Saturday, January 31, 2015

Pemenang Giveaway Kado Yang Aku Mau Adalah...


Ada nggak yang nunggu-nunggu hari ini? Harusnya sih ada. Siapa? Kamu.. Iya kamu. Kamu yang ikutan Giveaway Kado Yang Aku Mau di blog Mami Ubii bareng JNE ini. Kalau kamu nggak nungguin, aih, kurang greget dong semangatnya. Huehehehe. Once again, Mami Ubii pengen bilang (lagi) makasih sebanyak-banyaknya buat ceman-ceman yang udah ikutan. Semua kado yang diharapkan, yang kamu tuliskan di blogpost, ikut Mami Ubii aminkan. Semoga terkabul dengan berkah ya. Rezeki nggak pernah salah alamat, kata sahabat saya. Jadi, aminkan ajah!

Sebelum nembak langsung siapa pemenangnya, saya pengen cerita ngalor ngidul dikit atau banyak yah? Tema Giveaway Kado Yang Aku Mau ini kan luas banget ya. Blogger bebas mau cerita apa aja yang mereka harapkan setengah mati. Berhubung kita-kita adalah blogger yang intim banget sama yang namanya internet, saya sudah nebak pasti banyak deh wishlist berupa barang untuk menunjang kegiatan di dunia virtual, seperti laptop dan smartphone. Ternyata tebakan Mami Ubii jitu sekale sodara-sodari. Gadget banyak banget jadi wishlist. Printilan pendamping gadget juga included macam meja komputer, powerbank, atau casing smartphone.

Sunday, January 25, 2015

Peserta Giveaway Kado Yang Aku Mau


Yak, akhirnya selesai juga Giveaway Kado Yang Aku Mau. Terima kasih ya sudah ikutan. Nggak nyangka pesertanya bisa tembus sampai 100 lebih. Asik asik asik *sujud syukur mimbik-mimbik* Baru sekilas intip-intip beberapa cerita, belum semuanya. Ada yang bikin ngakak, ada yang bikin terenyuh. Nano-nano deh pokoknya! Ada cerita apa aja yaaah? Apakah ceritamu sudah saya list di sini? :)) Yuk, mari kita intip bersama.

Giveaway Kado Yang Aku Mau


Happy New Year 2015! Selamat menapaki tahun 2015! Semoga tahun ini menjadi berkah untuk kita semua yah, gaes. Amiinn. Untuk menambah semangat dan keceriaan di tahun baru ini, saya mau bagi-bagi hadiah. Siapa mauuu? Ngacung!

Cerita dulu ah sedikit. Di tahun 2015 ini saya berharap banget bisa mendapat kado berupa travel bag bergambar Hello Kitty untuk Ubii. Ubii itu nggak punya tas baju sendiri kalau ke mana-mana. Jadi kalau liburan, baju-bajunya jadi satu dengan baju saya dan Papi Ubii. Tas baju kami jadi penuh sesak dan saya harus menggulung tiap baju kecil-kecil banget supaya semua bisa muat. Nah, makanya saya berharap banget dapat kado berupa travel bag Hello Kitty. Kenapa Hello Kitty? Jelaass, saya kan pecinta fanatik Hello Kitty. Hohoho. Saya sih berharapnya Papi Ubii lah yang memberikan kado ini. Kan banyak tuh online shop yang jual aneka macam tas mulai dari tas baju, tas sekolah, tas cantik, dan kawan-kawannya. Tinggal pesan, bayar, dan tunggu deh tas nya datang dengan jasa pengiriman barang. Dan saya pun tersenyum puas. BLAR!

Kalau temans, gimana? Yuk ikutan berbagi cerita di Giveaway Kado Yang Aku Mau ini. Caranya:

Ceritakan kado apa sih yang paling kamu mau di tahun ini. Apa alasannya? Boleh dari suami, orangtua, sahabat, pacar, atau mantan pacar *eh* Ceritain aja pokoknya yah!

Thursday, January 15, 2015

KEB: Keluarga Emak Blogger


Pertama kali saya tau tentang KEB adalah saat saya nggak sengaja membaca tweet teman saya dengan hashtag #UpdateEmak sambil mention akun Twitter KEB. Karena pada dasarnya saya dikaruniai bakat kepo, jadi saya cari tau dong, apaan tuh KEB. Oh, ternyata komunitas blogger untuk perempuan, toh. Berhubung saat itu saya sedang mulai ngeblog lagi setelah vakum sekian lama sejak kuliah, saya jadi pengen gabung. Yang ada di pikiran saya saat itu hanya, iseng-iseng saja.

Singkat cerita, saya segera message Mak Sary Melati untuk minta gabung dan disetujui. Horeeee. And, there I was, being the member of KEB since 2013. Pertama gabung ya standard aja. Saling ngepost link blogpost di Wall KEB, saling mengkomen, dan saling blogwalking. Pelan-pelan, saya mulai merasa bahwa para Emaks di KEB ini nggak sekedar mampir ke blog saya. Tapi, mereka (berusaha ikut) merasakan perjuangan saya mengasuh Ubii, menyemangati, dan mendoakan. Siapa sih yang nggak senang saat membaca kalimat-kalimat doa kebaikan untuk anak kita yang sedang berjuang? Pasti senang lah ya. Terharu juga. Padahal kan nggak kenal beneran. Padahal kan belum pernah ketemu. Padahal ini dan padahal itu.

