Sunday, July 31, 2016

Me Time Ibu-Ibu Ala Saya

*Curhat alert* Belakangan ini hasrat saya untuk punya me time semakin bertambah terutama setelah Kakak Ubii punya jadwal terapi setiap hari, kecuali Minggu. Jangan kira tugas membawa Kakak Ubii terapi itu cukup hanya dengan mengantar saja yah. Di sesi terapi, saya harus aktif juga jadi cheerleader supaya Kakak Ubii ikut semangat.

Baca: Tips Mendorong Anak Menikmati Fisioterapi


Setelah sampai rumah, saya gantian memegang Adik Aiden yang super aktif itu. Belum kalau malamnya Kakak Ubii susah tidur dan baru tidur jam 11-12 malam. Rasanya capek luar biasa, lahir dan batin.

Wednesday, July 27, 2016

Sensory Play: Mie Warna-Warni

Serunya punya dua bocah yang perkambangannya mirip-mirip adalah saya jadi cari-cari kegiatan yang bisa untuk main Kakak Ubii dan Adik Aiden sekaligus. Nggak selalu sih, tapi ya seminggu sekali minimal main bareng lah. *kalau saya pas nggak kumat malasnya, of course!*


Saya selalu jatuh cinta dengan sensory play. Plus, sensory play ternyata bikin anak-anak saya excited. Jadi kami main sensory play lagi, kali ini dengan Mie Warna-Warni. Anak-anak saya sumringah banget. Dan saya punya PR bersih-bersih yang dahsyat setelah itu. LOL.

Saturday, July 23, 2016

Catatan untuk Para Orangtua: Dulu Saya Pernah Menjadi Karin Novilda

Belakangan ini timeline medsos saya ramai membicarakan Karin Novilda. Karin, gadis SMA Jakarta ini memang sukses menyedot perhatian jamaah. Yang masih remaja, serentak mengidolakan dia dan menunggu update-an di IG nya @awkarin dengan setia. Yang sudah emak-emak, rata-rata (sejauh ini yang saya amati) merasa prihatin dan berpandangan bahwa Karin adalah bad example untuk remaja.

Saya juga emak-emak. Anak saya sudah dua. Masih balita semua. Melihat medsos Karin dengan segala kontroversinya, tentu saya mengernyitkan dahi dan membatin, "Idih, lebay dasar!". But on the other hand, saya merasa kurang adil jika dia dihujat sedemikian rupa.


Saya pernah menjadi Karin Novilda di zaman kimcil saya.

Friday, July 22, 2016

Diari Papi Ubii #2: Is Video Game Really That Dangerous?

Hola! Today is the time for Diari Papi Ubii #2 - di mana blogpost ini akan berisi tulisan Adit, suami saya. Dua minggu lalu, Adit menulis tentang apa yang dia rasakan saat harus berdamai dengan kondisi Ubii yang berkebutuhan khusus.


Ternyata Diari Papi Ubii #1 itu dapat respons yang bagus. Views, comments, dan shares nya malah melebihi tulisan saya. Siyal. *Now you got that spotlight you talked about, Pi!* Karena ternyata tema seputar family yang ditulis Adit oke responsnya, saya pun menyodorkan tema tentang family lagi ke Adit untuk bahan Diari Papi Ubii #2 ini. Tapi, di tengah jalan, Adit bilang kepengin menulis tentang Pokemon Go, or gaming in general.


So, yaudah, selamat menikmati tulisan Adit tentang game yah! :)

Wednesday, July 20, 2016

Ketika Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus Melihat #HariPertamaSekolah

Helloooo! Ya ampun, #GesiWindiTalk sudah libur berapa kali yah! Padahal dulu saya dan Windi janjian #GesiWindiTalk itu tayang seminggu sekali. Sungguh durjana banget kemalasan kami ini emang! 

Sempet bingung deh mau bahas apa di blog kami. Tengok-tengok timeline FB, kayaknya yang sedang hot sekarang adalah #HariPertamaSekolah. Di timeline FB saya banyak banget ceritanya. Mulai dari PAUD, TK, dan SD. Yang SMP dan SMA belum liat sih. 


So, deal, hal itu kami jadikan tema buat #GesiWindiTalk kali ini yah!

Monday, July 18, 2016

Our Experience: Hipnoterapi Pasutri

Di beberapa postingan sebelumnya, saya pernah menyinggung tentang hipnoterapi pasutri. Hipnoterapi pasutri tersebut saya ikuti bareng dengan Adit saat hubungan kami sedang blangsak-blangsaknya. Momen kelam deh itu pokoknya. 


Ternyata kemudian ada beberapa teman yang menanyakan tentang hipnoterapi yang kami ikuti ini karena hubungan mereka dan pasangannya masing-masing sedang di ujung tanduk. Daripada dijawab satu-satu tiap ada yang nanya, saya ceritakan di sini ya...

Monday, July 11, 2016

DIY Color Sorting dengan Stik Es Krim

Saat ini di kelas okupasi terapinya, Kakak Ubii sedang belajar memasukkan donat ring ke tiangnya. Tau kan donat ring? Itu mainan sepanjang masa banget. Mau versi murah banyak banget, versi mahal di ELC dan lain-lain juga banyak. Donat ring itu banyak banget manfaatnya. Bisa untuk latihan memasukkan-mengeluarkan (menggenggam, motorik halus), mengenal warna, berhitung, dan lain-lain.

Adik Aiden belakangan ini suka ngintilin kakaknya beraktivitas. Kakak Ubii ke mana, Adik Aiden mengekor. Kakak Ubii pegang mainan atau barang ini, Adik Aiden ikut penasaran terus pegang juga. Well, merampas sih, lebih tepatnya. LOL.


So, I thought, let's make something yang sesuai dengan pelajaran Kakak Ubii di kelas okupasi terapinya dan sekaligus bisa untuk main Adik Aiden juga: DIY Color Sorting dengan Stik Es Krim.

Friday, July 8, 2016

Diari Papi Ubii #1: Through Those Darkest Hours, I Found Home

Hola! Seperti yang sudah saya ceritakan di post sebelumnya, si Adit juga mau ikut nulis di blog Diari Mami Ubii ini. Tulisan-tulisannya akan berlabel Diari Papi Ubii. And, here's his first writing. 


Tema pertama yang ditulis Adit adalah tentang perasaannya memiliki anak berkebutuhan khusus, Ubii. Selama ini yang kami ceritakan adalah mainly dari point of view saya sebagai Mami Ubii. Meanwhile, cukup banyak juga yang menanyakan gimana perasaan Adit sebagai ayah, how he handled his feeling, and so on and so forth.


Jadi itulah tema yang saya sodorkan pertama kali buat Adit.

Tuesday, July 5, 2016

Introducing Diari Papi Ubii

Hola! Di postingan ini, saya mau cerita sedikit aja tentang kategori baru yang bakal ada di blog saya, Diari Mami Ubii. Kategori baru ini nantinya bakal berisi tulisan-tulisan Adit, suami saya, Papi anak-anak saya. 100% from him.


Jadi, Adit tuh sebenarnya punya hobi yang sama kayak saya, menulis. Justru Adit malah sudah mulai menulis jauh sebelum saya mulai, yaitu saat masih kuliah. Dulu dia sempat jadi kontributor sebuah majalah bertema sastra dan linguistik gitu deh. Pernah juga sekali jadi kontributor flight magazine. Sedangkan saya baru serius menulis (alias ngeblog) malah baru tahun 2012-2013an.

So, I thought, "Why doesn't he start writing again?" Right?