Monday, February 26, 2018

What Does Being A Mother Mean To You?


Pertanyaan itu dilontarkan pada saya oleh Facebook Team saat interview di rumah saya minggu lalu. "Does it mean that you have to be strong, be around, and know everything all the time?" they added. For me personally, the answer is NO.


Saya nggak pernah ngerasa tahu yang terbaik dan tahu segalanya every-single-time. Saya sering bingung. Harus ngapain ya ngadepin anak yang tantrum di mall diliatin orang banyak? Harus gimana kalau mereka nggak mau makan? Harus gimana ngajarin toilet training? Harus gimana menjelaskan hal-hal sesederhana mungkin? And there are so may hows that follow.


Saya juga nggak ngerasa bisa selalu kuat, tegar, sabar, or whatever you call it di depan anak-anak. Saat saya capek lahir batin banget, saya jadi nggak sabaran. Yang biasanya bisa ngingetin dengan nada ramah, jadi naik dan ngegas. Kalau ternyata mereka nggak 'nurut' juga, saya jadi membentak.

For me, that's acceptable. Yang saya usahakan banget-banget adalah jangan sampai saya main fisik 'hanya' karena saya nggak bisa mengelola hati yang negatif lalu melampiaskan ke anak-anak.


Baca: Personal Target, Mengelola Amarah

Setelah marah-marah, saya akan minta maaf. Tadi Mami capek banget jadi galak dan marah, maaf ya, lalu peluk. 

Saat saya sedih karena bertengkar dengan Adit sampai saya menangis, saya nggak bisa selalu sembunyi. Kadang air mata udah keluar aja sebelum sempet lari ngumpet dan Aiden udah kadung memergoki.

I normally won't lie. I won't say that I am okay. Saya akan bilang Mami sedih karena Mami dan Papi sama-sama marah. 

For me, that's acceptable. Yang saya upayakan banget adalah jangan sampai saya menjelekkan Adit di depan anak-anak. Kami sama-sama marah maka Mami menangis, tapi itu nggak apa-apa dan saya akan minta dipeluk sama Aiden.


Saya nggak pernah mikir bahwa jadi ibu itu artinya harus selalu kuat dan tahu segalanya yang terbaik, karena memangnya bisa? Ini pertanyaan buat saya sih, emangnya saya bisa kaya gitu? Dan nggak, saya nggak bisa.

"What does being a mother mean to you?"

It's like heaven and hell at the same time. 

Banyak banget momen, kenangan, kejadian, dan pelajaran yang sangat bikin hangat, ketawa, dan bahagia. Vice versa, banyak juga momen di mana saya ngerasa astaga berat amat yak jadi ibu. Ternyata emang nggak ada gampang-gampangnya sama sekali, pening pening pening!

And this one might sound cheesy as hell, but for me, being a mom makes me realise ternyata saya bisa cinta sama orang lain lebih lebih daripada saya sayang sama diri saya sendiri.

SEE NORAK YA! HAHAHA.


Tapi saya ngerasain itu di saya. Nggak kebayang sama sekali bahwa saya bisa kaya gini. Sesayang ini sama makhluk hidup lain yang padahal sering bikin saya campur aduk bingung and whatnot. Nggak kebayang like at all saya bisa sesayang ini sama makhluk yang saya lahirkan sampai saya jadi pengin untuk terus beresin hidup saya biar mereka bahagia saya yang jadi ibu mereka. Biar mereka bilang I love you, Mom not because they have to, but because they want to.

Beresin hidup ini definisinya luas banget buat saya.

Salah satunya dengan menyadari titik didih saya. Ada momen-momen di mana saya udah fed up sama segala macam urusan dan udah nggak bisa mengeluarkan aura positif lagi sama siapa pun sama sekali. 

Momen kaya gitu nggak mempan kalau hanya dibuat tidur, buat saya. I'm that kind of person yang sebenernya selalu butuh waktu buat menyendiri kadang-kadang, terutama kalau udah super penat sama semuanya. 

So I'll go alone having time for myself.

Baca: When Being A Mother Isn't Enough

Pernah nggak jelas banget saya jalan-jalan ke mall. Nggak beli apa-apa. Cuman lagi ngerasa suntuk luar biasa dan butuh ngobrol sama orang lain yang nggak bahas anak, kerjaan, komunitas, atau apa pun. Di mall pas ada semacam expo or such, banyak booth promosi yang bisa trial. Saya coba-cobain aja tuh banyak hal.


Saya cobain mobil (padahal jelas tidak beli). Saya mendengarkan SPG nya ngomongin fitur-fitur mobilnya apa aja panjang lebar. Saya cobain ikut tes untuk menemukan bakat gratis, kebetulan itu pas ada semacam lembaga yang nyediain service tes bakat. Terus saya menyimak penjelasannya. Waktu itu juga ada stage di expo nya. Ada sekolah/kursusan musik yang murid-muridnya pada perform satu-satu. Nggak tahu itu dalam rangka apa, ujian naik level apa gimana. Ada yang perform main keyboard, ada yang drum, etc. Saya duduk di kursi penonton. Sebenernya saya juga nggak ngerti musik. Tapi saya nonton aja. Ikut tepuk tangan, ikut komentar wah bagus ya and such sama orang yang duduk di samping saya. 

Wah ternyata asyik banget, in my opinion.

I'm not that kind of mom who's always be physically around. 

Saya sayang sama anak-anak, tapi saya juga sayang sama diri saya sendiri. Saya butuh waktu personal biar bisa waras untuk diri saya sendiri, dan selanjutnya kewarasan itu bakal terefleksikan ke anak-anak. 


"Does it mean that you have to be strong, be around, and know everything all the time?"

For me, no.

Saya kepengin anak-anak saya tahu bahwa ibu mereka manusia juga, yang bisa kesandung, bisa fucked up, bisa marah, bisa bingung, bisa desperate. 

But, I want them to also know that I would never stop trying to make them feel happy and loved just the way they are, dengan standard saya. Bukan pakai standard mama lain.

So, what does a being a mom mean for you?




Love,





14 comments:

  1. Terharuuu pas baca bagian "Biar mereka bilang I love you, Mom not because they have to, but because they want to" huhu pingin nangis jadinya antara kangen ibu sama pingin punya anakkkk �� etapi terus inget belum ada bapaknyaa (?)

    ReplyDelete
  2. Jadi ibu adalah anugerah terbesar yang sudah diberikan olehNya. Apalagi kalau banyak di luar sana yang belum merasakan betapa bahagianya jadi ibu.

    ReplyDelete
  3. Jadi ibu itu like roller coaster. Banyak hal yang harus saya ubah pola pikir. Untuk me time, saya pun harus melibatkan anak.

    ReplyDelete
  4. setuju yah, jangan sampai ngejelekin suami di depan anak... aku pernah nangis dan Juna lihat, dia bilang : "mamah nangis? ayah nakal?"

    terus anaknya bakalan cemberut... pernah bilang : "ayah pegi sana!"

    ReplyDelete
  5. Hiks, aku terharu bacanya. Ternyata aku tak sendiri dalam hal not always being around for my kid, karena aku butuh kewarasan juga dan agak menjauh dari hal yang berhubungan dengan anak.

    ReplyDelete
  6. Terharu bacanya. Postingan kali ini bener-bener membuat gua tersadar akan betapa besarnya cinta seorang Ibu terhadap anaknya.

    ReplyDelete
  7. Ini yang aku cariii! Tadinya mau nanya kak Gesi gimana kalo lagi marahan sama Adit di depan Aiden. Terus aku sedih karena..
    Kalau berantem ayah bundaku ga mau jujur sama anak-anaknya, mereka nggak mau terbuka sama kita. Ya gimana atuh kan ini hubungan dua jalur, kalau mereka gak percaya dan respect sama kita untuk urusan perasaan, otomatis kita pun nggak. Nggak ada anak anaknya yang pernah cerita soal perasaan sama ortunya di rumahku, karena nggak ada yang ajarin.

    Sedih ga kakkkk :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok sama ya. Hehe. Aku juga sama sekali ga pernah cerita ke orangtua. Malah temen yang tau aku lebih banyak daripada orangtua sendiri. Karena memang aku yang salah atau orang tua yang salah karena dari kecil memang ga ada keterbukaan aku juga ga ngerti. Kayanya kaku banget kalau mau cerita apa-apa ke orang tua. Takut orang tua marah lah, takut mereka malah menyalahkan kita dsb. Karena biasanya kita cerita kan karena ada masalah dan butuh solusi. Sampai jadinya aku sampe pernah buat masalah dan orang tua marah sampai bilang hal yang buruk dan bikin sakit hati. Padahal saat itu walaupun salah aku juga butuh dukungan. Tapi aku ingin kalau punya anak nanti anak aku deket sama aku bukan malah temen yang tau segalanya. Gimana ya caranya...

      Delete
  8. Aaah setuju bgt mami gesii, kadang setelah nggak sengaja bentak anak lamgsung kepikiran "gue gagal jadi ibu yang baik". Padahal manusia biasa wajar kalau marah dan lelah ya. Hiks hiks. Semoga kita bisa pribadi yang lebih baik.

    ReplyDelete
  9. Aku baru banget ngerasain jd seorang ibu kak..baru banget..5 bulanan..dan aku stuju sma kak gesi, sblumnya aku ga pernah secinta ini sma orang lain..semau berkorban ini sma orang lain..tp buat anakkku aku mau..rela gendongin berjam jam sambil nyanyi smpe mulut berbusa sambil nahan kram kaki..rela kabangun pas lg pules nya tidur cuma buat kasi susu..pdahal yg sblm nya klo udh tdur tuh ga bsa pke acra kbngun apapun alesannya..rela nahan laper demi sibuk pumping asi.. Uuuhh being a mom is magic lah kak ges buat akuu

    ReplyDelete
  10. Mba, aku jadi inget film Bad Moms-nya Mila Kunis :)

    ReplyDelete
  11. Pertanyaannya sederhana ya tapi kalau ditanya langsung saya bakal bingung juga mau jawab apa..

    ReplyDelete
  12. It's like heaven and hell at the same time.. Mam Gesi so thankyuu.. aku kek nemuin "ah iya pas bgt emang gitu rasanya jadi seorang ibu" :'D

    ReplyDelete
  13. Iya gak bisa selalu kuat ya kita karena kita Ibu yang juga sering lelah dan bisa marah, sedih, dll

    ReplyDelete

Thank you for giving your comments. Means A LOT to me. If you ask me a question in this comment section, but need answer ASAP, please poke me on my Instagram @grace.melia ^^