Saya akhirnya berkesempatan menerbitkan buku tentang perjalanan mengasuh Ubii dalam buku berjudul Letters to Aubrey. Mengingat betapa Emak Blogger sangat suportif dan ikut mendoakan selama ini (baik lewat komen blog dan jalur pribadi), rasanya nggak mungkin saya nggak menyebutkan KEB dalam ucapan terima kasih saya di buku Letters to Aubrey. Saya menanyakan pada Mak InJul, apakah boleh. Mak InJul menjawab boleh banget. Ah, syukurlah diizinkan. Yah, memang hanya ungkapan terima kasih sederhana yang bisa saya lakukan. Semoga sudah cukup untuk KEB tau bahwa saya sangat berterima kasih atas dukungan mereka.

Monday, January 12, 2015

Jangan Ucapkan Ini pada Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus


Menunjukkan perhatian itu baik. Sangat baik. Namun, kalau ditunjukkan dengan cara yang kurang tepat, maksud baik kita bisa jadi nggak tampak, ya? Hal inilah yang kerap saya temui, dengar, dan rasakan seputar mengasuh Ubii dengan kebutuhan khususnya. Hal ini ternyata juga dirasakan oleh banyak sekali orangtua dengan ABK di Rumah Ramah Rubella. Tulisan ini adalah hasil saling sharing dengan mereka.

Ketika amprokan dengan teman di jalan yang baru tau kondisi Ubii, biasanya mereka komentar, "Kasihan banget anakmu, Ges." Hmmm. Sejujurnya, saya PAHAM, tentu mereka nggak bermaksud buruk. Mereka hanya ingin menunjukkan empati tapi mungkin sulit menemukan kata-kata yang tepat. Honestly, kami, para orangtua dengan ABK, sudah sebisa mungkin memperbanyak tabungan keikhlasan, menduplikasi kesabaran, dan menebalkan telinga. Tapiiii, sebagai manusia, tentu ada dong saat-saat di mana tabungan kesabaran, keikhlasan, dan semangat kami menipis dan butuh dire-charge. Di saat butuh re-charge seperti ini, dengar kata-kata kasihan kasihan kasihan (nada Upin-Ipin), sakitnya tuh... di sini. :')))

Nah, jadi apa-apa saja sih yang sebaiknya nggak diucapkan, ditanyakan, atau ditunjukkan pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus?

Sunday, January 11, 2015

Ujian Bernama Implan Koklea

Seorang dosen favorit saya suatu saat pernah bikin status, "If life were easy, what's the point of living?" Setuju, nggak? Saya sih setuju. Ujian dan tantangan dalam kehidupan membuat hidup lebih berwarna. Membuat saya menyadari apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi ujian tersebut dan melakukan usaha semaksimal mungkin untuk bisa lulus dari ujian itu. 

Ujian terbesar dalam hidup saya dimulai saat mengetahui bahwa Ubii positif Congenital Rubella Syndrome dengan segala dampak yang mengikuti: kebocoran jantung, retardasi psikomotor, gangguan pendengaran/tuli sangat berat, dan mikrosefali. Tuhan Maha Baik, dalam menghadapi ujian itu, keluarga nggak pernah lepas tangan. Mereka selalu mendukung, baik berupa moril dan materiil. Kalau nggak ada keluarga (orangtua, mertua, nenek, dan lain-lain), entah apa kami masih bisa kuat. Tuhan Maha Menolong. Kebocoran jantung Ubii tipe PDA dan ASD pelan-pelan menutup dengan sendirinya, tanpa butuh treatment berupa operasi apa pun. 

Tapi, bukan berarti kami sudah lulus ujian. Ketinggalan motorik dan kognitif Ubii bisa dibilang masih cukup jauh. Di usianya yang hampir 3 tahun (Mei 2015), Ubii masih belum bisa duduk sendiri dari posisi tidur/telentang. Menyeimbangkan badan saat didudukkan - ia sudah bisa. Namun, proses menuju duduk - ia belum bisa. Saya hitung-hitung, ini sudah hampir 20 bulan Ubii menjalani fisioterapi dengan agenda belajar duduk. Masih belum membuahkan hasil. Kata dokter, sebetulnya tangan, kaki, dan punggung Ubii sudah kuat/baik. Masalah utamanya adalah di otak. Otak Ubii, dengan pengapuran dan pembengkakan di beberapa area, ternyata belum bisa memerintahkan anggota tubuhnya untuk duduk. Masalah ada di command center, which is as we know, di otak. Ubii belum bisa mengingat bagaimana proses duduk. Jadi, satu-satunya jalan adalah, jangan berhenti fisioterapi, which we're doing continuously. 

Thursday, January 8, 2015

Tips Menambah Berat Badan Anak


Di buku Letters to Aubrey, salah satu kisah yang saya ceritakan adalah tentang betapa galaunya saya karena berat badan Ubii benar-benar stuck jalan di tempat selama 3-4 bulan. Saya masih ingat betul, memasuki usia 4 bulan sampai Ubii berusia 7 bulan, beratnya tetap di 4,7 kg saja. Setelah mencari tahu penyebabnya dan melakukan pengobatan, pola makan Ubii kemudian diperbaiki. Akhirnya kini berat badannya mulai baik dan konsisten naik, walau sedikit-sedikit. Sejak itu beberapa pertanyaan ditujukan pada saya tentang apa yang saya lakukan untuk memperbaiki berat badan Ubii. Mungkin bukan hal yang baru sebetulnya. Saya share di sini barangkali bisa bermanfaat. :)


Pertama-tama, kita perlu mencari tahu terlebih dulu kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan berat badan anak kita segitu-segitu aja. Dari pengalaman saya mengasuh Ubii dan hasil diskusi dengan dokter serta ahli gizi, hal-hal berikut ini bisa menjadi penyebab: