atau puskesmas yang membagikan pamflet tentang serba-serbi infeksi TOCRH pada ibu hamil (penularan, pencegahan, dampak). Ini menjadi mimpi saya selanjutnya, untuk bisa membuat dan menyebarkan pamflet sebagai media sosialisasi. Saya membayangkan akan menentukan koordinator Rumah Ramah Rubella di tiap daerah. Masing-masing koordinator bertugas untuk menjalin jaringan dengan rumah sakit, rumah sakit bersalin, dan puskesmas setempat serta menyebarkan pamflet-pamfletnya di sana. Sebetulnya Rumah Ramah Rubella pernah membuat pamflet tentang Congenital Rubella Syndrome. Namun, karena keterbatasan biaya, kami tak mampu mencetak banyak untuk seluruh daerah di Indonesia. Pamflet-pamflet kami yang tercetak masih sebatas diberikan pada audience saat kami mendapat kesempatan berbagi di perusahaan atau instansi. Mimpi ini tergolong lebih mudah untuk dikejar daripada mimpi untuk membuat rumah singgah. Saat ini saya sedang berusaha mencari perusahaan atau lembaga dengan CSR yang sekiranya bersedia membantu kami mewujudkan mimpi ini.


3) Membuat website Rumah Ramah Rubella

Mimpi ini mungkin adalah yang paling realistis untuk jangka waktu ke depan. Saya ingin sekali membuat website untuk Rumah Ramah Rubella sehingga materi, artikel, dan informasi yang ada di Group Facebook lebih tertata dengan apik dan rapi. Memang, ada begitu banyak jasa pembuat website dengan harga terjangkau. Tapi saya pikir lebih baik menunggu sampai uang kas kami terkumpul untuk membuat website yang sekalian bagus dengan fasilitas-fasilitas berikut:
  • Forum: Supaya user bisa saling mengobrol.
  • Easy sharing: Supaya pengunjung dapat share artikel atau men-tweet link komentar menarik yang ada di forum dengan mudah.
  • Membership: Sistem ini untuk memudahkan jika kelak pengurus Rumah Ramah Rubella memutuskan bahwa member juga bisa membuat konten tulisan
  • Security yang baik sehingga tidak mudah di-hack.
  • Simple commerce: Supaya di kemudian hari website ini dapat dikembangkan untuk misalnya menjual items kampanye untuk fund raising.
  • Database user: Untuk membangun database dari user sekaligus memuat profilnya.
  • Social login: Supaya user bisa login dengan akun Twitter atau Facebook nya.
  • Kemudahan untuk mengakses bagi user yang buta warna atau buta total dengan membuat setiap elemen di dalam website sesemantik mungkin dengan progressive enhancement.
Untuk website ini, kami juga sedang mengusahakan dana nya. Sampai itu bisa terwujudkan, maka saya akan mengoptimalkan share informasi dan sosialisasi di Facebook Group Rumah Ramah Rubella dan blog personal saya.

Saya dan Mimpi

Sejak dianugerahi keikhlasan atas kondisi putri saya, sosialisasi infeksi TORCH, khususnya Rubella, pada ibu hamil telah dan akan terus menjadi mimpi untuk dikejar dan diwujudkan. Ada yang berkata pada saya, "Kalo kamu jalan sendiri gak didukung pemerintah, mana bisa? Susah lah!" Ya, saya sadar benar ini tidak akan mudah. Tapi, butuh lebih dari itu untuk menghentikan saya. Buat saya mimpi itu bukan untuk sekedar diangankan, tapi wajib dikejar dan diusahakan supaya terjadi benar. Saat ini Rumah Ramah Rubella belum genap berusia 1 tahun, tapi kami sudah memiliki lebih dari 2000 anggota. Saya optimis kami akan bahu-membahu mengejar mimpi ini bersama. Saat ini saya berusia 25 tahun. Saya optimis saya punya banyak waktu mengejar mimpi ini untuk kesejahteraan ibu dan anak yang lebih baik, jika Tuhan mengizinkan saya berumur panjang. Saya optimis bukan karena saya merasa diri saya hebat. Tidak sama sekali. Saya hanya tau: saya tak akan berhenti.

Ini quotes yang selalu mengingatkan saya untuk terus mengejar mimpi.

Sumber
Sumber

Nah, bagaimana dengan kamu? Apa mimpi mu? Langkah-langkah apa yang sudah kamu tempuh untuk mengejar dan mewujudkannya? Mari bagikan mimpi mu di Blog Kontes Mimpi Properti. Simak ketentuannya di sini ya. Mari bersama mengejar dan mewujudkan mimpi! :)





40 comments:

  1. Wiiih saya selalu kagum membaca tulisanmu mak...lengkap, komplit, inspiratif...semoga menang ya TFS mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wiihh, aku malah yg makasih loh Mak mau mampir ke sini dan baca sampai abis ^_^ Aminnnnn doanyaaa :D

      Delete
  2. Mak, gess aku suka dengan mimpimu yang terarah dan konsisten..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Puji syukur, Mak Qachan, ini mimpi bersama kok. Thank God aku punya tim yg solid :))

      Delete
  3. Mak Gees, alam semesta akan berkonspirasi untuk mendukung mimpimu. Keren, kereen, kereeeen....!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku jadi inget sama Vicky nya Saskia Gotik deh baca kata 'konspirasi' hihihi. Amin, Mak doanya, mestakung ya semoga :))

      Delete
  4. Replies
    1. Bantuin aminkan ya, Mak. Itu mimpi kami bersama :))

      Delete
  5. semoga mimpi mimpi emak ubii bisa terwujud semua ya mak... aminn

    ReplyDelete
  6. Slalu salut padamu mahmud Mami Ubii...smoga mimpime melangit dan mewujud atas dukungan semesta...sukses ngontesnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, Bi Oph. Makasih banyak ya kunjungan dan doanya :*

      Delete
  7. Ganbatte... semoga mimpinya tercapai...

    ReplyDelete
  8. amazing!postinganmu langsung masuk posting teratas buat lomba ini mak..sukses yak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiinn, makasih ya Mak Diba doanya :D Sukses untukmu jugaaa :**

      Delete
  9. super duper keren bingitzz, Wish your dreams come true.

    ReplyDelete
  10. Mbak ges mantep dah ikut kontes mimpi properti juga, oh iya mbak ges mungkin keinginan mbak ges bikin website dg konsep kaya diatas apa seperti ini contohnya? http://www.demo1.diaboliquedesign.com/5/ . Mampir lg di postingan aku mbak http://myhasanfauzi.blogspot.com.es/2014/08/dream-plan-and-action.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mas Hasan. Ternyata ikutan juga yes. Aku udah mampir ke tulisanmu barusan. Keren banget deh. Makasih yaa udah mampir ke sini. Kita langganan saling mampir nih, asik banget. Moga-moga silaturahmi ini terus terjaga ya Mas Hasan ^_^ Iya, kurang lebih kayak gitu mas contoh website nya :D

      Delete
  11. Luar biasa impiannya mak Ges. Sukses ya mengejar impian ^^

    ReplyDelete
  12. Mimpi yang sangat mulia mak...sungguh luar biasa

    ReplyDelete
  13. mimpi yang luar biasa mak....speechless

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bantuin aminkan ya, Mak Wida :p *maksa* hihihi. Makasih kunjungannya ^_^

      Delete
  14. aku gak nonton waktu di kick andy nih ketinggalan infonya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tonton di YouTube bisa loohh, Mak Lid *padune pengen ditonton* Hihihihi

      Delete
  15. aaamiin, semoga impiannya tercapai ya mak :D

    ReplyDelete
  16. aamiin semoga terwujud, sukses terus ya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiinn, makasi banyak doanya, Mak Dame. Back at you yes :))

      Delete
  17. keren mak, semoga semuanya bisa berjalan lancar dan mimpi2nya terwujud semua.
    Satu hal yg ingin saya tanyakan, apakah bayi dlm kandungan yg terinfeksi TORCH ini bisa dideteksi lewat USG?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, makasi doanya Mak Santi. Yg terdeteksi kandungan setauku bukan apakah terinfeksi TORCH nya atau enggak tapi apakah ada kelainan bawaan misalnya jantungnya atau organ lainnya kurang sempurna :)

      Delete
    2. oo gitu... makasih ya mak Grace. Pelcum utk ubii :)

      Delete

Thank you for giving your comments. Means A LOT to me. If you ask me a question in this comment section, but need answer ASAP, please poke me on my Instagram @grace.melia ^^